Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/100

Halaman ini tervalidasi

100

doea orang itoe doedoek bertangis-tangisan dibalé-balé jang dihadapan roemah bamboe itoe, sedang boelan jang permai itoe memantjarkan tjahajanja diseloeroeh 'alam jang lengang itoe.

„Ja, mèmang nasib manoesia itoe berbagai-bagai", berkata Soeardjima, setelah meréka itoe selesai bertangis-tangisan.” Dan saja harap engkau beroléh nasib jang baik; djangan seroepa saja ini. Itoelah pengharapankoe. Akan tetapi kalau koepikir betapa soesahnja dinegeri jang besar seperti Betawi ini dan bagaimana besar bahaja jang mengantjam kita perempoean jang haroes bekerdja oentoek kehidoepannja, hatikoe amat bimbang. Banjak laki-laki menjangka bahwa memang atoeranja — kalau meréka itoe berahi pada seorang perempoean bangsa ketjil seroepa kita ini — meréka itoe berboeat sesoeka-soekanja. Faédah perempoean itoe akan menjenangkan meréka itoe, demikianlah persangkaännja. Kita perempoean golongan jang miskin ini tiada menaroeh soeatoe apa. Akan tetapi mentjari makan, haroeslah kita mendjoeal tenaga kita. Dimana tenaga kita lakoe, kesitoelah kita pegi. Orang miskin golongan kita soedah tentoe tá mempergoenakan tenaga kita, karena itoelah kita pergi bekerdja diroemah orang jang berada, roemah orang jang kaja-kaja. Hal jang demikian itoe