Kalau begitu baiklah saja tjeritakan, ― sahut Lord Benton sambil berdiri dari duduknja. „Tigabelas tahun jang lalu Bronson mentjoba untuk menumpas perdagangan tjandu ini. Tapi dia malah terbunuh. Djadi, tuan tak perlu heran kalau minggu² ini saja tidak bisa tidur dengan njenjak”.
Lynch mengangguk. „Ja, dengan sendirinja”, katanja.
Lord Benton mengambil topi dan tongkatnja dari atas medja, lalu katanja: „Tjuma inilah jang ingin saja sampaikan, tuan Lynch. Selain itu saja peringatkan tuan, djanganlah mentjoba-tjoba mengundjungi saja. Dan kalau anda ingin menghubungi saja, anda dapat melakukannja melalui inspektur Lenley”.
Setelah itu dia pamitan dan berdjalan kearah pintu. Tapi disana dia tertegun lagi.
„Mungkin akan lebih baik kalau saja tidak dilihat orang keluar dari sini. Apakah ada tangga darurat dibelakang sini?”
„Ja, ada Mylord”.
Lord Benton berdjalan kedjendela dan melompat kebalkon. Sebentar terdengar suara sepatunja jang sedang menuruni tangga darurat dan kemudian lenjap dihalaman belakang.
Beberapa saat kedua orang didalam bilik itu membisu. Dan baru setelah agak lama Lynch berkata pada rekannja: „Rob, kalau begini gara-garanja persoalan ini lebih serieus dari pada jang kuduga semula. Dan aku pikir, sebaliknja kau sendiri mentjari pakaian tua seperti ini. Titipkanlah pakaian itu pada salah satu rumahmakan Tionghoa jang murah dimana kau dengan mudah bisa mengambilnja. Selain itu, sementara ini kau belum perlu bertindak apa?”.
Setelah itu Lynch melihat erlodjitangannja.
„Sekarang djam sepuluh kurang seperempat. Masih ada waktu limabelas menit lagi untuk menemui seseorang. Saja sudah djandji dengannja”.
„Siapa? Dan dimana?” tanja Deane.
Lynch menuding dengan kepalanja.
„Dikamar 42. Disana ada seorang rekanku, George Graham. Waktu Benton menghubungi Perserikatan Bangsa² aku sedang berada di Asia Ketjil. Dan karena aku tak mungkin langsung menghadap Djenewa, dikirimnja Graham untuk berangkat lebih dulu. Dia sudah empat belas hari disini. Tapi karena
19