Halaman:Tenun Tradisional Minangkabau.pdf/14

Halaman ini tervalidasi

nun tradisional ini, baik di Koto nan Gadang maupun di Tanjung-Sungayang, pada umumnya tidak dijumpai sistem perburuhan atau orang yang digaji untuk mengerjakan pekerjaan menenun tersebut. Tenun tradisional dikerjakan secara kekeluargaan antara anak dan orang tua atau antara keluarga dekat mereka. Kalau ada orang lain yang ingin hendak belajar menenun, maka biasanya tidak dipungut ongkos belajar, mereka diajar secara sukarela saja. Dan bagi si murid yang belajar ini selagi mereka belum bisa berdiri sendiri, maka segala hasil tenun yang telah dikerjakannya akan diserahkan kepada orang tempat ia belajar.

7. Pemasaran : Pasaran dari hasil tenun tradisional ini terdapat di sekitar daerah penghasil tenun itu sendiri. Artinya orang yang mempergunakan tenun tradisional itu hanya disekitar daerah tersebut. Jarang sekali orang daerah lain yang mempergunakan hasil tenun tradisional. Tenun yang dibuat di Tanjung-Sungayang, hanya dipakai oleh masyarakat sekitar Tanjung-Sungayang saja. Begitu pula tenun yang dibuat di Koto Nan Gadang, hanya dipakai oleh masyarakat sekitar Koto nan Gadang ( Payakumbuh ) saja. Paling-paling hanya dipakai oleh perantau-perantau dari daerah penghasil tenun ini yang pergi merantau ke tempat lain.

8. Kegunaannya : Hasil tenun tradisional ini hanya dipergunakan atau dipakai untuk bahan pakaian pada upacara-upacara adat saja. Ada tenun yang dipergunakan untuk menghadiri upacara perkawinan, upacara batagak penghulu, upacara kematian dan sebagainya. Kain tenun tradisional ini tidak ada yang dipergunakan untuk atau sebagai pakaian harian seseorang.

13