Perlahan-lahan Deane membuka pintu, Seorang laki² dengan berpakaian khaki dan sebuah topi pandan ditangannja, berdiri diambang pintu. Dia memandang doctor Deane dengan sedikit heran.
„Tuan Lynch!”
Kata² itu diutjapkan dengan suara berat dan dalam. Dan karena Deane masih tampak ragu, orang itu melandjutkan :
„Waktu saja menaiki tangga saja melihat seseorang lewat dilorong dan masuk kesini. Saja kira orang itu tuan Lynch. Saja masih djuga mengetuk pintu biliknja, tapi tidak ada djawaban. Itulah sebabnja saja datang disini. Nama saja Benton!
„Lord Benton!?” tanja Deane kaget. Dan Lynch jang sedjak tadi berlindung dibalik daun pintu jang sudah terbuka itu tampil kedepan.
„Mylord, silahkan masuk. Maafkan akan sikap saja ini dan kiranja tuanpun mengertj mengapa saja sehati_hati ini”.
Dan orang itu, Lord Benton Gubernur Djenderal dari Trinidad, masuk kedalam bilik,
„Jang Mulia, baiklah saja perkenalkan teman saja ini, doctor Robert Deane, achli sedjarah dari Universitas Yake, jang sekarang kebetulan djadi pembantu saja”.
Lord Benton dan doctor Deane membungkuk, Mula² dia tampak heran dengan pakaian jang dikenakan Lynch saat itu. Tapi kemudian iapun mengerti. Dengan langkah² jang tetap ia berdjalan kearah divan dan duduk tidak djauh dari Lynch.
„Tuan Lynch, maafkan akan kundjungan saja jang mendadak ini, Tapi kalau melihat keadaan tuan, saja bisa mengerti bahwa tuanpun tentunja sudah mulai dengan persoalan kita itu”.
Sekalipun berusaha untuk menguasai dirinja, tapi Gubernur Djenderal itu tampaknja tidak begitu tenteram lagi dan berulangkal; harus menghapus keringatnja jang merembes dikeningnja.
„Dan rekan kami di London sudah pula mengawatkan pada saja bahwasanja tuan akan segera datang”.
Lord Benton berhenti sedjenak. Dan karena Lynch diam sadja, dia melandjutkan :
„Saja berani datang disini karena di Port of Spain ini muka
17