Halaman:Tjempaka Merah.pdf/43

Halaman ini tervalidasi

„Hal itu telah lalu! Telah silam! Sekarang aku hendak mengingatkan engkau djangan hendaknja sampai mengulang peristiwa dulu, karena itu akan mendjatuhkan namamu sendiri!”

Tiba-tiba dia menundukkan kepala. Airmatanja meleleh dengan derasnja. Dia menangis. Entah apa jang ditangiskan. Sedihkah karena mengingat peristiwa jang lalu, ataukah sedih dan malu karena kata-kata saja? Atau mungkin pula ada latar belakang jang menjeliputi dirinja?

Ja, tentu ada jang menjeliputi dirinja. Hal ini tentu sudah diduga oleh Haris, sebab itu, saja disuruhnja kemari. Kalau tidak, apa gunanja kedatangan saja ini dengan pesan Haris bahwa sedapat mungkin membitjarakan soal pribadi dan soal pertjintaan sadja? Pikiran jang demikian ini timbul dengan tiba-tiba. Suatu tjara penjelidikan jang memakan korban perasaan dan dengan tjara tjinta. Dan mengapakah dengan pelajan jang selalu mengintai itu? Sekarang tentu dia mengintai saja lagi. Entah dari lubang kuntji entah dari balik dinding jang mengelilingi kamar Renny ini. Tapi saja berkepastian, bahwa ada orang mengintip. Kalau demikian, tentu ada apa² dengan Renny. Soal ini pandjang sekali hubungannja. Pelajan ini mungkin orang jang tak patut dipertjajai. Suatu anggauta gerombolan jang bermaksud djahat terhadap Renny atau Iskandar. Iskandar! Mengapa kini Iskandar meringkuk dalam tahanan? Karena perampokan itu! Uang jang ditjetjerkan dihalaman rumahnja. Tentu ada hubungannja. Uang rampokan ditjetjerkan, Iskandar ditangkap, dan Renny kini diintai orang! Tiga hal jang satu sama lainnja ada hubungannja. Begitu djauh hubungan ini dan penuh belat-belit.

Mungkinkah Renny djuga tersangkut dalam peristiwa ini, ataukah hanja sebagai perisai ataupun dia tak tahu sama sekali Mungkinkah pula Renny diperas dalam hal ini ? Tak mungkin Renny tidak tahu peristiwa dan perbuatan pelajan jang kurang adjar itu. Kalau tidak diperas, tentu pelajan itu sudah dikeluarkannja. Dan penjelidikannja terhadap diri saja ketika pelajan itu mengintai? Apakah

43