Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan atawa Sapoeloe Pil jang moestadjeb vol 15-21.pdf/220

Halaman ini tervalidasi

— 1313 —

bagi pembatja, tapi sebab sekarang belon waktoenja aken di toetoerken di sini, maka baeklah kita toenda doeloe perdjalanannja marika itoe.

Sekarang kita adjak pembatja meliat keada'an dalem gedong Tin Kok Hoe. Semingkin lama keada'an itoe gedong dari familie bangsawan djadi semingkin tiada bagoes; djangan di seboetken lagi keramean seperti pada waktoe jang blakangan ini, orang kaliatan soeda djadi males aken rawat sebagimana moestinja itoe roema besar, hingga boekan sadja perabot roema tangga tiada di atoer rapi, poen tembok tembok sebagian soeda kotor dan banjak jang roesak dengen tiada di betoelken kombali.

Doeloean masi boleh di harep The Koen dan istrinja jang biasanja sanget radjin mengrawat roema, itoe doea swami istri ada penggawe jang terseboet tiada mengenal tjape, tapi sadjek itoe doea orang pergi, tiada ada laen orang gantinja.

Pendeknja keada'an dan pemandangan di gedong Tin Kok Hoe soeda djadi beroba sanget banjak, dan siapa jang dateng menjaksiken pemandangan itoe, nistjaja hatinja nanti merasa sanget piloe.

Soen Nio sedari Hok Tjoen mati boleh di kata roepanja soeda djadi seperti saorang jang koerang berias ingetan, ia tiada bisa mamerentah pada boekoeatan aaliang sebagimana doeloean, kerna ia lebi ringan pada moes terlongong-longong atawa me-