Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/240

Halaman ini tervalidasi

— 801 —

boeat ditangkep? Sekarang, jang menoedoe pada kau djoestroe ada itoe orang jang minggat, maka soeda tentoe sadja orang tiada anggep bener tentang kau poenja pengakoean begitoe matjem."

Ko Teng Tjan mengela napas seraja menjaoet:

„Pengakoean matjem apa lagi jang akoe moesti adaken, Taijdjin? Pengakoeankoe jang soeda diseboet ada akoe rasa paling betoel. Dari hal minggatnja itoe soldadoe akoe tiada oewarken, ini memang akoe trima sala. Tapi pengakoeankoe dalem ini perkara djoestroe tjoema itoe satoe, maka kaloe orang tiada pertjaja, biarlah akoe djadi binasa dari kealpa'an sendiri."

„Oh, itoelah pikiran jang kliroe, atawa satoe poetoesan dari sa orang jang soeda tiada mempoenjai dan bisa berdaja lagi!' Kata Souw Gie soe dengen perkata'an terharoe. Ia pandang moekanja Ko Teng Tjan begitoe roepa, seperti djoega ia merasa sanget penasaran, kaloe ini orang bangsawan tiada bisa membri laen ketrangan jang lebi perloe Ini pembesar seeda mendoega, jang seandenja Tin Kok Ong tiada membri laen keterangan selaennja dari pada apa jang ia telah oendjoek dengen pengakoean begiloe ini orang bangsawan djangan harep bisa loepoelken dirinja dari hoekoeman. Laen perkara kaloe tempo Song Sie minggat ada di siarken warta, dengen kesaksiannja pembesar dan orang orang politie di laen tempat istjaja aken terbebas dari itoe penoedoean