Baku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
-iNu- (bicara | kontrib)
k memindahkan Catatan Pinggir/Baku ke Baku
-iNu- (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{header2header
| title = Baku{{PAGENAME}}
| author = Goenawan Mohamad
| translator =
| section = ~Majalah Tempo, Edisi. - 3 Februari 2002~
| previous =
 
| previousnext = [[Goenawan Mohamad]] =
| nextyear = [[Catatan Pinggir]]2002
| notes portal = Catatan Pinggir
| notes = Majalah Tempo Edisi - 3 Februari 2002
}}
 
[[Kategori:Goenawan Mohamad]]
[[Kategori:Catatan Pinggir]]
 
<p>BAKU, perbatasan, kematian. Ini sebuah cerita yang terjadi kurang-lebih 100 tahun yang lalu, ketika Eropa bersentuhan dengan Asia, dan seorang bangsawan muslim jatuh cinta pada Nino. Gadis ini teman sekolahnya, beragama Kristen, dan semua itu terjadi di sebuah tempat yang pas untuk cerita seperti ini: di Baku, di tepi Laut Kaspia itu, di mana Georgia, Armenia, dan Azerbaijan bertemu, di sebuah wilayah yang berada di bawah kemaharajaan Rus dan bersentuh batas dengan Persia. Agaknya novel <i>Ali und Nino</i> ini memang ditulis, oleh seorang pengarang misterius bernama Kurban Said, dengan arah seperti itu: Eropa bersentuhan dengan Asia, dan segala kerumitan, juga cinta dan kematian, meruyak.</p>
 
Baris 31 ⟶ 28:
<p>Soalnya kemudian: siapa sebenarnya Kurban Said, pengarangnya, dan kenapa ia menawarkan yang &#8220;Asiatik&#8221; bukan sebagai sebuah batin, melainkan sebagai sebuah panorama. Theroux pernah menduga bahwa &#8220;Kurban Said&#8221; adalah seorang Tartar yang meninggal di Italia pada tahun 1942. Kemudian diketahui bahwa nama itu adalah nama pena dua orang: yang pertama Elfriede Ehrenfels, seorang bangsawan putri Austria; yang kedua Lev Nussimbaum, seorang Yahudi kelahiran Baku dan kemudian besar di Berlin, yang di masa muda masuk Islam dengan nama Essad Bey. Yang pertama orang yang datang dari Eropa lama, yang kedua seorang pengembara. Dengan kata lain, mereka bukan penghuni sebenarnya dunia seorang Ali.</p>
<p>Tapi mungkin bukan salah mereka. Dari Aristoteles sampai dengan direktur kebun binatang (juga Samuel Huntington), tampak bagaimana manusia menyukai dua hal yang bertentangan: perbedaan dan kategori. Kategori merampat-rapikan perbedaan; perbedaan seharusnya membebaskan manusia dari kategori. Tapi tak jarang atas nama perbedaan, kategori ditegakkan—dan kita pun masuk ke dalam kata seperti &#8220;pemamah biak&#8221;, atau &#8220;reptil&#8221;, atau &#8220;Asiatik&#8221;, dan seperti terpenjara.</p>
 
[[Kategori:GoenawanCatatan MohamadPinggir]]