Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/202

Halaman ini tervalidasi

182

Kalimat tanya a(po) dapat pula diberikan jika hendak menanyakan identitas benda, tumbuh-tumbuhan, atau hewan. Penempatannya dapat di awal atau di belakang, seperti pada contoh berikut yang dibentuk dari kalimat (47) dan (48).

(47) c. Guru tu sadang maajaan ilmu bumi a(po)?
'Guru itu sedang mengajarkan ilmu bumi apa?"
d. Ilmu bumi a(po) nan sadang diaajan guru tu?
'Ilmu bumi apa yang sedang diajarkan guru itu?'
(48) c. Mak Tuah mairik kabau a(po)?
'Mak Tuah menarik kerbau apa?'
d. Kabau a(po) nan ditarik Mak Tuah?
'Kerbau apa yang ditarik Mak Tuah?'

Pertanyaan tersebut akan menuntut informasi tambahan seperti ilmu bumi Indonesia dan kabau jalang.

Kalimat (57) a, (57) c, (58) a, (58) c, (59) a dan (59) c menanyakan sesuatu yang menempati posisi objek kalimat, sedangkan kalimat (57) b, (57) d, (58) b, (58) d, (59) b dan (59) d menanyakan sesuatu yang menempati posisi subjek kalimat. Kalimat tanya a(po) dapat juga menanyakan sesuatu yang menempati predikat kalimat, misalnya:

(49) Tu anak kabau.
'Itu anak kerbau'.

Dari kalimat tersebut dapatlah dibentuk kalimat tanya sebagai berikut.

2) Kata Tanya Sia(po) 'siapa'

Kata Tanya sia(po) digunakan untuk menanyakan Tuhan, malaikat, dan orang. Penempatan dan perilaku kata tanya sia(po) sama dengan kata tanya a(po).

Misalnya:

(50) Inyo sangaik picayo bana ka Tuhan.
'Dia sangat percaya benar kepada Tuhan'.
(51) Awak diiringi taruih dek malaikat.
'Kita diiringkan terus oleh malaikat'.

Berdasarkan kalimat-kalimat berita (50), dan (51) tersebut dapatlah dibentuk kalimat-kalimat seperti berikut.

(50) a. Sia(po) sangaik picayo bana ka Tuhan?
'Siapa sangat percaya kepada Tuhan?'