Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/60

Halaman ini tervalidasi

60

Sekarang barang jang moelia itoe telah hilang dari kalboe njonja „besar” itoe. Tingkah lakoe jang menoetoep roman jang koerang itoe poen tå ada lagi, soeatoepoen tá ada lagi jang menarik hati kita melihat njonja itoe.

Moeka jang sempit itoe hampir seroepa moeka beroek; diatas hidoengnja moeka itie selaloe berkeroet oleh karena hatinja selaloe soesah. Meskipoen ia poetih langsat, boesoek djoega dipandang mata, karena koelitnja kasar. Hidoengnja péndék, besar dan péngék. Bibirnja tipis akan tetapi moeloetnja lébar, sehingga apabila ia tertawa atau tersenjoem, roepa jang boeroek itoe bertambah boeroek poela. Léhér jang menjamboeng kepala dengan badan jang malas dan lemah itoe, besar serta péndék, dan apabila ia berdjalan, belakangnja itoe boengkoek sedikit, seperti siamang roepanja kelihatan dari belakang.

Tentang roman toean itoe tiada seberapa jang haroes ditjeriterakan. Tjoema mata jang doca itoe koerang bertjahaja, tjekoeng sedikit dan roepanja selamanja seakan-akan mengantoek. Adalah ruepanja ia koerang menahan nafsoenja. Pada pikirannja selagi orang koeat dan bertenaga, haroeslah ia mengenjam kesenangan jang diperoleh dalam kehidoepan ini dengan sekenjang-kenjangnja. Bahagia manoesia dihari jang kemoedian be-