Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/169

Halaman ini tervalidasi

169

Sabarlah dahoeloe, bila tangankoe tiada gemetar lagi, bila hatikoe jang gemoeroeh ini tenang, nanti saja menjamboeng soerat ini.

Setelah Jan Sin membatja soerat itoe tiadalah dapat ia menjemboenjikan kesedihan hatinja membatja soerat. Perlahan-lahan ia meletakkan soerat itoe, seraja matanja memandang gambar anak gadis jang tjantik itoe.

„Tetapi apakah jang menjebabkan kemasjgoelan itoe?

Tiadakah ia pernah mengatakan dia, waktoe kamoe bersama-sama”, tanjanja, sambil memangdang moeka sahabatnja jang kelam itoe.

„Jang sebenarnja koerang koeketahoei dengan pestinja”.

„Taksiranmoe?”

„Taksirankoe, orang toeanja tiada bersetoedjoe akan pergaoelan kami. Apalagi perkawinan”.

„Adakah si Noni berkata jang demikian?”

„Ja, kira-kira demikian. Tetapi ia segan mengeloearkan sekaliannja. Barangkali ia takoet menjoesahkan hatikoe”.

„Adakah ia mengatakan sebabnja orang toeanja tiada menoedjoei engkau?”

„Beloem pernah”.

„Tiadakah engkau menanjakan itoe?”