Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/200

Halaman ini tervalidasi

— 761 —

gedongkoe, inilah brangkali ada lebi besar dari pada angkau. Akoe poenja balik ka kota radja boekan boeat soeka-soeka, hanja menoeroet beslult dari Baginda radia, maka seblonnja pada jang dipertoean, tjara begimana akoe brani poelang lebi doeloe? Apa kau tiada perna denger hikajainja le Ong? Sembilan taon lamanja ia bersengsara dalem pakerdjaän menolak bahaja bandjir, jang menjelakai ladang-ladang dan djiwanja rahajat; selama itoe, tiga kali ia mengindjek kampoeng dan liwat di depan roemahnja, tapi sebab ada di dalem dienst, sasaät poen ia tiada brani mampir atawa melangkain pintoe roemah. Kita orang, sekali tiada toeroet perboeatannja itoe orang mnoelia, sedikit kita moesti mengarti dan hargaken prentanja jang dipertoean, dan ini ada satoe tjonte dan nasehat~ baek boeat angkau, Gin.”

Mendenger begitoe, An Gin tiada brani berkata-kata lagi, hanja lantas moendoer dan djalan di blakangnja Ko Kong seperti tadi.

Sekarang, soepaja hal ini tiada mengambil banjak tempo, maka kita ambil ringkesnja, sadja, jaitoe sasoedanja berdjalan bilang blas hari lamanja dengen meliatin kota-kota, district-district dan banjak kampoeng, betoel diawalnja moesin Tang ia orang telah sampe di kota radja dengen tiada koerang soeatoe apa-apa.

Djoestroe sampenja marika di sana masi pagi