Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/254

Halaman ini tervalidasi

BAB JANG KE VI.
25 November

Tek Lie seorang anak moeda jang soedah ber’oemoer doea poeloeh sembilan tahoen. Bapaknja mempoenjai tanah jang lébar tiada djaoeh dari Tangerang. Waktoe bapaknja meninggal ia soedah meninggalkan sekolah menengah. Ia amat soeka beladjar dan kalau iboenja mengizinkannja, ia akan meneroeskan peladjarannja lagi ke-Eropah. Iboenja menaroeh keberatan, karena tiadalah jang mengepalai oeroesan roemah tangga mereka itoe dan memadjoekan kekajaan jang banjak jang ditinggalkan si bapak jang radjin dan koeat bekerdja pada hidoepnja. Bapak Tek Lie lahir dan besar dinegeri Tjina. Waktoe ia meninggalkan negeri Tjina baharoe ia beroesia sembilan belas tahoen. Orang toeanja tiada lagi, soedah lama meninggal. Kehidoepannja amat soesah dinegerinja sendiri. Pada soeatoe waktoe bala kelaparan menimpa loehaknja, karena hasil sawah binasa oléh bandjir. Penjakit amat hébat bertjaboel, sehingga beriboe-riboe orang jang mati. Oléh sebab itoe banjaklah orang jang melarikan dirinja keloehak