Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan atawa Sapoeloe Pil jang moestadjeb vol 15-21.pdf/423

Halaman ini tervalidasi

— 1516 —


negri besar! Pada waktoe Pak An Ong hendak bergrak, itoe waktoe ada banjak tempo boeat kau mengasi oendjoek ia poenja kakliroean, tapi kenapa kau tiada berboeat begitoe?"

―„Ja, ini memang kita poenja sala, tapi sebaliknja dalem perkara begitoe kita tiada boleh melawan kahendaknja satoe radja."

―„Satoe pembesar jang setia, jang oemoemnja bekerdja boeat goenanja negri dan kapentingannja rahajat, serta tiada sekali-kali mengandoeng niatan boeat tjari kaoentoengan bagi sakoenja sendiri, biasanja pembesar jang berhaloean begitoe tiada tinggal diam sadja segala poetoesan dan haloean jang koerang pantes dari radja jang tiada adil, maski djoega hal itoe bisa mengorbanken djiwanja. Itoelah ada kewadjiban troetama bagi satoe pembesar negri: satoe pembesar jang bertjokol sadja, dan goenanja tjoema penoeken krosi-krosi sadja, itoelah tiada membawa kagoena'an apa-apa. Angkau di Hoan Kok pegang djabatan apa?"

―„Akoe pegang pekerdja'an djadi ferdana-mantri, dan ini satoenja lagi Kokkioe."

―„Dengerlah! Sinsiang dan Kokkioe, biasanja ada mempoenjai swara jang berpengaroe, kaloe sadja ia maoe goenaken itoe! Tapi angkau tiada berboeat begitoe: boleh djadi kwatir dapet hoekoeman, di kasi brenti, lantaran brani membanta kahendakja radja! Sekarang akoe doega, boleh djadi ang-