Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/180

Halaman ini tervalidasi

160

atau adjektival. Walaupun Ramlan (1981) tidak secara tegas memisahkan antara kata atau frasa verbal dan kata atau frasa adjektival, namun di sini perlu dipisahkan mengingat dalam bahasa Minangkabau perilaku kedua jenis kata tersebut jelas berbeda. Perbedaannya dapat kita ikuti di dalam uraian-uraian berikut (di dalam butir ini), misalnya:

(111) Sutan Panghulu mambajak sawahnyo.
Sutan-Penghulu-membajak-sawahnya
'Sutan penghulu membajak sawahnya'.
(112) Si Karajan bajalan taruih.
si-Karajan-berjalan-terus
'Si Karajan berjalan terus'.
(113) Batang kayu di lurah tu tinggi-tinggi.
batang-kayu-di-lurah-itu-tinggi-tinggi
'Pohon di jurang itu tinggi-tinggi'.
(114) Ayia sungai tu dingin.
air-sungai-itu-dingin
'Air sungai itu dingin'.

Kata golongan V dan Adj (adjektiva) ialah kata-kata yang mempu- nyai perilaku umum sebagai berikut.

(i) Pada tataran klausa, kata golongan V dan Adj dapat menduduki fungsi P. Contoh:
mandaki 'mendaki', bakarajo 'bekerja', mangaji 'mengaji', latiah letih', landai "landai', tempang tak seimbang'.
(ii) Pada tataran frase, kata golongan V dan adj dapat didahului oleh aspek waktu: sudang manurun 'sedang menurun', alah bakarajo 'sudah bekerja', ka mangaji 'akan mengaji', sadang latiah 'sedang letih', alah landai 'sudah landai', ka tempang 'akan tidak seimbang'.

Prilaku khusus dari verba adalah sebagai berikut.

(i) Pada tataran frasa verba dapat diikuti oleh Ket cara seperti capek-capek 'cepat-cepat, jo sanang ati 'dengan senang hati', elok-elok 'baik-baik'.
Misalnya:
balari capek-capek 'berlari cepat-cepat', bakarajo jo sanang ati 'bekerja dengan senang hati', batutua elok-elok 'berkata-baik-baik'.