Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan atawa Sapoeloe Pil jang moestadjeb vol 15-21.pdf/40

Halaman ini tervalidasi

— 1133 —

ada moeat perabot tana, sedeng jang tarik tampang moekanja seperti toekang grobak di bilangan Tje Lam.

Kerna kwatir kesasar, maka sekalian kabetoelan ada orang Tjo Kongtjoe laloe trekkin itoe toekang grobak: „Sobat, brenti doeloe! Itoe di sebla kampoeng apa, dan di mana ada roema pengi- nepan?“

Sekali Tjo Kongtjoe menanja tiada di saoetin, ia oelangi lagi dan doega tiada kadengeran, tapi kombali itoe toekang grobak diam sadja dan berdjalan troes, seperti djoega sengadja tiada maoe ladenin pada orang jang menanja, hingga orang moeda kita liat begitoe djadi mara.

Itoe toekang grobak sabetoelnja lagi ketjapean, dan ini bisa di liat badannja jang soeda basah dengen keringet, maka itoe ia tiada ladenin orang poenja pertanjaän. Tjo Kongtjoe lantas mengoedak, dan pegang orang poenja tangan serta berkata: „Kenapa orang menanja kau diam sadja ?"

Kombali ini toekang grobak tiada menjaoet, dan boekan sadja begitoe, malah ia kibasin orang poenja tangan jang pegang poendaknja. Tjo Kongtjoe liat ini kelakoean djoemawa djadi semingkin mara, dengen sakoeatnja ia sentak orang poenja tangan sampe itoe toekang grobak djato kanjoeknjoek, sedeng groknja djoega terbanting dan moeatannja semoea pada petja.