rumpun² bunga dan matjam² lagi. Lampu depan hanja remang² sadja, memang hal itu disengadja oleh pihak polisi dengan perintah Haris dan kommissaris Dahlan.
Djam 3 kurang lima detik.................
Sedan jang saja tumpangi bersama Manuel dan tiga orang anggauta gerombolan perampok memasuki bank. Dalam djarak sepuluh meter mengikutilah pick up dibelakang.
Sedan masuk dengan tjepat, direm didepan bank, saja dan Manuel melompat diikuti tiga orang anggauta gerombolan.
Pistol saja letuskan, tetapi pistol jang berpeluru obat, sambil berteriak:
„Menjerah semua, kalau tidak kami lempar granat!”
Sebagai jang dirantjangkan, mereka berlima angkat tangan. Mundur pada dinding.
Pick up berhenti, dan turunlah sisa anakbuah Han dengan pistol dan sten ditangan.
Saja, Manuel dan dua orang lagi memasuki ruangan kantor jang ada peti besinja.
Tjobalah, bung!" perintah saja pada dua orang jang mengikuti saja dan Manuel itu : „Selidiki dulu, siapa tahu disana disediakan perangkap! Awas, djangan lupa bersedia !”
Orang itu pertjaja sadja. Dia terkenal sebagai tukang pukul dan djago tembak.
Ketika kedua orang itu berdjalan, Manuel saja singgung, dan tjepat sekali kami menjisih. Orang itu tentu sadja menoleh dengan penuh tjuriga, dan bersedia akan menembak. Pistol saja meletus, kenalah tangan jang seorang. Tinggal seorang, jakni djago tembak itu.
Kepandaiannja bersembunji memang bagus. Dia melompat sekali sadja, kemudian menembak arah saja. Hampir sadja pelurunja mengenai lengan. Tetapi semua berdjalan tidak lama, karena djago tembak itu menggelepar kena peluru Manuel. Kawannja menjerah begitu sadja.
Tjepat saja turun tangga, untuk mentjegah kawan²nja semua naik karena ingin tahu.
81