Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/390

Halaman ini tervalidasi

— 951 —

doea oppas Tikoan dan Kwe Tiong ada diperboeat. oleh Tjo Kongtjoe, dan hal ini soeda dikatahoei oleh Tikoan, jang telah minta toeloeng pada Tjiangkoen boeat tangkep, itoe orang moeda.

Akoe liat, pembesar-pembesar di sini tjoena Tjiangkoen se-orang jang pegang keadilan, maka djanganlah djadi kliroe dari bri bantoean pada itoe orang-orang rakoes jang tiada berboedi. Malahan dengen pengharepan akae maoe minta, biarlah soeka kiranja Tjiangkoen berdaja oepaja dan kasi djalan soepaja siang-siang ia orang bisa melariken diri.

Te Sioepi merasa sanget girang dan poedji pada Tjoei Tjeng. Tapi boeat semboeniken ia peonja resia hati di. matarıja laen orang, ia sengadja ; menggretak dan kata; „Hm, apa pembitjaraän itoe kau maoe pandang sebagi perkara resia? Hajo, lekas pergi, monjet, akoe tiada maoe denger Iebi djaoe kau poenja segala obrolan jang tiada kerotan!" Selaennja oetjapken itoe perkataan, djoega ini pembesar treaken ötangnja dan prenta oesir dengen lantas pada Tjoei Tjeng.

Cipier kita sigra berlaloe sembari mengela napas. Te Sioepi merasa kasian, tapi ingin tertawa djoega koetika liat kelakoeannja Tjoei Tịeng itoe. la memoedji dan kata di dalem hati „Orang jang sematjem Tjoei Tjeng ada mempoenjai priboedi moelia, tapi begimana orang