Halaman:Upacara tradisional yang berkaitan dengan peristiwa alam dan kepercayaan daerah Sulawesi Utara.pdf/16

Halaman ini telah diuji baca

penduduk pada tahun 1976 jumlah penduduk sekitar: 242.511 jiwa dengan perincian : 120.830 jiwa lelaki , dan wanitanya 121.581 jiwa.

3. Latar belakang sosial budaya

Kesatuan inti keluarga di Sangir Talaud adalah rumah tangga yang sebutannya identik dengan keluarga batih (ayah, ibu dan anakanak) dan menganut prinsip bilateral. Anak-anak kandung diberi nama menurut nama keluarga ayah , kecuali anak yang lahir tanpa diketahui ayahnya, maka mengikuti nama keluarga ibu.

Sejumlah keluarga batih yang mempunyai hubungan kekerabatan atau merupakan suatu kelompok kekerabatan yang besar, disebut ruanggana. Kelompok ini dipimpin oleh seseorarang yang disebut dengan istilah daerahnya dengan kepala suku. Pada umumnya seorang kepala suku itu ditunjuk/ diangkatdengan didasari oleh umur yang tertua.

Sebelum masuknya agama Kristen dan Islam penduduk di kepulauan Sangir Talaud percaya tentang adanya satu dinia . yang berada di" luar" dan di" atas yang didiami oleh dewa-dewa. Pengaruh agama Kristen dan Islam mengakibatkan kepercayaan akan hal tersebut (dewa-dewa) dari sebagian penduduk mulai meninggalkannya. Sungguhpun demikian masih sebagian besar penduduk yang percaya akan dewa-dewa, pada hal di antara mereka banyak yang sudah menganut agama Kristen dan Islam.

Menurut kepercayaan lama satu-satunya dewa yang mendiami alam gaib atau duatan langita (dewa langit) , disebut Genggonalangi, merupakan dewa tertinggi dan dianggap maha kuasa, pencipta, serta berkuasa atas semua dewa yang ada. Dewa Genggonalangi ini sering juga disebut duatang saluluang atau dewa alam semesta.

Selain dewa tersebut, terdapat sejumlah dewa yang dianggap penduduk menguasai lapangan-lapangan hidup antara lain : mawendo (dewa laut), aditinggi (dewa gunung api), datu ngkasuang (raja orang mati) , dan sebagainya. Dewa-dewa tersebut dipuja melalui upacaraup acara tertentu , hingga kini masih tampak di antara masyarakat pendukungnya.

Selain percaya pada dewa-dewa tersebut, masyarakat Sangir Talaud masih mengenal /percaya pada mahluk-mahluk halus yang dianggap berdiam di mana-mana : misalnya di gunung-gunung , di sungai, pohon , tanjung, batu-batu besar, teluk dan lain-lain. Mahluk

12