Halaman:Warisan Seorang Pangeran 02.pdf/11

Halaman ini telah diuji baca

nja itu, terdiri dari badju dan tjelana hidjau sutera dan ikat kepala hitam serta betis dililit, hingga mereka mirip dengan orang² gagah dipanggung wajang, sedang dada mereka semua dikembungkan. Melihat itu, hampir Tjeng Loen tak dapat menahan diri untuk tidak tertawa.

Tjioe Too Liong heran apabila ia tampak pihak lawan tjuma terdiri dari tiga orang, dan jang ditengah adalah seorang wanita jang djalannja bergaja élok. Ia menjambut tetamu sebagaimana harusnja. Tidak berani dia bersikap temberang. Sebenarnja djanggal djuga kedudukannja. Karena ia adalah toapangtauw. Sebaliknja, dalam tingkatan rumah perguruan ia terlebih rendah satu deradjat. Hal ini ia tidak berani abaikan.

Iapun berhati tetap, sebab ia tahu, ia dapat mengandal pada bantuannja seorang jang liehay dipandangan matanja, hingga ia harap bisalah mentjabut paku dimatanja, paku jang berupa dirinja Sim Pek Ngo itu!

Setelah saling memberi hormat dan saling merendah, sampailah Teng Yang bertiga dipendopo belakang. Ruang pendopo ini luas, sebab medja sutji dan patung²nja entah telah digeser kemana, disitu tinggal sebuah ruang kosong bagaikan lapangan dengan batu hidjaunja, lapangan jang siap untuk pertempuran.

Rombongannja Too Liong ada besar, orangnja djangkung dan kate, djumlahnja duapuluh orang. Tjeng Loen sebaliknja mengawasi toa-pangtauw dari Tjeng Pang itu, jang mempunjai mata ulung² dan hidung singa, mukanja berewokan, dadanja lebar; dengan berkerebong mantel, dia itu tampak garang, tjuma terlihatnja dia bukan sebagai satu manusia djahat jang berbahaja, Disini ketua itu ada seorang tua serta seorang muda. Siorang tua telah ubanan rambut dan kumisnja, tubuhnja djangkung melebihkan ia, tetapi mukanja merah, hidungnja besar dan merah-mengkilap seperti bawang. Dipandang seumumnja dia beroman bengis. Siorang muda beralis kurus dan bermata ketjil, kupingnja tipis, mulutnja lantjip, sepasang bidji matanja senantiasa berputar, maka dapatlah diduga bahwa dia ada seorang litjik.

Sebagai djuru-pemisah atau orang disama tengah, Lok Tjiauw memperkenalkan kedua pihak seraja menjebutkan setiap nama. Tahulah sekarang pihak Teng Yang bahwa siorang tua djangkung itu ada Hoe Loen, begal tunggal didaerah telaga Tjiauw Ouw, propinsi An-hoei, sedang sianak muda, Kee Seng Liang namanja, ada

70