Halaman:Warisan Seorang Pangeran 03.pdf/6

Halaman ini telah diuji baca

supaja kita tidak terlambat, Kalau kedua pihak keburu turun tangan, urusan bisa djadi hebat dan bertele-tele".

»Djikalau djiewie benar hendak berangkat, aku jang rendah dan Tjong Toako suka menemani", berkata Tjeng Lip, ,,Asal Tjian Tjeng Loen suka mengaku kekeliruannja didepan orang banjak dan berdjandji selandjutnja tidak akan membela siluman2 itu mungkin aku jang rendah dapat mendajakan hingga piauwnja itu dapat dibawa pulang....."

Dijie Ie senang mendengar suara itu. Ia lantas sadja mewakilkan Tjeng Loen menghaturkan terima kasih.

Ketika itu, tanpa merasa, ajam2 mulai berkokok, tanda sang fadjar telah tiba, Maka Tjeng Lip segera berbangkit, mengantar tetamu2nja itu berlalu. Ia tidak mengantar tjuma sampai didepan kuil, hanja terus sampai didjalan dipintu kota utara dari mana dengan gampang orang kembali kedalam kota, Ia berbuat begini untuk mentjegah dua saudara itu kesasar.

Ditengah djalan, Djie Ie minta keterangan tentang persoalan dengan keluarga Tjiang itu.

»Menjesal”, berkata Tjeng Lip. ,,Bukannja aku tidak sudi memberi keterangan kepada djiewie. Sebenarnja urusan ini pandjang, tidak dapat dibitjarakan dalam waktu sesingkat ini, Biar lain kali sadja, apabila ada tempo luang, aku nanti berkundjung kepada dijiewie di Toh Goan sana ......... "

Didalam hatinja, Tiauw Lan bertjekat, Ia tidak sangka bahwa Tjeng Lip pun kenal nama villa Kok Ban Tjiong itu. Djadi pemuda ini benar bukan sembarang orang kang-ouw.

Tjeng Lip rupanja dapat menduga hati orang.

»Didjaman sekatjau ini, Tie Loo-eng-hiong”, katanja, ,,djangan kata baru kamu sembunji di Mauw San, sebuah gunung ketjil, walaupun kau menjingkir ke Tay Soat San, itu gunung bersaldju, djikalau kamu memikir untuk memutuskan. perhubungan dengan dunia luar, itulah djangan kamu harap. Lihat sadja, sekalipun Tjian Tjong. plauwtauw, dia masih dapat mentjari kamu! Pertjaja tidak bahwa lain orang, siapa djuga, dapat mentjari kamu ?”

Tiauw Lan dan Dijie Ie berdiam,

Sampai disitu mereka berpisahan dengan berdjandji besok magrib mereka akan bertemu pula diluar kota itu, untuk berangkat

ber-sama2, Tapi Tjeng Lip pesan : ,, Umpama kata sahabat jang aku

127