Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/68

Halaman ini tervalidasi

50

Pada kalimat-kalimat di atas, verba itu mengandung juga makna pasif.

Prefiks ta2-

Prefiks ini bergabung dengan adjektiva atau verba intransitif yang jumlahnya sangat terbatas. Adjektiva seperti sakik 'sakit', lambek 'lambat', paik 'pahit', sirah 'merah' dan kayo 'kaya' dapat dibekali prefiks tersebut, dan dengan demikian dibentuk kata tasakik 'tersakit', talambek 'terlambat', tapaik 'terpahit', tasirah 'termerah' dan takayo 'terkaya'.

Anti prefiks ini dibentuk oleh kata tempatnya melekat. Arti pertama adalah 'terasa' atau 'merasa', seperti tapaik 'terasa pahit', tasakik 'tersakit'.

(80) Tapaik rasonyo jambu tu.
terpahit-rasanya-jambu-itu
"Terpahit rasanya jambu itu'.
(81) Tinjunyo tasakik dek ambo.
tinjunya-tersakit-olch-saya
'Tinjunya tersakit oleh saya'.

Dengan adjektiva yang menunjukkan wama seperti ilam 'hitam', putiah 'putih' dan sirah 'merah' penggabungan itu mengandung arti 'agak' atau 'kelihatan'. Berikut ini diberikan dua contoh kalimat seperti berikut.

(82) Taputiah tampaknyo dindiang tu.
terputih-tampaknya-dinding-itu
'Agak putih tampaknya dinding itu'.
(83) Tasirah tampaknyo warano oto tu.
termerah-tampaknya-wama-mobil-itu
'Agak merah tampaknya mobil itu'.

Kedua arti 'agak' dan 'kelihatan' muncul sekaligus pada kalimat (82) dan (83).

Kalau prefiks ini bergabung dengan adjektiva yang mengacu kepada kualitas seperti kayo 'kaya', pandai 'pandai', dan barasiah 'bersih', arti prefiks ta- adalah 'paling'. Berikut ini diberikan contoh-contoh kalimat dengan ketiga kata tersebut.