Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/178

Halaman ini tervalidasi

158

  1. Jan + S + P + {O pel} + Lo + Ket
  2. Jan + S + Lo + Nan + P + {O pel} + Ket

Dari pola 3 di atas dapat dilihat bahwa jika larangan ditekankan pada S, kata nan harus dipakai, seperti:

(100) Jan ang lo nan basikareh arang.
jangan-kamu-pula-yang-bersikeras-arang
'Jangan kamu pula yang bersikeras arang'.
(101) Jan ang lo nan sansai.
jangan-kamu-pula-yang-sengsara
'Jangan kamu pula yang sengsara'.
(102) Jan ang lo nan ka Koto Gadang.
jangan-kamu-pula-yang-ke-Kota-Gadang
'Jangan kamu pula yang ke Kota Gadang'.

Khusus untuk pola 3 di atas perlu dijelaskan bahwa jika penekanan larangannya pada S, maka orang ke dua dapat diganti dengan orang pertama atau ketiga, seperti:

(103) Jan ambo lo nan pai.
jangan-saya-pula-yang-pergi
'Jangan saya pula yang pergi'.
(104) Jan awak lo nan kareh.
jangan-kita-pula-yang-keras
'Jangan kita pula yang keras'.
(105) Jan inyo lo nan dipikek.
jangan-dia-pula-yang-dipikat
'Jangan dia pula yang dipikat'.
(106) Jan abak lo nan ka Taluak Bayua
jangan-ayah-pula-yang-ke-Teluk-Bayur
'Jangan ayah pula yang ke Teluk Bayur'.

5.2.2.3 Klausa dengan Kategori Kata atau Frase yang Menduduki Fungsi P

Seperti yang telah dikemukakan pada bahagian-bahagian terdahulu, P mungkin terdiri atas kata atau frasa golongan N, V, Bil, atau