Halaman:Tiongkok Baru.pdf/38

Halaman ini belum diuji baca

sebagai latihan. Perusahaan koperasi (kollektif) hanja akan didjalankan dan dibantu oleh Pemerintah, bila anggauta²nja sudah betul² jakin bahwa mereka akan sama mendapat keun- tungan jang lebih besar kalau bekerdja kollektif daripada ber- usaha sendiri2. Kalau tidak begitu, tidak ada gunanja. (Ingat pengalaman Sovjet). Sungguh berat untuk melaksanakan pe- kerdjaan jang begitu besar dan sukar, apa lagi bila diingat betapa luasnja daerah kekuasaan Tiongkok dan banjaknja rak- jat jang berdjumlah 1.k. 500.000.000.

Daerah Indonesia, betul luas, dari Sabang sampai ke Irian akan tetapi entah mana jang banjak, air atau darat. Dari Timur ke Barat di Tiongkok memerlukan penerbangan paling sedikit sepuluh djam, djadi antara 5 dan 6.000 km sedang dari Utara ke Selatan paling sedikit 12 djam, djadi antara 6 dan 7.000 km garis lurus diudara, bukan pandjangnja djalan kereta api jang sebenarnja. Pekerdjaan raksasa, untuk rakjat ratusan djuta, didaerah jang maha luas, satu ekonomi dunia sendiri.

Di Tiongkok, kalau menghitung perdjalanan bukan dengan djam, akan tetapi dengan hari, kalau berkereta api, dan kalau berkendaraan motor berbulan (karena itu djarang dilakukan orang, ketjuali jang dekat2) dan bila berkendaraan tjara dulu (kereta kuda atau unta) harus dihitung beberapa bulan. Djadi umpamanja, bila barang dari Kanton mau dibawa ke Utara atau Barat laut, perdjalanannja djauh lebih pandjang daripada keluar negeri. Barang itu seolah2 barang jang diimport dari luar negeri, padahal masih didalam negeri. Belum lagi per- bedaan iklim jang menjebabkan hasil dibeberapa tempat tidak sama, persis seperti perbedaan hasil Indonesia dengan hasil Eropah. Kalau industri Tiongkok dapat memenuhi keperluan dalam negeri sadja, berartilah sama halnja dengan sebuah negara di Eropah jang mempunjai tanah djadjahan di Timur atau di Amerika-Tengah. Sumber bahan mentah ada dan disamping hasil industri ada pula.

Kajanja Tiongkok dengan suku bangsa bukan main, entah berapa puluh. Semua orang Asia jang mempersaksikan pa- meran (exhibition) suku² bangsa, dan sebagian dari orang Eropah jang datang ke Peking itu mengatakan bahwa ada diantara suku bangsa itu jang sama dengan bangsanja sendiri. Bukan soal roman muka atau type sadja, akan tetapi soal pakaian, soal kebiasaan hidup, alat2 musik, pakaian, tulisan d.s.b. Jang serupa dengan huruf Arab, ada, dengan tulisan India, ada, Birma ada, Viet Nam ada, djangan dikata lagi per- samaan dengan bangsa Mongolia (Republik Rakjat Mongolia) dan Korea. Saja melihat diantara tulisan2 dan huruf2 itu, jang tidak djauh bedanja dengan huruf Batak jang ada di Tapanuli. Bukan tulisan sadja, tapi djuga tjara pakaian kaum tani jang serupa dengan rakjat jang berdiam dipegunungan Danau Toba. Patung2 dsb. banjak sekali jang serupa dengan jang terdapat dipulau Nias, dan Tapanuli Utara. Perhiasan sendjata, tempat2 penjimpanan barang, perkakas dapur d.s.b. Saja sebutkan tjontoh ini karena masih belum kena pengaruh Hindu atau Budha. Kalau jang sudah dipengaruhi agama Budha banjak sekali persamaan dengan suku2 bangsa di Indo- nesia.