„Kemana Han bersembunji untuk sementara waktu ini ?” tanja saja pada Jacob.
Dia menggelengkan kepala, tanda tidak tahu-menahu.
Tiba² mata saja terpandang pada rambut Jacob. Perangkehitaman. Diakah pembunuh Chen Jie dulu? Ja, mungkin dia ini, mungkin Walter, karena Walter masih belum mengakui tentang pembunuhan itu.
„Jacob, kau sekarang sudah tidak bisa lagi berbuat kebaikan kepada keadilan. Baiklah, engkau mau lagi pada apa jang djudjur. Tapi kau ingin pembalasan!" kata saja padanja. Haris memandangi saja sadja. Saja landjutkan: „Mungkin engkau jang menembak atau memukul Chen Jie dulu! Akuilah, karena rambutmu melekat pada tangan Chen Jie !”
Dia memandangi saja dengan saju.
Lemah barangkali karena luka jang dideritanja.
„Keterangan ini jang penting! Untuk membalas dendammu menangkap Han!”
„Tidak, saja tidak membunuh Chen Jie! Fadholie jang membunuh!”
„Tapi engkau membantu dalam pembunuhan itu!"
Dia berdiamkan diri sadja. Ini sudah berarti suatu pengakuan jang tidak diutjapkan.
„Baik Engkau tidak membunuh, tetapi membantu. Bagaimana sampai engkau dipegang rambutmu oleh Chen Jie ?”
„Waktu dia saja adjak keluar, dia menggulat saja, djadi terpaksa bergumul. Dia menarik rambut saja, dan dia saja dorong dekat djendela mobil. Fadholie menembak kepalanja tigakali. Chen Jie rebah dekat band mobil.”
„Dan Walter ?”
„Walter tidak ikut!”
„Sungguh ?”
Dia mengangguk.
„Engkau insaf tentang keburukanmu terhadap saudaramu?”
Dia mengangguk lagi.
„Engkau tahu kemana Han Ping Lok lari ?”
„Tidak! Saja telah datang kerumahnja, dia tidak ada dirumah. Dia sudah pergi!”
„Naik mobil ?”
84