Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/43

Halaman ini tervalidasi

25

3.1.1.1.2 Jenis dan Distribusi Diftong

Dalam bahasa Minangkabau ada tujuh buah diftong: [ia], [ua], [ea], [ui], [au], [ai]: masing-masing diftong itu dapat ditulis secara fonemis: /ia/, /ua/, /ea/, /uy/, /oy/, /aw/, dan /ay/.

Contoh-contoh berikut memperlihatkan posisi yang mungkin diduduki oleh diftong dalam bahasa Minangkabau.

a. Diftong [ia] dapat menduduki posisi tengah atau akhir, seperti pada kata berikut:
[kambian] kambiang 'kambing; [sambia] sambia 'sambil' [kanian] kaniang 'kening; [adia] adia 'adil'
b. Diftong /ua/, dapat menduduki posisi tengah dan akhir, seperti pada kata berikut:
[gapuaq] gapuak 'gemuk'; [daguaq] daguak 'dagu'
[taduah] taduah 'teduh'; [talua] 'telur'
c. Diftong [ea], dapat menduduki posisi tengah, seperti pada kata berikut.
[gelean] geleang 'geleng'
[lerean] lereang 'lereng'
d. Diftong [ui] dapat menduduki posisi tengah, seperti pada kata:
[muliaq] muluik 'mulut'
[taruih] taruih 'terus'
e. Diftong [oi] hanya terdapat pada kata:
[oi] oi 'hai'
[roih] roih 'bunga mawar'
f. Diftong [au] dapat menduduki posisi akhir, seperti pada kata:
[lapau] lapau 'lepau'
[kabau] kabau 'kerbau'
g. Diftong [ai] dapat menduduki posisi akhir, seperti pada kata:
[gulai] gulai 'gulai'
[tapai] tapai 'tapai'

Kedua guruf vokal pada diftong melambangkan satu bunyi vokal yang tidak dapat dipisahkan.Jadi, diftong harus dibedakan dari deretan vokal boasa, yaitu deretan dua vokal yang berkebetulan berjejeran. Deretan vokal biasa meripakan dua vokal yang masing-masing mempunyai satu hembusan nafas dan karena itu masing-masing termassuk dalam suku kata yang berbeda (Moeliono dkk., 1988:52)