Halaman:Wayang Cina - Jawa di Yogyakarta.pdf/21

Halaman ini tervalidasi

Pada tahun 1964 ia melakukan penelitian mengenai wayang karya cipta Gan Thwan Sing, tatkala ia melihat sebagian dari wayang tersebut yang terpajang di salah satu vitrin ruang wayang Museum Sono Budoyo. Ia secara pribadi juga telah berkenalan dengan Gan Thwan Sing dan mewawancarainya. Pada tahun 1968, tatkala Dr. F. Seltmann datang lagi ke Indonesia, wayang karya cipta Gan Thwan Sing sebanyak satu kotak, dibelinya dan dibawa ke Jerman. Khusus mengenai wayang karya cipta Gan Thwan Sing itu, Dr. F. Seltmann pernah menulis sebuah karangan di majalah RIMA dengan judul "Wajang Titi - Chinesisches Schattenspiel in Jogjakarta".

Dalam karangan tersebut, ia menilai Gan Thwan Sing sebagai berikut:

"...............................
Dieser Mann hat alle Eigenschaffen eines ersklassigen Dalang in sich verenigt. Auszer sciner angestammten Sprache (Hokkian) beherrschte er das Javanische in Wort und Schrift. Daher nimt es auch nicht wunder, dasz er mit allen Aspekten des Javanischen Schattenspiels vertraut war
....................................."[1]

Artinya:

".................................
Di dalam diri orang itu telah terpadu sifat-sifat seorang dalang kelas wahid. Di samping bahasa aslinya (bahasa Hokkian) ia menguasa bahasa Jawa dalam kata maupun tulisan. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa ia menguasa benar segala segi permainan wayang Jawa
................................"

Kehadiran wayang Cina - Jawa di Yogyakarta pada masa sebelum Perang Dunia ke II, dicatat oleh Darmosoegondo, seorang wartawan, dalam buku : "Kota Jogjakarta 200 Tahun" yang terbit pada tahun 1956. Dalam catatannya itu, Darmosoegondo menamakan wayang ciptaan Gan Thwan Sing, "Potehi".

Dinyatakan sebagai berikut :


  1. F. Seltmann, Wajang Titi - Chinesisches Schattenspiel In Jogjakarta", RIMA, Vol. 10: 1, University of Sidney, Australia, 1976, halaman 54.
    Terjemahan dilakukan oleh Paul W. Suleman, S.H.
14