Tahun "Vivere Pericoloso": Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
é -> e
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 200:
Akhir-akhir ini udara politik di negeri kita diliputi oleh diskusi ini dan diskusi itu, polemik ini dan polemik itu, perdebatan ini dan perdebatan itu. Apakah gejala ini baik atau buruk? Ia buruk kalau ia melemahkan persatuan nasional. Tetapi ia baik kalau ia memperkuat persatuan nasional. Dasar aku ini memang orang dinamis!
 
Aku tidak suka kepada ketenangan yang beku dan mati, aku tidak suka kepada keulerkambangan, yang kusukai ialah dinamika, vitalitas, militansi, aktivitas, kerevolusioneran! Misalnya: semua orang tahu bahwa aku ini penggemar senirupa, baik patung-patung, lukisan-lukisan, maupun yang lain-lain, '''Aku lebih suka lukisan samudera yang gelombangnya memukul-mukul menggebu-gebu, daripada lukisan sawah yang adem-ayem-tentrem, "kadyo siniram banyu wayu sewindu lawase"''', Kalaupun sawah, aku pilih lukisan sawah yang padinyapun mengombak dan anginnya bertiup. Kalau aku pilih lukisan potret, kupilih potret yang ada apinya, ada dayanya, ada grengsengnya. Lihatlah Patung Selamat Datang di depan Hotel Indonesia, lihatlah Patung Pembebasan di Lapangan Banteng, lihatlah Patung Trikora (Pemanah) di depan Istana Merdeka – semuanya dinamis, semuanya vital, semuanya laksana menderu-deru!
 
Yang aku harap adalah agar semua fihak yang berdiskusi, berpolemik dan berdebat itu melakukannya demi persatuan, bukan demi perpecahan, demi pelaksanaan Manipol, bukan untuk penyerimpungan Manipol.
Baris 372:
Ya, saya katakan lagi, memang ada kesulitan-kesulitan, tetapi kesulitan-kesulitan itu akan kita pecahkan bersama, – that's what the Revolution is for! -, kesulitan-kesulitan itu akan kita ganyang, – that's what the Revolution is for, and – we can take it! Inilah romantiknya Revolusi! Inilah dinamiknya Revolusi! Siapa yang tidak memiliki romantiknya Revolusi, siapa yang tidak memiliki dinamiknya Revolusi, – sudah, jangan ikut Revolusi, masuk saja di kandang kambing, ngempeng susu saja dari tetek si kambing itu!
 
Baca Manipol, baca semua pidato-pidato saya yang dulu, dan benang-merah yang menjelujur semua pidato-pidato saya itu ialah: perjuangan, perjuangan, sekali lagi perjuangan, dan bahwa Revolusi adalah perjuangan. '''"Inallaha la yu ghoyiru ma bikaumin, hatta yu ghoyiru ma biamfusihim". "Tuhan tidak merubah nasibnya sesuatu bangsa; sebelum bangsa itu merubah nasibnya sendiri". Firman Tuhan inilah gitaku, firman Tuhan inilah harus menjadi pula gitamu:''' Berjuang, berusaha, membanting tulang, memeras keringat, mengulur-ulurkan tenaga, aktif, dinamis, meraung, menggeledek, mengguntur, – dan selalu sungguh-sungguh, tanpa kemunafikan, ikhlas berkorban untuk cita-cita yang tinggi. Hai Manipolis, – jangan Manipolis munafik! Hai USDEKis, – jangan USDEKis munafik! Hai Sosialis, – jangan Sosialis munafik! Hai Nasakomis, – jangan Nasakomis munafik! Penyakit-busuk dari semua perjuangan ialah kemunafikan! Kemunafikan adalah sumber dari segala kelemahan. Sumber perpecahan. Sumber reformisme. Sumber kompromis. Sumber revisionisme. Sumber rontoknya romantik, dinamik, dan dialektik. Sumber pengkhianatan. Sumber segala kerling-kerlingan main-mata dengan musuh.
 
Celakalah sesuatu Revolusi yang disarangi oleh orang munafik. Karena itu, jebollah kemunafikan di mana ada, tendang-keluarlah kemunafikan dari segala penjuru!