TEMAN JANG DJADI KONTRA-REVOLUSIONER
TERPAKSA KITA TINGGALKAN
Sambutan Wakil P.M. I/Menlu Dr Subandrio pada resepsi
ulang tahun „Duta Masjarakat” tanggal 5 Djanuari 1965 di
Djakarta.
Dengan sengadja memang saja memerlukan untuk datang
'pada malam pertemuan ini, malam resepsi ulang tahun dari
»Duta Masjarakat”, oleh karena saja anggap pertemuan ini
sangat penting. Sangat penting tidak hanja bagi ,,Duta Masjarakat” jang mungkin dengan susah pajah, mungkin dengan
sedih dan mungkin dengan perdjuangan penuh pengalaman
pahit-getir, mungkin djuga dengan riang gembira, sudah melampaui usia sebelas tahun. Tetapi saja anggap lebih dari itu,
ulang tahun kesebelas ,,Duta Masjarakat” perlu diperingati,
perlu direnungkan, djustru oleh karena kita memasuki tahun
1965 jang saja anggap tahun jang sangat gawat dalam revolusi
kita. Tadi dikemukakan oleh Pak Achmadi bahwa memang
tahun 1965 merupakan tahun jang disebut dalam bahasa Inggeris "to be or not to be”, tapi saja tidak ingin menterdjemahkan seolah-olah ,,ada atau tidak ada”. Republik Indonesia tetap
ada, Revolusi Indonesia tetap ada, hanja kita memasuki tahun
jang agak gawat. Bagi kita semuanja pertumbuhan ,,Duta
Masjarakat” bukan hanja suatu kepentingan bagi keluarga
»Duta Masjarakat”, bukan hanja kepentingan partai N.U., pertumbuhan ,,Duta Masjarakat” merupakan djuga kepentingan
dari Republik Indonesia, dari rakjat Indonesia, dari Revolusi
Indonesia. Bahkan, dan saja minta hal ini ditjatat oleh Direksi,
pertumbuhan ,,Duta Masjarakat” akan menjangkut prestige
bangsa Indonesia, prestige dari Revolusi Indonesia, prestige
dari ummat Islam Indonesia, tidak sadja didalam negeri tetapi
djuga diluar negeri. Malahan bagi Indonesia jang mempunjai
penduduk ummat Islam lebih dari 90 djuta, saja kira memang
»Duta Masjarakat” harus didirikan di Indonesia ini.
5