III BEGITU kapal merapat orang dipelabuhan mulai sibuk, terutama para buruh pelabuhan jang mengangkut barang² penumpang, sekalipun penumpang jang turun disana sebetulnja hanja tiga orang sadja, Lynch, doctor Deane darn seorang wanita. Disaat itu Lynch masih sadja berdiri tidak djauh dan kapten Mansley, tapi mereka tidak berkata_kata lagi. Seorang pemuda bertubuh tegap menubruk Deane jang mau turun dan tjepat² minta maaf. Pemuda ini berdjalan terus dan sambil lalu menjodorkan setjarik kertas pada Lynch. Lynch menjambut kertas itu lalu tjepat² memasukkannja kedalam sakunja.
Sebuah perahu bermotor dengan bertuliskan huruf² besar „Polisi” menghampiri kapal Carupano dan berhenti tepat dibawahnja. Dua orang penumpangnja naik keatas. Seorang diantaranja jang mengenakan uniform biru dan topi putih langsung menudju kapten Mansley, dan seorang lagi, penduduk asli dengan uniform putih jang menurut Lynch adalah pembantunja orang jang beruniform biru itu.
„Girang sekali bertemu dengan tuan, inspektur Sutter!” kata kapten Mansley mendjabat tangan tamunja. Inspektur Sutter menanggalkan pet birunja dan menghapus keringat dikepalanja jang dibagian mukanja sudah botak.
„Terimakasih kapten. Bagaimana pelajaran tuan?” Suara inspektur Sutter njaring terdengarnja dengan nada bahwa setiap orang harus tunduk kepadanja.
„Kapten Mansley, apakah Lynch djuga ada disini?” Disaat itu Lynch berdiri tidak lebih dari setengah meter dari Sutter. Tapi dia pura² tidak mendengar dan seolah² terpesona kesibukan dipelabuhan.
„Maukah tuan kebilik saja?” adjak kapten Mansley. „Disana kita bisa bitjara dengan tenang. Biarlah steward akan saja suruh mentjari Lynch”.
Mereka berdjalan digeladak menudju kamar kapten. Tapi baru sadja beberapa langkah kapten Mansley tertegun dan terpekik njaring :
„Davenant!” serunja. Urusan apa kau disini?" Dan orang jang disebut Davenant itu menjodorkan tangannja kepada Mansley.
„Kabar baik Mansley?” tanjanja. „Saja akan melihat mesin²
8