Halaman:Tjempaka Merah.pdf/44

Halaman ini tervalidasi

hal itu tidak disengadja? Pikiran-pikiran begitu tjepat datangnja pada otak saja.

Dia masih berdiamkan diri sambil menghapus airmatanja. Tangisnja telah berhenti.

„Renny,” udjar saja memetjah keruwetan jang menjeliputi kami: „hal itu hampir kumaklumkan! Engkau menjimpan rahasia besar jang membahajakan djiwa kami dan djiwamu sendiri! Rahasia jang kausimpan itu sekarang djuga harus kau keluarkan kepadaku! Kepadaku, karena aku dan Mr. Haris sanggup melindungi djiwamu! Engkau harus hidup bahagia kelak !”

Diusapnja matanja kemudian dipandangnja saja tenang².

„Ja, Niko! Kuakui, bahwa ada rahasia jang menjeliputi aku!” katanja lambat setengah berbisik: „Ada pula orang jang mentjintai aku, meski aku bentji padanja, Niko! Sebenarnja aku mau bebas, tetapi orang itu mengikuti aku kemana sadja aku pergi. Aku mau lari, tetapi tak dapat. Orang itu membiarkan aku berhubungan dengan Iskandar, tetapi dengan maksud untuk uangnja! Sebab itu dia mentjelakakan dengan djalan jang litjin sekali. Sedangkan engkau sendiri, Niko, perhubungan kita terpaksa diputuskan dengan tjara kasar. Dan engkau kira maksudku sendiri, bukan?”

Betapa terkedjut saja mendengar tjeriteranja itu. Terutama tjerita tentang perhubungan saja dan dia jang telah lalu. Kiranja bandit² jang berdiri dibelakang Renny itulah jang akan menjebabkan perhubungan dia dan Iskandar putus.

Hal ini tak boleh terdjadi dengan Renny dan Iskandar. Dalam otak saja mempunjai rentjana untuk memindahkan Renny kekantor Haris agar dapat melindunginja dari kedjahatan jang dilakukan oleh orang dibelakang Renny. Tetapi siapa dia? Ja, itu jang terpenting, karena pokok dan benggolan perampokan jang dilakukan terhadap bank itu berkisar disitu. Orang jang dibelakang Renny!

„Siapakah orang jang dibelakangmu itu, Renny ?” tanja

saja sambil mendekati dia: „Karena aku tahu bahwa dialah jang menjebabkan keonaran dikota ini karena perampokan!”

44