Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/179

Halaman ini tervalidasi

159

FD. Berdasarkan itu, klausa dapat digolongkan menjadi klausa nominal, klausa verbal, klausa bilangan dan klausa depan.

a) Klausa Nominal
Klausa nominal ialah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frase golongan N, misalnya:
(107) Gaek tu pandeka.
orang-tua-itu-pendekar
'Orang tua itu pendekar'.
(108) Amai tu pagawai.
ibu-itu-pegawai
'Ibu itu pegawai'.
(109) Nan dibalinyo tapai.
yang-dibelinya-tapai
'Yang dibelinya tapai'.
(110) Nan dituntuiknyo kaadilan.
yang-dituntutnya-keadilan
'Yang dituntutnya keadilan'.

Perlu dijelaskan, bahwa kata golongan N atau kata nominal ialah kata-kata yang secara gramatikal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

(i) Pada tataran klausa, secara dominan menduduki fungsi S dan O, seperti:
Inyiak Wai manjua padi.
kakek-Wai-menjual-padi
'Kakek Wai menjual padi'.
(ii) Pada tataran frasa, kata golongan N dapat diikuti kata tu seperti:
John tu; talua tu
john-itu telur-itu
'John itu' 'telur itu'.
(iii) Pada tataran frasa, kata golongan N dapat diikuti kata-kata yang menyatakan jumlah, seperti: jambu duo buah 'jambu dua buah', kambiang duo ekor kambing dua ekor, rokok tigo batang 'rokok tiga batang', aia sagaleh 'air segelas'.
b) Klausa Verbal dan Klausa Adjektival
Klausa verbal ialah klausa P-nya terdiri atas kata atau frase verbal