Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan atawa Sapoeloe Pil jang moestadjeb vol 15-21.pdf/363

Halaman ini tervalidasi

— 1456 —

seraja berloetoet dan menangis, tapi So Nio lantas moendoer, sambil pandang moekanja itoe orang moeda di terangnja lampoe.

„Kau djangan bersangsi lagi, istrikoe," kata Ko Kong, „itoelah ada kita poenja anak jang satoe- satoenja."

So Nio madjoe satindak, ia pegang tangannja Song In dan preksa pada doea telapakannja, di mana bener ia dapet kenjata'an ada tertoelis itoe delapan hoeroep: Gie Lan Seng Siang dan Heng Po He Leng.

„Oh, Song In, oh anakkoe jang sabidji mata," meratap So Nio sambil pelok anaknja. „Kau saorang jang soeda bikin menanggoeng banjak kadoeka'an, lantaran pikirken kau ampir sadja akoe korbanken djiwa pertjoema-tjoema......"

Itoe njonja menangis, sedeng Song In djoega pelokin iboenja dengen kentjeng sekali.

„Siapatah jang soeda tjoeri padamoe, anak?" menanja So Nio. „Selama itoe bebrapa blas taon kau tinggal di mana? Siapa jang piara pada kau? Di mana kau bertemoe pada ajahmoe. . . . Eh, tjobalah terangken, apa kita orang masi ada di doenia atawakah di mana?"

„Kita orang masi idoep iboekoe," kata Song In. „Kita orang boekan ada di doenia laen."

Sateroesnja Song in oetjapken banjak perkata'an jang sanget mengantjoerken hatinja siapa jang mendenger.