Yang Terampas dan yang Putus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Harditaher (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{header
| title =
| author = Chairil Anwar
| translator =
| section =
| previous =
| next =
| year = 1949?
| portal = Puisi
| notes = Dari [[Yang Terampas dan yang Putus (antologi)]]
}}
<poem>
Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu.
di Karet, di Karet (daerahku y.a.d.) sampai juga deru dingin
kaudatang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi
</poem>
<poem>
cemara menderai sampai jauh,
terasa hari akan jadi malam,
ada beberapa dahan ditingkap merapuh,
dipukul angin yang terpendam.
aku sekarang orangnya bisa tahan,
sudah berapa waktu bukan kanak lagi,
tapi dulu memang ada suatu bahan,
yang bukan dasar perhitungan kini.
hidup hanya menunda kekalahan,
▲tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku<br> </poem>
tambah terasing dari cinta sekolah rendah,
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan,
sebelum pada akhirnya kita menyerah.
</poem>
[[Kategori:Puisi]]
|