Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/219

Halaman ini tervalidasi

219

tahillah menjampaikan maksoednja itoe. Pertjeraian dengan soeaminja itoe adalah menjoesahkan benar kesalamatan anaknja itoe dibelakang hari. Lagipoen meskipoen ia marah dan bentji betoel pada soeaminja itoe, djaoeh dalam hatinja ia merasa tjinta djoega akan dia. Akan tetapi apabila ia memandang moeka atau mendengar soeara soeaminja, boeatan bentjinja akan dia.

Soeara sepatoe jang datang itoe soedah dekat dihadapan pintoe. Ia berdiri hendak mengoentji pintoe bilik itoe. Tetapi jang datang itoe soedah doeloean.

Sebentar itoe Hok Gwan poen memboeka pintoe kamar itoe. Sebagai orang jang bersalah jang meminta ampoen dan kasihan demikianlah ia tegak dipintoe itoe. Tá tiada berani masoek kedalam mendapatkan isterinja itoe.

Baharoe si iboe melihat soeaminja maka ia poen memalingkan moekanja sedikit. Ia poera-poera memboeka latji médja dan mentjahari ini dan itoe. Kemoedian ia poen memaksa dirinja, karena dalam hal jang demikian itoe adalah ia sebagai orang bersalah, kalau ia teroes mendjaoehkan matanja. Pada air moekanja tergambar poela kemarahan dan matanja berkilat-kilat penoeh kebentjian. Hatinja jang bimbang itoe menaroeh soesah dan ketakoetan.