Halaman:Warisan Seorang Pangeran 01.pdf/34

Halaman ini telah diuji baca

„Tjongpiauwtauw terang sekali kau hendak bergurau denganku!“ demikian katanja. „Adakah kau omong dengan sungguh² ? Tjoba kau pikir! Nona kami adalah puteri seorang wedana. Djikalau barang² perhiasannja, atau pesalinnja, bukan barang² jang berharga, apakah ia masih mendjadi puteri seorang ningrat jang agung ? Kalau begitu, bukankah tak ada perlunja aku undang piauwsoe jang kenamaan untuk melindungj dia ? Dan perlu apa aku sengadja djauh² dari Souwtjioe pergi ke Siongkang untuk mengundang kamu ? Kita sama? orang kang-ouw. Mustahil dalam hal inj kau masih tidak mengerti ?“

Tidak sedap didengarnja djawaban itu, hingga Tjeng Loen mentjelat bangun dari kursinja Ia memang aseran. Ia segera pentang mulut lebar.

„Bilang ! Bilang !“ katanja. „Bilang, barang² berharga apakah isinja peti? itu ?“

In soeya tidak mendjadi djeri karena orang bersikap keren itu. Ia berlaku tenang.

„Tidak ada barang² berharga apa², tjuma limaribu tail emas lempengan !“ djawabnja dengan dingin. „Taydjin kita sudah memangku pangkat selama tigapuluh tahun, dia tjuma dapat mengumpulkan sedikit harta. Oleh karena kota Souwtjioe tidak aman, kebetulan berbareng dengan pernikahan puterinja, dia djadi hendak kirim emas itu ke ......“

Belum habis kata² itu diutjapkan, piauwsoe itu dan muridnja sudah tergugu, keduanja saling mengawasi.

Lima-ribu tail emas! Didjaman itu, itulah berharga duapuluh laksa tail perak! Semua itu merupakan lempengan! Pada waktu keamanan terganggu sebagai itu, harta besar itu mesti dibawa dalam perdjalanan dengan perlindungan hanja beberapa puluh serdadu jang tidak berarti !

Tanpa merasa, guru dan murid itu mengeluarkan peluh dingin ...

„Bagaimana, tjongpiauwtauw ?“ tanja In Soeya selagi orang masih berdiam sadja. Adakah kau menjesal ? Tapi sekarang sudah terlambat ! Surat perdjandjian jang mendjadi tanggung-djawabmu, sudah berada didalam tangan taydjin kita! Sekarang, djika kau sudi, kau mesti mengantarnja dan djika kau tidak sudi, kau mesti mengantarkan djuga ! Sekarang aku omong terus-terang kepadamu ! Emas sudah berada ditengah djalan. Itu berarti, kau mengantar atau tidak, andaikata terdjadi sesuatu, kau tidak bakal lolos dari

31

Warisan Seorang Pangeran — 3