Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/14

Halaman ini tervalidasi

14

bilang doeit simpnannja dihadapkan lakinja, jang sedang berbaring diatas balai-balai.

,,Dari manakah kita memperoleh tambahnja oeang ini?" kata si iboe dengan soeara jang mengeloeh.

Lalinja itoe diam termenoeng seilah-olah ia tiada menfengar perkataan bininja itoe. Matanja memandang keloear dari djendela roemah itoe.

Langit jang biroe djernih. Soeara boeroeng-boeroeng jang beerterbangan disemak-semak itoe merdoe. Boenga-boengaan jang dipandang itoe berkembangan memboeka kelopaknja akan menerima tjahaja matahari, sambil memenoehi oedara itoe dengan baoenja jang semebak itoe.

Soedjoeroes pandjang mereka itoe kedoe laki bini tepekoer memikirkan apa jang akan dipeboeatnja. Anak jang soeloeng masoek kedalam. Ia baharoe poelang dari sawan. Sebeloem matahari terbit, ia soedah moelai bekrdja menjiangi sawah dan memeriksai piring-piring, kalau-kalau ada kekoerangan air.

Anak perempoean itoe doedoek dipeinggir balai balai bapaknja. Ia meraba tangan bapaknja jnag sakit itoe sambil ia bertanja, kalau-kalau perasaan bapaknja ada lebih baik.

Si bapak menghiboerkan hati anaknja itoe,. Meskipoen perasaaannja bertambah berat, ia ber-