Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/9

Halaman ini tervalidasi

— 568 —

apa-apa, lebi lagi sebab itoe tatkala Hianmoij ada di kota Radja, sedeng di pangkoeannja Thaij-Thaij tiada saorang jang boleh girangken ia poenja hati. Demikianlah sebabnja, mengapa baroesan akoe berbahasa Tjhin-moij pada kau. Dan apatah ini tida pantes sekali?„

„O, begitoelah lantarannja," kata Ko Siotjia sambil memanggoet. „Tapi brapatah Piauwheng poenja soedara laki-laki? Sebab toeroet doegaänkoe, orang jang'soeka seraken dirinja dipoengoet anak, tentoe moesti ada mempoenjai banjak soedara."

„Tapi kau kliroe dengen itoe doegaän, kata itoe djahanam jang moekanja djadi mera sedikit. „Sebab akoe ini poen anak toenggal, jang ka atas tiada poenja kakenda dan ka bawa tiada poenja adinda."

Ko Siotjia lantas menengok pada iboenja dan berkata sambil tertawa:,,Kaloe begitoe, ini perkara poengoet anak soenggoe boleh dibilang aneh sekali. Lantarannja iboe angkat 'Ko Tjoen boeat merawatin aboe, tentoelah djoega dari sebab iboe koeatir kauem kita nanti poetoes toeroenan; tapi apa iboe tida pikir, jang dengen berboeat begini, sabaliknja boleh membikin orang jang memang soeda ada mempoenjai toeroenan nanti djadi