Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/219

Halaman ini tervalidasi

199

'Oleh karena Bapak kadang-kadang lupa dengan kesalahan sendiri, Bapak menyalahkan orang lain'.
(141) Angku pasti diragoi urang asakan angku namuah pulo maragoi urang lain.
'Saudara pasti bisa dihargai orang asalkan Saudara mau pula menghargai orang lain'.
(142) Si Boleang mangiro inyo sajo nan pandai walaupun dalam ujian acok juo inyo kanai.
'Si Boleng itu mengira dia saja yang pandai walaupun dalam ujian sering dia gagal'.

Kata wakatu dalam kalimat (139) menunjukkan bahwa klausa yang mengikuti adalah Ket waktu; kata dek karano dalam kalimat (140) menunjukkan Ket alasan; kata asakan dalam kalimat (141) menunjukkan Ket persyaratan, dan kata walaupun dalam kalimat (142) menunjukkan Ket perlawanan.

Di dalam bahasa Minangkabau juga terdapat klausa bukan inti yang merupakan atribut dari suatu nomina, itu terletak di dalam klausa inti maupun dalam yang bukan ini. Misalnya:

(143) Sawah nan digadaikan ka Datuak Maruun tu alun juo di tabuihnyo.
'Sawah yang digadaikannya kepada Datuk Maruhun itu belum juga ditebusnya'.

Di dalam kalimat (143) terdapat dua klausa: (1) sawah alun ditabuihnyo sebagai klausa inti dan (2) sawah digadaikannyo ka Datuak Maruhun bukan inti. Kata sawah dalam klausa (2) telah diubah menjadi kata nan dan berfungsi sebagai kata penghubung kata sawah dalam klausa (1) sehingga kata sawah dalam klausa (1) diterangkan oleh nan digadaikan ka Datuak Maruhun. Jadi, sawah nan digadaikannyo ka Datuak Maruhun adalah sebuah frasa yang terdiri atas kata benda sawah dan atribut nan digadaikannyo ka Datuak Maruhun. Frasa nominal ini menduduki posisi S.

Seperti yang diuraikan pada bagian lain, nomina dapat menduduki tiga macam posisi, yaitu posisi S, posisi P, dan Posisi O atau Pel. Karena itu klausa bukan inti pun dapat menerangkan nomina yang ada pada posisi yang disebutkan di atas. Pada kalimat (144) berikut nomina yang berposisi O diterangkan oleh sebuah klausa bukan inti.