I SEORANG dari kedua orang itu jang perawakannja lebih tinggi dan mengenakan pakaian musimpanas menjilangkan kakinja dan melipatkan kedua tangannja.
„Apakah sudah tjukup djelas?”
Temannja jang lebih ketji] perawakannja dan duduk dimukanja mengangguk.
„Tjukup djelas”, ulangnja tanpa tekanan suara.
„Barangkali memang aneh terdengarnja, tapi saja tidak melihat djalan lain lagi. Lord Benton telah meminta kepada saja, akan tetapi bukan dalam kedudukannja sebagaj Gubernur-djenderal. Dia meminta saja setjara sambilan, apakah saja mau menolong dia. Menolong dia pribadi jang berarti menolong seluruh daerah koloni jang dipimpinnja. Riwajatnja memang tjukup berbahaja. Dan jang harus tuan perhatikan ialah: sekalipun mengenai persoalan saja, tuan harus menganggapnja betul² sebagai urusan pribadi. Begitu setudju?”
Sekali lagi orang itu mengangguk.
„Baik sekali. Bekerdja begitu memang tjotjok sekali bagi saja”.
„Saja tidak mungkin menolong tuan, demikian pula halnja dengan Lord Benton. Dan tuan tidak boleh minta tolong pada kami, bagaimanapun keadaannja. Komandan polisi setempat akan diberitahu tentang kedatangan tuan dan mereka akan menolong tuan setiap waktu. Jang penting sekali: Tuan bertindak seolah-olah sebagai seorang detektif partikelir”.
Orang itu membuka latji medjatulisnja jang besar, kemudian katanja lagi:
„Sebagaimana telah saja katakan, George Graham sudah lebih dulu berangkat. Kemungkinan dia tiba kemarin dan kalau tuan datang tentunja dia sudah empatbelas hari lebih mempersiapkan pekerdjaannja. Dan sesungguhnja saja sendiri lebih senang menjerahkan pekerdjaan ini kepada tuan, tapi waktu itu kami pikir tuan sukar sekali untuk didjumpai. Sementara itu Benton sudah tidak bisa lagi menahan kegelisa-
3