Kitab Makrifat  (1928) 


Kitab

Makrifat


JAITOE

ILMOE HAL HIDOEP

menerangkan diadi doenia kita ini dengan segala isinja.


DJILID PERTAMA DAN KEDOEA

TAMAT.




Diterbitkan dan didjoeal oleh

TAN KHOEN SWIE

KEDIRI




1e DRUK 1928


Kitab

Makrifat


JAITOE

ILMOE HAL HIDOEP

menerangkan diadi doenia kita ini dengan segala isinja.


DJILID PERTAMA DAN KEDOEA

TAMAT.




Diterbitkan dan didjoeal oleh

TAN KHOEN SWIE

KEDIRI




1e DRUK 1928

KITAB MAKRIFAT

JAITOE:

Ilmoe Hal Hidoep ke 1.

menerangkan djadi doenia kita ini dengan segala isinja.



Adapoen asal moela ilmoe itoelah toemboeh dari perhimpoenan bangsa moekammal jang boediman di tanah Hindoestan maka di siarkan oleh Arifin di tanah Europa dan Amerika jang bersama djadi anggota perhimpoenan Theosofie dan pernah diterbitkan oleh toean H. A. Benjamins djoega.

Djilid jang pertama ini menerangkan bagian toeboeh manoesia menoeroet peladjaran kitab makrifat itoe.


Ke I hal Roh dan Toeboeh.

Sjahadan kita haroeslah mengetahoei apakah maksoed hidoep kita ini djanganlah salah mengarti dan salah pendapatan kita hal itoe maka haroeslah kita ketahoei bedanja roh dan toeboeh. Maka roh itoepoen soeatoe dan jang bersifat hidoep jang mempoenjai ingatan dan kehendakan. Adapoen toeboeh itoepoen soeatoe badan manoesia jang boeat tempat roh jang ada, dalamnja, maka jang di namai manoesia jang benar itoepoen roh boekan badannja.


Bahwa sangka orang jang beloem tahoe benar bedanja, maka roh itoe koempoel djadi satoe dengan toeboehnja, dari sebab tidak boleh membedakan serta mentjereikan jang satoe dari lainnja.


Adapoen manoesia jang benar jaitoe roh, serta toeboeh manoesia itoepoen amat berbeda sebab toeboeh tadi hanja terpakei koetika ada di doenia sadja, akan tetapi djikalau toeboeh tadi telah kelihatan toea atau roesak laloe ditinggalkannja pleh manoesianja dan ditjari olehnja toeboeh jang baharoe (mendjalma). Kalau kita menganggap roh kita inipoen sama kita maka itoelah seperti mempersamakan badan kita dengan pakean jang terpakei olihkoe, mmaka pakean itoepoen mengeloeboengi badan kita sadja; maka kerana badan itoe oepama pakean roh maka bagimanakah bolih disamakan.


Adapoen memakeinja pakean tadi menoeroet saferloe dan faidahnja sadja bagi badan kita ini, maka kita berasa bersato dengan badan kita kerana tiada bolih mentjereikan doea perkara tadi jaitoe: roh dan toeboeh; akan tetapi djika tertjahari dengar soenggoeh-soenggoeh nistjaja kadjadianlah roh bolih dikeloearkan dari toeboehnja laloe kita mengetahoei djika roh itoepoen beda dari pada badannja.


Adapoen badan manoesia tiada melainkan satoe sahadja, maka adalah enam roepa semoeanja terpakei serta badan itoe menjerboe-serboean dan berlapis lapis; maka jang pertama ada didalam sendiri dan amat sangat haloesnja dan lebih haloes dari pada badan jang kedoea, demikian djoea badan jang kedoea lebih haloes dari pada badan jang ketiga, begitoelah selandjoetnja sampei badan jang ke toedjoe jaitoe badan manoesia dalam doenia ini.


Dari pada haloesnja toeboeh-toeboeh tadi menberoet keferloean dan goenanja, lagipoen lama hidoepnja satoe persatoenja badan tiada sama, akan tetapi menoeroet ferloenja sadja, melainkan orangnja jang benar hidoep kekal awal dan achir, mendjadi tiada ada orang wafat, maka jang dikatakan wafat di doenia inipoen sesoenggoehnja mengganti toeboeh sahadja (mendjalma).


Sjahadan terpakeinja pada manoesia jang benar toeboeh itoepoen akan mendjadi pertoeloengannja mengetahoei keadaan waktoe di doenia akan mentjahari barang kepandean, kerana djika tidak dengan badan maka ia tidak bolih menggoenakan tenaganja barang pengatahoeannja kebidjaksanaännja dan sebageinja. Adapoen kaferloean kita diadakan atau di toeroenkan di doenia ini akan mentjahari kepandean soepaja tambah barang pengatahoean kita dan mendekatkan masoek kita pada perhimpoenan insan kamil,


Ke II hal Toeboeh kasar.

Bahoea jang di seboetkan toeboeh kasar jaitoe toeboeh kita ini, maka pada bahasa Sanskrita dinamai ,,Annamaya-kosha" atau Stoela-sharira" maka pada bahasa Arab dinamai ,,Rohdjasmani" serta pada bahasa Ollanda dinamai ,,Stoffelijk lichaam" maka faidahnja toeboeh kasar itoe hanja terpakei waktoe di doenia; maka kalau orang meninggal doenia toeboehnja tadi ditinggalkannja; maka sedang kita soedah taoe prihalnja toeboeh tadi maka saja menerangkan mana jang bergoena sahadja.


Bahagiannja dat jang terpakei memoedjoedkan badan kita adalah tiga warna, maka jang pertama djasad keras, jang kedoea djasad tjair dan jang ketiga djasad berasap.


Diatasnja manoesia jang benarpoen toeboeh kasar tadi amat besar ferloenja, sebab mengetahoei hidoepnja berserta pertoeloengannja toeboeh kasar, sebab badan atau toeboeh jang lain beloem sempoerna seraja beloem bolih terpakei di loear badan kasar.


Kalau kita tidoer manoesia jang benar keloearlah dari badan kasar memakei badan Rohrochani; akan tetapi olih kerana Rohrochaninja beloem sempoerna mendjadi tidak taoe atau tidak terang tjoeatja apakah jang diperboeatkannja ketika keloear dari Djasmaninĵa laloe di seboetkannja tidoer, maka djika Rohrochani merasai barang apa sadja ada dalam bahagian Alam di atas doenia ini, apabila sedar dari pada tidoernja laloe di seboetkannja mengimpi.


Ke III hal Toeboeh kedoeanja.

Badan angka doea ini kalau pada bahasa Sanskrita dinamai ,,Pranamaya-kosha" atau ,,Lingga-sharira" maka pada bahasa Arab ,,Rohrobani" dan pada bahasa Ollanda ,,Etherisch lichaam", maka asalnja (djinazat) empat warna jang amat haloes maka pada bahasa Ollanda dinamai ,,Ether".


Bermoela adapoen roepa Rohrobani itoe sama dengan Rohdjasmaninja dan berserboe-serboean mendjadi satoe hingga diseboetkan pertimbangannja atau pasangannja Rohdjasmani; maka Rohrobani itoepoen seboéah tempatnja kehidoepan, artinja djikalau Rohdjasmani kehilangan Rohrobaninja laloe wafat dan binasa (boeroek); maka orang jang soedah tjerdik jaitoe tadjam penghidoepannja pandai melihat roepa dan warnanja, maka terseboet pada ilmoe Theosofie warnanja kelaboe beroengoe atau kelaboe berbiroe. Adapoen kasar dan haloesnja menoeroet sebagimana haloes kasarnja Rohdjasmani; maka Rohrobani itoepoen laksana perakat Rohdjasmani sebab kalau Rohrobani keloear nistjaja Djasmaninja laloe bertjerei-berei sesoedahnja boeroek; maka kalau kita wafat jaitoe manoesia jang benar (manoesia senjata) keloear dari toeboeh Djasmani memakei toeboeh Rohrobani sahadja, maka Djasmaninja laloe boeroek dari sebab perakatnja soedah linjap dari padanja; maka di dalamnja hidoep ada di Alam doenia badan jang kedoea kali itoe tidak bolih tjerei dari badan pertama, kalau tertjerei kita wafatlah di Alam doenia ini.


Ke IV hal Badan jang ketiga.

Sjahadan badan manoesia jang ketiga pada bahasa Ollanda di namai ,,Begeertelichaam" ata, Astraallichaam" maka pada bahasa Sanskrita ,,Manomaya-kosha" tau Kamaroepa" serta pada bahasa Arab ,,Rohrochani" artinja badan jang koeasa bertenaga oetama atau berdjalan baik; maka Rohrochani tadi dari djasad (djinazat) atau hawa jang lebih haloes dan lemboet dari pada Ether, maka mata kita tidak sampoerna akan lihat padanja, maka pada bahasa Ollanda djasad tadi terseboet ,,Astrale stof" (djinazat rochani) maka badan ketiga itoe menjerboei badan pertama dan kedoea dan lagi ia mengoeboengi badan doea itoe, maka orang jang tjerdik bolih lihat roepa dan warnanja.


Tatkalanja manoesia jang benar berdiam ada di badan tadi pandei poetar² sagenap bahagian Alam kehaloesan jang di seboetkan pada bahasa Ollanda ,,Astraalgebied" serta pada bahasa Sanskrita dinamai ,,Kama-loka," jaitoe Alam kehaloesan di atas doenia kita, maka kerana Rohrochani soedah ditentoekan olih jang mahakoeasa boeat badan manoesia pada koetika ia berdiam dalam Alam tadi, maka sebab itoelah tiap2 kali manoesia hendak mengoelilingi bahagian Alam tadi misti berserta alat badan Roh-rochani atau Manomaya-kosha (Kamaoepa).


Demikian djoega tatkala manoesia telah berpakei Rohrochani tjakap berkoeliling atau pergi di mana tempat jang beberapa djaoehnja, maka linjapnja Rohrochani dari badan kasar mendjadikan tidoer, serta Rohrochani tadi senantiasa dipakei pada manoesia jang benar djika hendak mendjalma. Adapoen bedanja orang wafat dengan orang tidoer demikianlain: Djikala orang wafat njawanja keloear dari badan kasar memakei Rohrobani, djika orang tidoer njawanja keloear dari badan kasar memakei Rohrochani.


Sjahadan Rohrochani lebih besar dari pada Rohrobani dan Rohdjasmani, maka djika di pandang dengan mata sampoerna laloe kelihatan bertjahja gilang goemilang tjemerlang mengoelilingi seboelatnja badan kasar seperti awan mengroeboengi poentjak goenoeng.


Adapoen pitjahnja kapandeian lebih moedah kalau manoesia berdiam memakei Rohrochani ada di bahagian Alam kehaloesan angka II, akan tetapi menoeroet sampoerna badan tadi maka lebih sampoerna Rohrochaninja soenggoehlah amat tjakap bidjaksananja seraja mengetahoei isinja Alam kehaloesan tadi.


Adapoen manoesia memakei Rohrochani tadi adalah ferloenja dan goenanja kerana kalau tiada berserta badan itoe tiadalah taoe dan tiadalah bolih merasakan awa-napsoe doenia ini, maka keterangannja demikinlah: Manoesia jang benar berpakei Roh-rochani dan badan ito diselimoeti pada Rohrobani, dan Rohroban diselimoeti pada Rohdjasmani jaitoe badan kasar kita jang kelihatan ini, mendjadi pelbagi rahsa jang di terima pada badan kasar laloe diterima Rohrobani angka II laloe diterima poela pada Roh-rochani angka III, selandjoetnja kemoedian diterima pada manoesia jang benar jang ada di dalamnja segala badan² itoe, dan baharoelah manoesia merasakan djika badannja kasar terhampiri atau terkena apa-apa dari doenia kita ini.


Bahoea dari pada haloesnja badan tadi mendjadikan tjepat djalan perasaan maka hampir sekoetika djoea manoesia berasa djika badannja dihampiri aneka warna, oepama saekor Laba-laba menghamparkan benang sarangnja dari badannja, maka meskipoen beberapa benang telah terloearkan maka sasoenggoehnja benang itoepoen mendjadi bahagian badannja, maka benang tadi djika kena atau tergerakkan olih apa saja nistjaja Laba-labanja sigera berasa djikalau ada soeatoe perinja


Demikian djoega pembaoean, pendengaran, penglihatan serta perasaän jang diterima hidoeng dan telinga dan mata atau moeloet maka salaloenja diterima olih manoesia jang benar diatas koeasą badan Djasmani Rohrobani dan Rohrochani. Adapoen baliknja djika manoesia jang benar mempoenjai [..] apa sadja maka pertama diterima olih Rohrochani laloe diterimakan pada Rohrobani kamoedian diterimanja olih Rohdjasmani, maka di sitoelah badan kasar baharoe menghadlirkan barang boedi pekerti manoesia jang benar jaitoe adanja tangan kita beroember dan kaki terindar dan toeboehpoen bergerak dan sebageinja hanja mendjalanken titah manoesia jang benar kapada badannja kasar.


Hatta maka dat Rohrochani itoepoen amat haloesnja dan asalnja dari hawa atau djinazat toedjoe perkara haloes kasar, maka peladjaran Theosofie medlahirkan djika Astrale stof itoepoen djasad haloes jang bersifat gilang-goemilang seperti tjahja bintang berserboe2an, jang pertama kasar kedoeanja lebih haloes ketiganja amat haloes lagi, demikianlah selaloenja sampei ke toedjoe kalinja amat sangat haloesnja, maka dari pada amat aloes djasad badan itoe menjerboei badan robani.


Ketahoeilah olihmoe besoek hari selinjapnja badan kita jang kasar, maka badan Rohrohanipoen misih bersifat seolah-olah badan kasar akan tetapi soedah berwarna awan amat haloes, mendjadi beroepa tjahja djernih kilau kilauan tiada bajang bajangnja, akan tetapi bersifat jang sedemikian tadi Rohrohanina manoesia jang soedah sampoerna pada ilmoe pengetahoean jang sedjati.


Adapoen Rohrohani manoesia jang beloem sampoerna pada ilmoe itoe tida mempoenjai matjam atau bangoen atau tida bersifat manoesia, hanja seperti adanja awan bekoe (tebal) dan kentaranja di tengahnja awan tadi melingkoeng-melingkoeng memoentjak reboeng roepa manoesia; maka kalau Rohrohaninja orang jang sempoerna soedah beroepa badan menoesia, maka itoelah menoendjoekkan djika soedah dipaoetnja kemoeliaan dan kepandean boedi kekoeatan koeasa dan bidjaksana, serta pelbagei jang ditoedjoenja kedjadian maka Rohrohaninja makin sempoerna langkap bahagian anggotanja lagi maka bertjahja gilang goemilang djernih.


Adapoen roepa serta warnanja Rohrohani itoelah menoeroet, tabiat serta prihal manoesia; maka kalau kita betoel marah manoesia kita jang benar menjatakan dirinja dalam Rohrobani serta badan tadi bestjahja oengoe merah; kalau kita asih dan belas kasian kepada semoeanja machloeq Allah maka manoesia kita jang benar berdiam pada Rohilafi serta Rohrochani kita merah moeda sebagaimana boenga mawar warnanja; maka demikian poela djika hati atau tabiat manoesia baik (boediman) Rohrochaninja djoega djadi haloes djernih tjahjanja; maka apabila kita berhati djahat seraja dengki Rohrochani kita keroeh tiada bertjahja.


Bahoea kalau orang tidoer Rohrochaninja keloear dari badannja, maka djika orang jang tidoer tadi misih bodo tiada berkepandean maka Rohrochaninja djoega tiada poenja kekoeatan satoe apa senantiasa terapoeng apoeng sebagei awan tida tesapoe olih angin, dan warnanja merah atau hidjau keroeh tiada bertjahja, serta tiada bolih tjerei djaoeh dari badannja kasar sebab tiada biasa tjerei djaoeh sabageimana Rohrochani orang jang lebih pandei; maka kalau orang jang tidoer tadi soedah banjak engetan seraja kapandean sesõenggoehnja Rohrochinja djoega bolih tjerei lebih-djaoeh dari pada orang jang bodo, istimewa poela manoesianja jang bertempat dalam Rohrochani tadi lebih tambah kekoeatan dan penderitanja sehingga deritaän tadi bolih mengadakan tjahja pelbagei warna, apa lagi Rohrochaninja berintjis rintjis warna dan goemilang-gilanglah jahjanja terlekat pada kanan kirinja Rohrobani; maka dalam tidoernja orang jang sampoerna pada ilmoe pengetahoean sesoenggoehnja tiada bolih terkedjoet atau berdebaran sebagai orang jang misih koerang pengetahoean, sebab Rohrochaninja telah biasa bertjerei djaoeh, mendjadi kombalinja pada badan kasar tiada keboeroe, terangnja demikian: Diatasnja orang bodo mitsalnja saorang anak ketjil bertjerei dengan boendanja, nistjaja tiada tahan tjerei lama sebab koerang senang dan takoet kerana pertama tiada taoe tamasia atau tiada taoe perdjalanan, kedoea kalinja tiada tahan tjerei sebab biasa berhampiran dengan boendanja atau inang pengasoeh, djika djaoeh sabentaran sadja lantas koembali dengan serenta, maka itoelah adanja orang tidoer terkedjoet atau berdebaran dari tidoernja sebab Rohrochaninja kalau bertjerei sakian sadja takoet laloe koembalinja dengan terkedjoet, maka jang tidoer toeroet terkedjoet djoea.


Adapoen orang jang soedah berboedi mitsalnja seorang anak tjoekoep oemoernja, nistjaja tahan bertjerei djaoeh dari boendanja sehingga sekian lamanja, dari sebab soedah biasa bertjerei dengan djasmaninja sehingga berani bepergian segenap perdjalanan jang amat djaoehnja serta djalannja amat tjepat laksana kilat. Hatta maka orang jang bolih pakei Rohrochaninja soedah tentoe sadja berani bertamasia sekehendaknja meskipoen beberapa djaoehnja dan bolih datang koembali dengan sigra, jaitoe orang jang soedah lebih berboedi serta sampoerna pada ilmoe pengetahoean jang benar (sanjata), bolih dikatakan koeasa matilah di dalam waktoe hidoepnja, maka dimana tempat ia maoe ada maka kelak adalah ia djoega ditempat itoe, maka berganti badan kasar haloespoen tjakap, maka bolih tjahari kapandean jang lebih tinggi artinja dari pada kapandean tertjahari dengan badan kasar dalam doenia ini.


Ke V hal Badan jang ke empat

Hatta maka orang ada di Sorga memakei doea badan menoeroet tempat perdiaman, sebab Sorga itoe dibahagi djadi doea bagian, maka satoe persatoen beristiadat masing2, mendjadi ditentoekan memakei badan jang saroepa dat bagian Sorga itoe, maka pertama jaitoe badan angka IV pada bahasa Ollanda di seboet ,,Verstandslichaam" serta pada bahasa Sanskrita ,,Vignamaya-kosha" maka pada bahasa Arab ,,Rohrahmani" artinja djiwa jang soetji. Adapoen badan tadi boeat pertoeloengan keloear engetan manoesia jang benar jang diterima olih Rohrahmani laloe dilandjoetkan kepada badan Rohrochani selaloenja hingga sampei pada oetak, setelah sampei pada oetak baharoelah orang berfikir, maka dari sebab itoe manoesia jang benar dikataken berdiam pada kepala (Oetak).


Sjahadan asalnja badan itoe dari pada djasad atau djisim jang amat haloes jang bolih gemetar menoeroet ketar njawa, maka Rohrahmani itoe senantiasa gemetar toeroet ketar njawa.


Adapoen Rohrahmani itoe badan djoega sebagaimana lainnja, djika engetannja orang soetji dan fikirannja djalil maka Rohrahmaninja djoega makin haloes serta oetama; djikalau orang misih bodo beloem poenja barang kepandean dan pengetahoean sebaginja, maka Rohrahmaninja sesoenggoehnja amat ketjil hampir tiada ketarnja, maka kalau tjerei dari badann jang lain njaris tiadalah matjamnja; maka demikian djoega djasadnja toeroet kasar dan hampir tiada warnanja, sebab tiada ada ketar engetannja, serta hanja gemetar kalau orang tadi dapat doeka tjita jang amat sangat atau katjintään jang amat asihnja, saoempama kematian soeaminja atau anaknja jang dikasihi; maka meskipoen orang tadi amat bodonja nistjaja berasalah ia doeka tjita djoea, maka perasaän doeka tjita serta soeka tjita tadi toemboeh dari Rohrochani, maka dari pada amat sangatnja hingga bergeraklah Rohrahmaninja, kedjadiannja menjebabkan toemboehnja fikiran laloe ia baharoelah berfikir prihalnja, maka sabeloemnja terpoekoel olih doeka tjita beloem poenjalah ia barang moesjawarat soeatoepoen hanja makan dan tidoer sahadja.


Maka demikian djoega barang kemaoean jang tiada halal, berhati moerka dan lain sebageinja djoega menoemboehkan boedi bitjara, sebab berdoea mempoenjai sifat akan menggerakkan Rohrochani jang amat sangat kemoedian landjoet pada Rohrahmani menjebabkan dlahirnja engetan; maka dari pada itoepoen barang siapa radjinlah mentjahari barang pengetahoean atau kepandean ialah Rohrahmaninja senantiasa berketar sahadja kedjadiannja toemboeh makin besar; maka anak-anak atau orang moeda haroeslah mengoesaha pelbagei kepandean jaitoe menimboelkan boedi bitjara soepaja menggerak-gerakkan Rohrahmaninja, djangan sampe berenti, kemoedian mendjadi tjerdik melampau sesamanja manoesia, kerana Rochrahmaninja semakin mekar sebab soedah biasa senantiasa bergerak dari ketjil moela.


Adapoen engetan jang oetama mendjernihken Rohrahmani, maka engetan jang tjemar mengeroehken roh tadi; djika demikian kita orang hidoep ini haroeslah menimboelkan engetan jang teroetama.


Bahoea Rohrahmani itoe matjamnja tiada sabagei Rohrochani menoeroet bangoen Rohdjasmani (badan kasar), maka keadaännja boelat pandjang seperti telor dan berhampar seloear badan kita semoea, mendjadi lebih besar dari pada toeboeh kita jang lain; maka Rohrahmani itoe kelihatan mengroeboengi badan lain-nja dan besarnja tergantoeng kapandean manoesianja.


Sjahadan Rohrahmani tiada seperti badan lainnja mempoenjai alat masing2 akan melihat, membaoe, mendengar dan merasa, sebab segala itoepoen sekoetika djoea kedjadian; maka kita memakei Rohrahmani tiada oesah memperdloekan barang sesoeatoepoen laloe terboeka sama sekali apa adanja seraja bolih melihat, membaoe, mendengar dan merasa pada koetika itoe djoega, dan apa jang di lihatnja manoesia jang benar ia dengar soearanja, membaoe baoenja, taoe warnanja, berasa rasanja sama sekali. Adapoen engetan orang lain diterima olih Rohrahmaninja adapoela kaadaännja warnanja soearanja dan maksoednjapoen demikian djoega, sebab soedah tiada perloe pakei pertoeloengan barang sesoeatoe, maka oepama adalah doea orang bersama memakei Rohrahmani nistjaja pandei bermoesjawarat dengan tida dilahirkan engetannja, mendjadi laksana kita mengetok kawat fihak jang lain nistjaja mengerti sadja, maka sebagimana barang maksoednja dalam hatipoen mengerti atau taoe djoega kadoea fihak, maka awal-moelanja tiada akan selempang barang sesoea toedjoea adanja, seraja apa jang ditoedjoekan kelak ada di Sorga djika di doenia inipoen niat jang dimaksoedkan tiada kelihatan sebab ketarnja Rohrahmani misti diterima doeloe olih Rohrochhani dilakoeken pada Rohrobani kemoedian baharoelah masoek ke oetak mengeloearkan boedi pekerti, maka sesoenggoehnja manoesia itoe beberapa kali tidak mempoenjai boedi pekerti sendiri hanja beroelang-oelang menerima fikiran orang lain, setelah itoe disangka fikirannja sendiri, maka soenggoehpoen boekan dia poenja, maka oepamanja si Badoe betoel baharoe melepaskan soeatoe fikiran, maka ketar Rohrahmani Badoe tadi terpaoet kepada hawa jang toeroet gemetar, kemoedian ketar hawa tadi laloe kena Rohrahmani orang lain, maka itoelah mendjadikan ketar badan itoe menimboelkan fikiran orang lain tadi jang sama sahadjalah dengan barang maksoednja si-Badoe, maka sebenarnja jang mempoenjai fikiran tadi poen si-Badoe, maka lain orang tadi hanja menoeroet sahadja, maka haroeslah kita sekalian misti enget dan menghimatkan djangan sampei terkena atau kemasoekan fikiran boesoek orang lain, serta keloear masoeknja boedi pekerti itoe moesjawaratlah dan pilihlah jang beroesaha, maka djika dapat boedi pengetahoean sebagainja jang teroetama simpanlah jang himat; djika fikiran tadi boesoek sigeralah diindarkan soepaja linjap djangan sampei dihinggapi olihnja; djikalau soedah biasa kapada istiadat memfikir jang teroetama nistaja makin santosa Rohrahmaninja, maka makin lama makin tiada soeka menerima fikiran jang tiada pantes, maka apa lagi Rohrahmani jang telah sentosa laloe mangambati sewarna fikiran jang teroetama jaitoe fikiran kita orang jang terkembang jang tersiar di oedara mendjadi semakin tambah barang ketjerdikannja. Adapoen seberapa banjak boedi pengetahoean endah² jang terhimpoen dioedara diisapnjalah olih Rohrahmani kita, dan besoek kalau telah sampei pada adjalnja laloe dihoelam dengan kekoeatan Rohrahmani kita, kemoedian diterima olih manoesia jang benar mendjadi koeasa kita, serta kalau kita mendjalma poela di Alam doenia ini bolih djadi pandei tiada akan alahlah pada sesama kita seraja lebih elok dari pada doeloe kala kita dan terlangkap dengan djomblah pendapatan² kita moelai dari moelanja, maka bolih kita melandjoetkan djalan kita ke kamil kita.


Bahoe mendjalma kita di doenia inipoen akan mendjadi orang pandei atau bodo itoelah bersandar kepada kedjalanan saraja pengetahoean kita sendiri di doenia ini, maka kalau orang radjin mengoesaha kepandeian serta mengoesaha tadjam boedi pekerti istimewa poela prihal jang teroetama hendak menoeloeng pada kita dan pada lain orang sebab Rohramaninja djoega makin sentosa dan djernih, demikian djoega djika orang memfikir barang apa sahadja maka fikiran tadi lempang maksoednja hanja memandang kepada soeatoe sifat, itoelah lebih dari amat baiknja soenggoehlah semakin tambah² tegoehnja Rohrahmaninja.


Adapoen badan kita ini menjebabkan djika semoea orang bersama bertjerei-berei serta merasakan dianja itoe berbedaän dengan orang lain maka insan Alam doenia ini tiada setoedjoe hati dan berlainan kehendaknja, kemoedian salah pendapatan menimboelkan salah bitjara atau berkalahian, maka terkadang kadang mendjadikan lawan (sateroe), maka jang sedemikian itoe dari sebab tiada taoe djika kita inipoen sekaoem dengan segala orang jaitoe machloek Allah taäla semoeanja, maka sebenarnja marika itoe satoe djinis tjampoer asal oesoel moelanja djadi akal kassil soedara djoega.


Ke VI hal Badan angka lima.

Bahoea badan kelima pada bahasa Sanskrita dinamai, ,,Vignyamayakosha" atau „Karana-Sharia" dan pada bahasa Ollanda ,,Oorzakelijk lichaam" dan pada bahasa Arab ,,Rohnoerani" jaitoe soeatoe alat jang melandjoetkan hidoep kekal manoesia jang tiada bolih terkena mati jang abadi sanad dan kadim, maka diseboetkan demikian sebab badan angka lima tadi akan badan manoesia jang benar pada zaman sekarang di lapisan Sorga jang tinggi sendiri; maka badan angka lima itoe jang tiada bolih linjap dan kekal selamanja, permoelaän ada manoesia sampe Acherat; maka badan itoelah tempat perhimpoenan fikiran orang dari moelai permoelaännja, maka sebab itoe di seboetkan ,,Karana sharira" ertinja ,,badam karana" atau badan permoelaän, sedang badan itoe moelanja ada manoesia dan apalah pendapatannja Alam doenia sehingga djatoehnja di Sorga terhimpoen dalam badan Karana sharira ini, sebab inilah sebetoelnja toemboeh manoesia jang benar, maka djika oetama prihalnja djoega semakin sampoerna badan itoe, maka kebanjakan orang jang biasa dihinggapi hati moerka (serehi) dan pekertinja kikir dan mengadakan dirinja serta hawa nafsoenja doekana dan adatnja tertjela sesamanja, maka melelahkan sampoerna badan Noeraninja; maka sesoenggoehnja badan tadi tiada sama diatasnja satoe persatoenja manoesia bersandar ada di soetji hati masing-masing baik boesoek besar ketjil menoeroet djalannja manoesia dari poerwa kalanja.


Djika orang bodo tiada pengertian maka badan tadi hanjalah tjoekoep akan saroeng Roh sahadja; djika orangnja ada pengadjaran warnanja badan tadi gilang goemilangahaja hampirlah seakan2 seperti Rohrahmaninja, akan tetapi lebih haloes dan lebih endah warnanja, maka orang hendak mengoesaha sampoerna badan tadi nistjaja hendaklah ia radjin mengoesaha priboedi seraja engetan jang soetji rahman dan rahim djangan sampei dihinggapi hati boesoek apabila kedatangan engetan jang boesoek sedikit sahadja boeanglah dengan lekas djangan sampei masoek pada hatinja jang soetji dan hoedoes; maka lain dari itoe lambatkanlah hati moerkanja, tambahkanlah sajang dan asihnja pada sesamanja, sebab kasihan itoe daja oepaja toemboeh Rohnoerrani dan soeka toeloeng pada machloeq Allah taäla.


Ke VII hal Badan angka enam.

Sjahadan sesoenggoehnja manoesia jang benar itoe tidak memakei badan Karana-sharira sahadja, misih ada badannja poela, akan tetapi pada zaman ini beloem djadi; maka pada bahasa Sanskrita dinamai ,,Anandamayakosha" dan pada bailasa Arab ,,Rohilafi" ertinja di akoenja olih Toehan; maka diseboetkan demikianlah kerana djika orang soedah bolih memakei badan itoe soedah seolah-olah seperti Toehan Allah; itoelah badan jang lebih haloes sendiri, maka djika orang bolih pakai badan itoe nistjaja bolih keloear dari loearnja Sorga masoek ,,Nirwana" adanja.


Adapoen badan orang jang lebih haloes poela jaitoe ,,Rohchoel-koedoes" tiada ferdloe diriwajatkan dari sebab sekalian Oelija hampir tiada taoe apa maksoednja badan itoe seraja tiada berfaidah diatasnja manoesia pada zaman sekarang ini.


Ke VIII hal Badan perboeatan.

Bahoea selainnja badan jang telah ditjeriterakan tadi adalah badan satoe poela, maka pada bahasa Sanskrita dinamai ,,Mayawi roepa" akan tetapi itoe badan moedjizat jaitoe perboeatan kita sendiri boekanlah badannja manoesia jang benar, serta goenanja itoe badan boeat sekali waktoe koetika ada ferdloenja, maka djadi dan linjapnja badan tadi dengan fikiran sahadja, akan tetapi pemboeatnja badan itoe hanja dengan pengadjaran dan pertoendjoekan goeroe sedjati.


Adapoen djika orang bolih memakei badan itoe di dalamnja hidoep koeasa berkoeliling dalam sjarbiat Alam kita ini serta terboekalah Sorgaan doenia tiada alang kepalangnja sebagei ,,Ketitir" terbang di oedara, lagipoen faham tadjam penglihatan di dalam sekalian Alam ini, tiadalah akan rindoe dendam pada sesoenggoehnja bahaja maut, maka bolih wafatlah diantara hidoep.


Ke IX hal niat toeboeh².

Adapoen badan manoesia itoe ferloenja akan menoeloeng manoesia jang benar mentjahari pengetahoean hal seroepanja keadaän seroe sekalian Alam dan diboeatnja bekerdja di sesoeatoenja Alam itoe, kerana kita tiada bolih kenal keadaannja dalam Alam ini, djika tiada dengan pertoeloengan badan², maka ferdloenja Roh berkenal tadi soepaja bolihlah mendjadi seorang Olija, Nabi atau Dewa sebageinja.


Hatta maka koetika manoesia toeroen dari Sorga akan mengetahoei keadaannja satoe, persatoenja bahagian Alam, laloe ia memboeat badan di sesoeatoenja bahagian Alam tadi akan memperdjamakan dengan isinja, maka itoelah sebabnja kita ini mempoenjai beberapa badan dan perdjamakan itoe menoemboehkan kapandean dan pengetahoean aneka warna, dari sebab itoe tiap-tiap badan mempoenjai perasaän atau kamaoean sendiri2 jaitoe jang di seboetkan niat toemboeh dari Rohrahmani, maka hawa napsoe keloear dari Rohrochani, serta perasaän hidoep ada dalam Rohrobani, dari sebab itoepoen maka ditentoekan memakeinja sesoeatoenja badan-badan itoe.


Maka djika manoesia bolih memakai atau merentah salah soeatoenja badan itoe laloe mengetahoei sekalian keadaännja pada lapisan doenia jang sebangsa djasad dengan badannja, maka haroeslah kita misti mengetahoei djika kita ini mempoenjai badan lebih dari satoe, serta wadjiblah mengoesaha soepaja boleh memakei badan sekalian tadi semoeanja.


Adapoen olih kerana badan tadi mempoenjai aneka warna kemaoean, djadi manoesianja jang berlindoeng di dalam badan itoe ragoelah dan kedjadiannja seperti diperentah sakalian badannja, kerana satoe mempoenjai maoe begini jang lain maoe begitoe, mendjadi seperti kapal hilang kemoedinja terpoekoel aloen bahher kesana kemari, akan tetapi djikalau manoesia jang benar telah bolih membedakan kemaoean badan tadi satoe-persatoenja laloe pandei memakei badan, maka oepamanja demikian djika seorang baharoe melihat pesawat-pesawatnja gilingan, sekalian alat kiranja berkapang masing-masing semaoenja sendiri-sendiri, akan tetapi kalau soedah diselidikinja sampei moela kapang kisaran jaitoe pada tempatnja masien laloe taoe djika terpoetarnja alat-alat tadi asal dari perboeatan masien.


Demikian djoega manoesia jang benar djika soedah berdiam ditempatnja jang misti laloe taoe satoe-persatoenja kemaoean keferloeän atau goena badan, dan lagi lantas taoe akan mengerdjakan sebagimana mistinja, maka tiada seperti jang kebanjakan orang biasanja menoeroet pada kemaoean seroepanja badan-badan samoea, maka itoelah sebabnja kita orang ini djadi mempoenjai kemaoean toemboeh dari hawa nafsoe kamoerkaän dan kasoekaän, maka itoelah prihal dari perboeatannja badan-badan tadi, dari sebab tida ada jang memerentah; akan tetapi kalau orang sanjata soedah sentosa pada kehendaknja, memerentah pada sekalian badan-badan nistjaja taâloeklah menoeroet sebagimana perentahnja, serta bersama setoedjoe akan melakoekan perentah tadi. Hatta dari nasehatnja orang jang bidjaksana, olih kerana marabahaja sekalian badan tadi soedah dari dahoeloe moela, kalau demikian sekalian orang haroeslah radjin dengan soenggoeh-soenggoeh hati mengoesahakan memerentah badan tadi.

Amin amin amin ja roboel alamin.


Misih ada hoeboengannja djilid ke II.




Peringatan!


Kalau hendak menjoekoepi peladjaran jang akan diraweikan pada djilid ke II haraplah pembatja tamatkan dengan sasoenggoehnja, soepaja termasoek pembatja ampoenja kalboe.

KITAB MAKRIFAT

JAITOE:

Ilmoe Hal Hidoep ke 1.

menerangkan djadi doenia kita ini dengan segala isinja.



Hal keadaän hidoep manoesia.

Dalam djilid pertama telah di oeraikan pengadjaran orang-orang arif dari hal arti, kehendak dan goenanja badan manoesia.Dalam djilid jang ke doea ini akan direntjanakan, apa jang dinamakan ,,dzat-dzat bakalnja manoesia" jaitoe: satoe-satoenja batas jang mendjadikan woedjoed manoesia, oleh orang arif-arif pada zaman dahoeloe kala.


Pengadjaran I.

DARI HAL BAHAGIAN-BAHAGIAN BAKAL-MANOESIA.

Bahwa manoesia itoe boleh terbahagi atas doea bahagian jang sebahagian dinamai: bahagian tinggi, dan jang sebahagian diseboet: bahagian rendah (hina). Bahagian tinggi itoe ada tiga deradjatnja, jani:

  1. Atma, artinja: Roh, jang koeasa masoek kedalam segala jang ada; djadi di mana-mana tempat ada Atma, tetapi dari pada sangat lemboetnja, tiada kelihatan pada orang. Maka Atma itoe dalam bahasa Arab dinamai Dzat'toellah dalam bahasa Belanda ,,Geest".
  2. Boeddhi; itoelah tempat Atma, karena Atma tiada boleh berwoedjoed (bersifat) djika tiada bertempat. Meski (kesda[..] begitoe, dari pada haloesnja tempat, itoe tiada dapat dilihat orang djoega, jang Atma ada tersimpan di dalamnja, dan mengadakan djasad manoesia jang sedjati. Maka Boeddhi itoe dalam bahasa Belanda diseboet ,,Geestelijke ziel", dalam bahasa Sanskrita ,,Atma Boeddhi" dan dalam bahasa Arab ,,Noer'oellah".
  3. Djika Atma Boeddhi telah tertempat di dalam Manas, maka bahasa Belanda diseboet ,,Menschelijke ziel", dalam bahasa Djawa ,,Pramono", dalam bahasa Sanskrita ,,Atma-Boeddhi-Manas" dan dalam bahasa Arab ,,Noer Moehammad" atau „Sirroe'llah".


Djika tiga bahagian itoe telah bersetoeboeh (koempoel djadi satoe), baroelah ia ada ingatan dan kehendak, jaitoelah djadi keadaan manoesia sedjati jang kekal adanja, tiada boleh beroebah lagi; maka ketiga bagian jang bersetoeboeh itoe dinamai ,,Trimoerti".

Adapoen bahagian rendah itoe ada empat bahagiannja, jaitoe:

  1. Jang dinamai ,,Karma" dalam bahasa Sanskrita, dan ,,Roh hewani" oleh orang Arab, dan ,,Dierlijke Ziel" oleh orang Belanda.
  2. Dalam bahasa Sanskrita diseboet ,,Prana", dalam bahasa Belanda ,,Het Leven" dan dalam bahasa Djawa ,,Oerip", jaitoe: hidoep kita manoesia, maka Prana itoe tida lain melainkan daja alam artinja daja Allah jang menghadapkan segala mahloeknja.
  3. Dalam bahasa Sanskrita diseboet ,,Lingga Sharira", dalam bahasa Arab ,,Roh Robbani" dan dalam bahasa Belanda ,,Etherisch D[..]oel".
  4. Dalam bahasa Sanskrita diseboet ,,Stoela Sharira", dalam bahasa Belanda ,,Stoffelijk lichaam" dalam bahasa Arab ,,Roh djasmani" dan badan bahasa Djawa ,,Badan wadag" (jaitoe badan kasar).


Maka persatoean (koempoelnja) empat bahagian itoe mendjadikan badan kita manoesia di doenia, sebab itoelah maka bahagian itoe dikatakan ,,bahagian rendah", karena ada didalamnja segala nafsoe hewan; apabila bertjerai manoesia itoe dari pada orangnja jang sedjati (haloesnja), maka hilanglah ingatannja, dan keadaannja mendjadi seperti hewan, karena bakalnja djoega sesoeai (sama) dengan bakal hewan.


Pengadjaran II.

DARI HAL WOEDJOED DAN TABIAT SATOE-SATOENJA BAKAL.

1e. Atma itoe telah kita seboet Sinarnja Toehan Chaltkoe'l alam: dalam bahasa Sanskrita dinamai ,,Brahman" dan dalam bahasa Arab ,,Allah" dalam bahasa Belanda ,,God".
Maka Atma itoe dzat Allah jang keloear dari jang maha koeasa memenoehi sekalian alam, dan mengadakan segala jang terdjadi didoenia. Djadi manoesia, binatang dan toemboeh-toemboehan semoea kemasoekan Atma, jang memberi hidoep kepadanja. Adapoen Atma itoe djoega ada tiga bahagian didalamnja ta'ditjeriterakan lagi, dari itoe diseboet djoega Trimoerti; Atma itoe djirim jang soedah masoek pada rochchoelchoedoes
2e. Boeddhi itoe djadi badannja Atma, djika Atma soedah berboedhi mengadakan Noer'oellah; Atma Boeddhi boleh diseboet orang sedjati jang beloem achil balig, haroes mentjari kasentiasan pada alam lapis toedjoe; maka bisanja mengidari Alam lapis toedjoe dengan menperlihatkan woedjoed pada doenia kita ini. Atma Boeddhi haroes mentjari kasentiasan (kelebihan), tetapi djaman sekarang tidak bisa masoek dalam badan manoesia, sebab badannja beloem sampoerna; dari itoe melainkan mendjatoehkan sinar sadja dari kahijangannja mempergoenakan roch ,,Noerranni" jang diseboet dalam bahasa Djawa ,,Pramono" jaitoe orang sedjati djaman sekarang ini, jang mentjahari kelebihan didoenia kita ini dengan menitis (bahasa Djawa ,,Ngedjowantah").
3e. Pramono itoe dalam bahasa Sanskrita ,,Manas" berdiam pada lapisnja alam toedjoe jang diseboet Sorga, roepanja seperti teloer boelatnja.


Djika soedah berkepandaian, tempatnja jang diseboet ,,roch Noeranni" gilang goemilang tjahajanja. ,,Pramono" dengan ,,Atma Boeddhi" dihoeboengkan oleh tjahaja atau sinar jang amat haloes.


Adapoen jang wadjib mentjahari kelebihan didoenia tetapi masanja beloem sampei waktoenja, ,,Manas" bisa toeroen doenia sendiri masoek dalam badan manoesia. Akan tetapi sebab badan tadi beloem sampoerna atau soetji, djadi ,,Manas" tiada menitis sendiri melainkan sinarnja sahadja memakai ,,roch rachmanni" mengadakan jang diseboet njawanja manoesia, dan djoega senantiasa terhoeboeng dengan ,,Pramono" dengan tjahaja jang haloes. Dari sebab itoe ,,Manas" ada doea bagiangja, jaitoe ,,Manas tinggi" (Pramono) dan ,,Manas rendah" (Njawa). Maka njawa itoe jang menitis didoenia masoek chewannja manoesia dan Rochchewanni (Kama) jang memakai Roch-rochaeni mengadakan badan manoesia. Jang masoek dalam baji jaitoe Roch djasmanni jang toemboeh dari sarinja bidji laki dan perampoean. Akan tetapi sebeloemnja ,,Manas rendah" masoek badannja baji dapat badan lagi Roch rochanni dari Dewa-dewa, dan menakdirkan perdjalanannja didoenia ini.


Adapoen ,,Manas tinggi" itoe bersifat terang, bisa tahoe barang apa jang beloem dikatakan atau jang soedah kedjalanan, sebab ,,Manas tinggi" itoe pandai kepada segala ilmoe jang ditjari orang manoesia (manas rendah), bisa ingat barang apa jang didjalani pada satoe-satoe pertitisan; sebab berapa kali ,,Pramono" mengadakan manoesia (manas rendah) pada satoe-persatoe djaman mentjari kepandaian, setelah mati laloe bertjampoer lagi dengan ,,Manas tiggi" dan pengetahoeannja masoek djoega padanja, meskipoen ,,Manas tinggi" tidak toeroen ke doenia sendiri. Maka sebab pengetahoean,,Manas rendah" berkoempoel pada ,,Manas tinggi" dan orang bisa kembali pada ,,Manas tinggi" laloe bisa tahoe segala jang beloem atau jang soedah kedjalanan, sebab soedah didalam hatinja „Manas tinggi"; sebab ,,Manas tinggi" itoe sinarnja Atma Boeddhi dan sinarnja Toehan Allah.


Adat istiadatnja ,,Manas rendah" sama dengan adat istiadatnja Toehan Allah, tetapi jang beloem sampoerna; dan kalau „Manas tinggi" beloem tjoekoep waktoenja ,,Manas rendah" kalihatan pandai dan mengerti, dan orangnja diseboet orang pandai dan bidjaksana.


Djikalau orang hendak mendjalani djahat, Manas tinggi gementar kasih tanda akan menahan kehendak jang djahat itoe; seperti jang terseboet dalam kitab, jang manoesia seseorang didjaga oleh Malaekat; adapoen jang diseboet demikian jaitoe Manas tinggi tadi.


Adapoen oepamanja Atma Boeddhi dan Manas tinggi itoe demikian: Atma Boeddhi dioepamakan awan-awan, dilangit, djika berkoempoel mendjadi hoedjan: maka titik hoedjan itoe jaitoe ,,Manas tinggi".


Meskipoen awan-awan roepanja lain dengan ropa hoedjan, tetapi samoea asalnja dari koekoes air; koekoes air djika beloem berkoempoel djadi awan, jaitoe jang dioeoa makan Atma, dari sebab itoe adat dan roepana „Manas tinggi" sama dengan Allah.


Pramono djoega, Manas tinggi jang poenja kehendak, Pramono pandai memerintah kendaraannja jaitoe kemoerkaän tadi, akan tetapi dari kerasnja kehendak kendaraän itoe, Pramono sering koerang koeat kehendaknja, laloe toeroet sadja bagaimana djalan kendaraännja. Perkara itoe boleh dioepamakan koeda jang keliwat ganas, kalau koerang pandai jang memerintah, sring kena bahaja jang sangat, begitoe djoega Framono haroes ati-ati memerintah kendaraännja jaitoe chewannja manoesia (Kama). Djika sang Pramono pandai memerintah kendaraännja, akan mendjalani langit toedjoe lapis, sebab kendaraännja maoe dibawa kemana sahadja, dan semoea kehendak bisa sampai.


Manas rendah itoe masoek pada tengah-tengah badannja manoesia, djika orang jang terang pengetahoeannja (sidik) pandai melihat dia.


Sekalian perdjalanan jang didjalani Pramono mengadakan kepandaian, jang diboeat mengadakan kehendak baik dan djahat, akan tetapi sebab soekar sekali memerintah kendaraännja sering sadja Pramono tersesat djalannja, dan lama bisanja djadi sampoerna dari sebab banjak pengetahoean. Kebaikan dan kedjahatan orang, Manas haroes tahoe membedakan, sebab jang ditjari kebaikan. Orang jang menoeroet kehendak badannja sendiri seperti menoeroet adat binatang, dari itoe sering kedatangan bahaja, sebab adat binatang (kemoerkaän) melainkan kepada kedjahatan oepamanja: rindoe kepada perampoean, ingin makanan, dan lain-lainnja jang menimboelkan kedjahatan, saperti: dengki, soeka moerka dan kikir.


Djika orang pandai memerintah kendaraännja, laloe hatinja djadi baik, oepama: belas kepada sesamanja, boeka tangan dan soeka menoeloeng, tida soeka pada kepoenjaän lain dan lain-lainnja.


Djika Pramono pandai memerintah kendaraännja, dan menjimpang dari kemoerkaän, dan kendaraan laloe menoeroet Pramono, lama kelamaän djadi baik dan sampoerna. Dan djika orang maoe mendengarkan alamatnja Pramono kepada Manas rendah, tentoe akan djadi orang baik, tiada akan kedatangan bahaja, dan moelia (keramat); akan tetapi banjak orang jang menoeroet kehendak Kama.


Djika kendaraan Pramono bisa sampoerna, Pramono bisa masoek badannja manoesia sendiri, dan orangnja laloe kelihatan lain dengan sesamanja, dan mempoenjai kapandaian dan kelebihan memikir akan menoeloeng sesamanja. Orang jang bagitoe diseboet orang banjak Aulia, Keramat atau Nabi, atau poen Wali.


Jang diseboet chewannja manoesia itoelah Kama, dan semoea chewan poenja Kama, djiwa chewan, chewannja manoesia, jaitoe koempoelnja empat bagian saperti jang telah diseboet dimoeka. Adapoen beda antara chewan dan manoesia, djika manoesia kamasokan Pramono, jaitoe Manas rendah dengan Kama mengadakan djiwa manoesia, jang selama-lamanja berganti (menitis) mentjari kepandaian didoenia, tiada bisa bertjerai lagi, sebab Kama djadi kendaraän Pramono toeren didoenia. Dari itoe koempoelnja Manas rendah dengan Kama boleh diseboet lahirnja manoesianja, dan kalau mati djiwanja keloear dari Roch djasmanni,


Adat Kama seperti adatnja chewan, djadi Pramono jang wadjib mengadjar; Manas rendah dioempamakan kekang jang dipegang oleh Manas tinggi, djika Kama menoeroet Pramono laloe djadi keramat, Manas laloe koeasa pada alam lapis toedjoe dan koeasa mengilangkan atau memperlihatkan kehendaknja.


Djika Pramono disesatkan oleh kendaraännja, djadi orangnja didoenia selaloe berboeat kedjahatan, tiada ingat akan kebaikan; djika begitoe kendaraän itoe laloe dilepaskan oleh Pramono, dan Pramono djoega roegi besar, sebab laloe memoelai lagi barang apa jang telah didjalani beriboe-riboe tahoen dan mengadar kendaraän jang baharoe lagi.


Maka itoelah boleh dibilang Manas berperang dengan Kama, naikannja ada didoenia; jaitoe perloenja orang hidoep ada hal orang didoenia; sebab itoe orang haroes sekali mengati-ati diatas hal mengerdjakan barang jang baik dan jang djahat, soepaja orang boleh pilih djalan jang bisa menjampoernakan djalannja Pramono; sebab itoe Nabi-Nabi ada menegah, soepaja kita manoesia djangan berboeat djahat.


Maka selamanja Pramono beloem dapat menakloekkan kendaraannja, maka ia lagi-lagi terpaksa koembali didoenia kita, menitis mentjari akal akan menakloekkan kendaraannja sebab kalau itoe beloem kedjalanan Pramono tiada bisa menjampekan perdjalanannja. Adapoen djalannja Manas jang rendah itoe tiga perkara:


  1. Manas bisa naik ketempat asalnja. Orang jang sampoerna bilang: Manas haloes itoe bisa sampoerna hingga mendjadi Keramat atau Dewa atau Malaekat.
  2. Manas tjoema bisa naik kendaraännja sadja, ertinja djika orang tiada baik dan tiada djahat, jaitoe seperti kebanjakan orang didoenia ini sadja itoe nanti tjoema bisa menjampekan perdjalanannja sampe di athirat.
  3. Manas bisa dibinasakan oleh kendaraannja misalnja: kalau orang membiasakan perdialanan djahat hingga dilepas oleh Manas jang moelia, maka orang itoe teroes-meneroes berboeat djahat hingga roesak dirinja, maka dalam kitab dinamai Sjetan.


Menoeroet hal jang pertama: Djika perdjalanan orang ada didoenia baik, soetji, dan selamanja berboeat jang terbaik, nanti djika Manas koembali ke asalnja lantas ditjampoer dengan Manas jang moelja; sebab itoe kepandean Pramono tambah, Djika lagi-lagi Manas jang hina djalannja begitoe, nanti lama-kelamaan Pramono nanti mendjadi Keramat; ertinja: orang dapat mendjadi Dewa.


Menoeroet hal jang kedoea: kalau Manas jang hina itoe tiap-tiap menitis ada baik dan djahatnja atau kalau jang baik ada lebih banjak dari pada jang djahat lantas berganti jang djahat lebih banjak dari pada jang baik, itoe mendjadikan sebab lambatnja perdjalanan, jaitoe perdjalanannja kebanjakan orang didoenia ini. Sebab itoe pedjalanannja hingga beberapa djaman. Manas jang moelja keras mentjari kesampoernaan, tetapi Kama keras mentjari kesoekaan didoenia, sebab Kama itoe merasakan enak dan tidak enaknja orang hidoep, sebab itoe Kama soeka menegah kehendaknja Manas rendah mentjari akal jang lebih berat dari pada mentjari kesoekaän doenia.


Adapoen hal jang ketiga: segala orang didoenia ini hampir tiada ada jang poeas (kenjang) hatinja hal mendjalani perboeatan jang djahat. Kendati orang mendapat soesah jang bagimana sadja, kadang-kadang orang djoega tida merasa salahnja. Maka orang jang demikian itoe Manasnja jang hina lantas dilepaskan oleh Manas jang moelja hingga orang itoe djahatnja bertambah-tambah, tiada takoet menganiaja orang sesamanja dan tiada menesal atau takoet memboenoeh orang seperti binatang. Orang jang begitoe itoe soedah tiada boleh diharap, tiada boleh tiada moesti binasa (roesak). Adapoen kemana nanti roesaknja nanti saja terangkan didalam tjeritanja alam toedjoe.


Orang koelit poetih mennai: Het Leven itoe ertinja dalam basa Sanskria: Prana, adapoen didalam basa Djawa ertinja: Hidoep kita.


Adapoen Prana itoe boekan kepoenjaan orang, tetapi tjoema pindjam selama orang ada didoenia boeat menghidoepkan badan kita jang kasar. Prana itoe hal kehidoepan jang bersinar dari matahari jang tiada bisa hilang. Djika Prana itoe dilepas oleh soeatoe hidoep-hidoepan, lantas masoek kedalam hidoep-hidoepan jang lain. Oempama ada seekor boeroeng mati, maka hidoepnja itoe keloear, lantas masoek kedalam binatang lain jang dari bangkenja atau masoek kedalam toemboehan-toemboehan jang timboel diatas bangkenja. Kalau tida begitoe atau kalau tida ada jang pakai, lantas koembali ditempat perkoempoelannja, jaitoe jang dinamai dalam bahasa Sanskrita: Djiwatman.


Adapoen tempat Prana itoe djoega dinamai orang Arab Roh Robani. Roh itoe ada didalam badan kita termasoek haloes pada seloeroeh toeboeh kita, sebab itoe Prana bisa menoeloeng memberi kekoeatan hidoep kita.


Kalau Prana keloear dari badan kita jang kasar, maka badan kita lantas roesak (boesoek) bertjerai jang haloes dengan jang kasar.

6e. Orang dapat Roh Robani dari Dewa-Dewal (Absara Malaekat) djika orang maoe menitis, mendjadi itoe Roh boekan pembawaan Pramono. Adapoen goenanja orang diberi Roh Robani itoe nanti dilerangkan kalau saja menerangkan hal penitisan.


7e. Adapoen Roh Djasmani itoe djoega boekan pembawaan Pramono; tetapi itoe perkoempoelan mani (rahsa) dari lelaki dengan mani dari perampoean, mendjadi anak, lantas didjaga oleh Manas jang hina jang maoe menitis; adapoen jang mendjadikan Manas jang hina bisa begitoe Roh Robani, dan tida dari maoenja Manas hina sendiri. Djika soedah begitoe, Manas jang hina itoe lantas bisa mendjadikan badan Djasmani; adapoen bangoennja menoeroet Roh Robani, mendjadi boleh dibilang sama bangoennja.


Didalam kitab-kitab Djava jang soedah terseboet diatas ini diadjarkan djoega, tetapi tida diterangkan sampe terang begini dan ada jang diseboetkan seroepa terkaan (tjangkriman).


Diatas soeatoe pengadjaran baik dibikin jang terang, mengapa dibikin terkaän; tetapi pada djaman dahoeloe itoe pengadjaran dibikin wadi (tida diboeka) dan lagi banjak jang salah, jaitoe seperti jang terseboet dibawah:


Adapoen hidoep kita ini teranglah kalau djadi Tadjalinja dhad jang maha soetji, memang beloem diperiksa betoel disitoelah sama sadja dengan jang maha soetji menerangkan kodhrat iradhat kita (artinja kodhrat iradhatnja sendiri) itoe pasti teroesannja kodhrat iradhatnja jang koeasa jang bersifat chajat artinja bersifat hidoep, jaitoe hidoep kita. Maka terangnja hidoep kita ini ada bersifat toedjoe; jaitoe seperti djadi toedjoeannja dhat, jang mengadakan sifat asma dan afngal semoea, seperti dibawah ini:


1e. Chajoe artinja hidoep toenggal adanja dhat.
2e. Noor " tjahaja ada diloearnja hidoep.
3e. Sir " Rasa " " tjahja.
4e. Roch " Njawa, dinamai Soekma (ada diloear Rasa).
5e. Nafsoe " kemarahan, ada diloearnja Soekma.
6e. Akal " Boedi, " " Nafsoe.
7e. Zesat " Badan " " Boedi.
Chajoe itoe toenggal dengan keandaännja dhat, sebab jang diserahi kekoeasaännja, disoeroehnja menghidoepi keadaannja tjahja, rasa, njawa, nafsoe, boedi, badan, moelai dari permoelaän hingga pengabisan; adapoen bagaiannja seperti dibawah ini:

1e. Koetika chajoe menghidoepi keadaännja tjahja rata dimata, sebabnja mata bisa melihat jaitoe alat penglihatnja dhat; memakai mata kita.

2e. Koetika chajoe menghidoepi keadaännja rasa, rata dihidoeng, sebabnja hidoeng bisa membaoe, jaitoe pembaoenja dhat memakai hidoeng kita,

3e. Koetika chajoe menghidoepkan keadaännja njawa rata ditjahja, sebabnja bisa bitjara, jaitpe bitjaranja dhat, mema- kai moeloet kita.

4e. Koetika chajoe menghidoepkan nafsoe, rata ditelinga, sebabnja bisa mendengar, jaitoe pendengarannja dhat memakai telinga kita.

5e. Koetika chajoe menghidoepkan boedi, rata di hati, sebabnja bisa mempoenjai rindoe atau bimbang, jaitoe kehendaknja dhat memakai hati kita. Koetika chajoe menghidoepkan keadaan badan, rata di darah, sebabnja bisa bernafas.

6e. Jaitoe afngalnja dhat, memakai tingkah lakoe kita, soenggoeh tidak berbeda koetika kasih tanda Afngal didalam Alam, laloe bisa mendjalankan matahari, boelan, angin dan lain-lainnja, semoea menoeroet kekoeasaännja dhat seperti jang terseboet dibawah ini.

1e. Dhad mengoeasai Chajoe, artinja: dhad itoe moelainja hidoep, meratakan pengetahoean, terseboet nama Mahasoetji.
2e. Chajoe, mengoeasai Noer, artinja hidoep itoe mempoenjai tjahja, meratakan kekoeasaän, terseboet nama Maha moelia.
3e. Noer, mengoeasai Sir. artinja tjahja itoe mempoenjai hidoepnja rasa; meratakan koeasa.
4e. Sir mengoeasai Roch, artinja itoe mempoenjai hidoepnja mengoeasai soekma, meratakan fikiran, terseboet nama Maha koeasa.
5e. Roch, mengoeasai nafsoe artinja: soeksma itoe mengoeasai hidoepnja nafsoe, meratakan rasa hati, terseboet Mahatinggi. 6e. Nafsoe: mengoesai akal. artinja: nafsoe itoe mempoeai hidoepnja boedhi meratakan kehendak, terseboetama Maha besar.

7e. Akal mengoeasai zasad, artinja boedhi itoe mempoenjai hidoepnja badan, mengadakan hawa, terseboet nama Mahajekti,

8e. Zasad itoe mengoeasai Pantja Indera, mengadakan tingkah badan semoea, terseboe Allah taäla.

Adapoen penjaoetannja begini:


1e. Zasad dikoeasai oleh akal artinja: gerak badan ini asal dari perasaan boedhi, itoelah sebabnja dikatakan Allah taäla djadi tandanja Hjang Mahajekti, sebab badan itoe tanda afngalnja boedhi.


2e. Boedhi dikoeasai nafsoe, artina: geraknja boedhi asal dari nafsoe itoelah sebabnya dikatakan Hjang Mahajekti djadi keadaännja Hjang Maha agoeng, sebab boedhi itoe jang memberi afngalnja nafsoe.


3e. Nafsoe dikoeasai soeksma, artinja: hawa nafsoe itoe asal dari njawa; itoelah sebabnja dikatakan Hjang Maha besar djadi pendjaganja Hjang Maha tinggi, sebab nafsoe itoe melandjoetkan afngalnja soeksma.


4e. Soeksma dikoeasai oleh rasa sebabnja dikatakan Hjang Maha tinggi djadi sandarannja Hjang Maha koeasa sebabnja njawa itoe menambahi afngalnja rasa.


5e. Rasa, dikoeasai tjahja, artinja: Pramononja rasa itoe asal dari Pramononja tjahja, itoelah sebabnja dikatakan Hjang Mahakoeasa, djadi jang dikoeasai oleh Hjang Maha wisesa.


6e. Tjahja dikoeasai oleh chajoe, artinja: Pranawanja tjahja itoe dapat toeloengan dari hidoep, sebabnja dikatakan Hjang Maha wisesa, djadi tempatnja Hjang Maha moelia sebab tjahja itoe menjelimoeti afngalnja Atma.


7e. Chajoe dikoeasai oleh dhad, artinja: koeasanja hidoep kekoeatan dari koeasanja dhad, sebabnja dikatakan Hjang Maha moelia, djadi gantinja Hjang Mahasoetji, sebab Atma itoe menjoekoepi afugalnja dhad samoea.


8e. Dhad itoe tidak karoean tempatnja, tjoema kelihatan sepertis Achadiat, sebab kekoeasaännja soedah tida kelihatan dihidoep kita, dari itoe hidoep kita tidak ada pengabisannja, dengan adanja dhad, hidoep kita oelah dhadnja Goesti Jang Mah soetji Sadjati; tandanja ada peribahasa tiga roepa, seperti dibawah ini:

1. tidoer lawannja berdjaga.
2. lapar " kenjang.
3. haoes " poeas.
4. sahwat " berdiam.

Semoea itoe afngalnja nafsoe semoea.

Jang kedoea, sifatnja hidoep itoe sering poenja kawan afngal

1. bengis lawannja sabar
2. loepa " ingat
3. bingoeng " tahoe
4. tida kenal " kenal terang

Semoea itoe afngalnja soeksma semoea.

Jang ketiga, sifatnja hidoep itoe sêring poenja kawan afngal.

1. koeatir lawannja tetap kemaoean.
2. soesah " senang.
3. sakit " semboeh.
4. bahaja " aman.

Semoea itoe afngalnja rasa semoea.

Adapoen artinja peribahasa tiga pangkat jang terseboet diatas itoe, sesoenggoehnja dari chodrat iradat kita semoea; djanganlah koeatir, barang kali kena tipoe dajanja hawa kemoerkaän.

Adapoen terangnja hidoep kita jang berpangkat-pangkat, ada didalam toedjoe keadaän tadi, djika diringkas tjoema djadi tiga bagian, jaitoe djadi toetoepnja dhad sifat, atma, afngal kita semoea, ketrangannja seperti jang terseboet dibawah ini:


1e. Roch diseboet Atma, mendjadikan hidoep, menjelimoeti badan semoea, mengoeasai alam acherat.

2e. Malaekat diseboet Pramono, mengadakan hidoep mendjaga tambah dan hilangnja badan kita, mengoeasai alam mimpian.

3e. Setan, tapi boekannja Eblis laknat, jaitoe nafsoe jang diseboet hawa, djadi keadaännja hidoep, menggerakkan badan, mengoeasai alam doenia. Sekarang menerangkan oeroet-oeroetanja keadaannja dhad, jang soedah terseboet dimoeka tadi, seperti dibawah ini:

Jang dahoeloe chajoe, artinja hidoep, jang diseboet chajoen artinja pengidoepan, jang diseboet chajat artinja menghidoepi, jang diseboet chajoe daim artinja hidoep tetap, tapi sebetoelnja tjoema chajoe itoe.

Dan lagi poela oempamanja daim, itoe samoea ada di chajoe daim, asalat daim djoega ada dichajoe daim, artinja tetap ada di hidoep kita semoea.

2.

Jang kedoea Noer artinja tjahja, itoe sesoenggoehnja tjoema satoe, tapi diseboet lima pangkat.

1. Noeriat artinja tjahja samar, roepanja hitam.
2. Noerani " " doea, atau tjahja doea.
3. Noermadhi " " memantjar, roepanja koening.
4. Noerboeat " " jang tetap, roepanja hidjau
5. Noermoehammad " " jang dipoedji roepanja poetih.

Semoea itoe ringkasannja diseboet Noeroellah artinja tjahja Allah.

3.

Maka jang ketiga itoe Sir, artinja rasa; maka sesoenggoehnja itoe tjoema satoe, tetapi biasa ada nama enam

1e. Sir-ibtadi, ertinja Rasa poerba, jaitoe jang mengadakan Asmara nala (bimbang hati).

2e. Sir-kabarri, ertinja Rasa wisesa, jaitoe jang mengadakan Asmara toera (kehendak belas kasih).

3e. Sir'kamali, ertinja Rasa sampoerna, jaitoe jang mengadakan Asmara toeridha (kesoesahan).

4e. Sir'ngodji, ertinja Rasa moelia, jaitoe jang mengadakan Asmarana la

5e. Sir'kakiki ertinja Rasa sedjati, jaitoe jang mengadakan Asmara-tantra (bala-tantra).

6e. Sir'wadhi, ertinja: Rasa satoe maka ia bernama Sir'gaibbi jaitoe jang mengadakan Asmara-gama (djalan).

Maka perkoempoelan itoe semoea terseboet nama: Sir 'oellah, jaitoe Rasa kepoenjaän Allah.

4.

Jang ke-empat: Roch ertinja njawa atau soeksma itoe djoega hanja satoe, tapi ada 7 namanja:

1e. Roch Zasmani, ertinja: njawa dari djasat, jaitoe bajang-bajang dari njawa jang memberi hidoep anggota diibaratkan Roch kewani, artinja soeatoe Roch jang mengidoepkan pada semoea binatang.

2e. Roch-nabadhi, ertinja: njawa jang bertoemboeh, jaitoe njawa memberi hidoep boeloe, koekoe dan lain sebaginja, lama-lama djadi hidoep dari Boedhi.

3e. Roch-napsanni, ertinja: njawa dari nafsoe, jaitoe bajang-bajang dari njawa, jang memberi hidoep pada hawa-nafsoe.

4e. Roch-rokanni, ertinja: njawa dari soeksma, jaitoe bajang-bajang dari njawa jang memberi hidoep penoetoepnja soeksma.

5e. Roch-rahmanni, ertina: niewa dari jang bersifat moerah diseboet Roch robanni jaitoe njawa Pangeran, jaitoe bajang-bajang njawa jang memberi hidoep keadaän Rasa

6e. Roch noer anni, ertini: njawa dari tjahja, jaitoe bajang-bajang njawa jang memberi hidoep keadaännja tjahja.

7e. Roch ilaffie, ertinja: pakaian njawa jang djernih dikatakan Roch Choelkoedoes, jaitoe njawa jang soetji, itoelah bajang-bajang njawa jang memberi hidoep keadaän Atma.

Maka perhimpoenan Roch itoe diseboet orang Roch'oellah, jaitoe njawa Allah.


Adapoen keterangan Roch ini djika boleh ditjotjokkan dengan nasehat Toean Soelthan Agoeng pada Toean Pengoeloe Amat-Kategan namanja; demikianlah Sabda Toean Soelthan:


Sesoenggoehnja Roch itoelah hanja satoe, akan keadaän dari rasa, diseboet Njawa atau Djiwa, terseboet bernama Soeksma itoe satoe sama lain berbedaän:

1e. Tanda roch, mengadakan darah.
2e. Tanda njawa, " gerak.
3e Tanda djiwa, " napas.
4e. Tanda soeksma, " rasa toeboeh kita.

Akan tetapi soeksma ada 7 roepa, jaitoe: 1e. Pertemoean toepoeh dengan napas, itoe bernama soeksma wahja, artinja: Soeksma dhahir,

2e. Pertemoean napas dengan boedhi, itoe bernama Soeksma dhjatmika, ertinja: Soeksma batin (dalam).

3e. Pertemoean boedhi dengan nafsoe, itoe bernama Soeksma-lana, ertinja: Socksma tetap.

4e. Pertemoean nafsoe dengan njawa, bernama Soeksma [...]lia, ertinja: Soeksma sedjati.

5e. Pertemoean njawa dengan rahisa bernama Soeksma sedjati, ertinja: Soeksma njata atau Soeksma-rasa

6e. Pertemoean rahsa dengan rahsa tjaħja, bernama Soeksma wisesa, ertinja Soeksma koeasa (bisa).

7e. Pertemoean tjahja dengan hidoep, bernama Soeksma wekas, ertinja: Soeksma pengabisan.


Maka pertemoean Soeksma sama sekali tadi diseboet Soeksmadhiloewih (Soeksma jang amat endah) ertinja: Seoksma teroetama diperbahasakan Retna tarikat perak, djika tjampur djadi Retna diseboetkan Intendjoemanten, dikata poela Retna tercampoer emas, itoe ibarat dari Martabat Wakidhijat, terhimpoen Sasraloedhira (seriboe darah) dikata poela Reta di-ikat permata itoe ibarat dari Martabat Akadhijat, sehatlah djadi Manik windhradhi (soeatoe Permata jang amat endah boekan hingga dikatakan Retna terikat tjahja, bargilang goemilang tiada berbajang-bajang, ertinja koembali djadi Dhat dari pada Noeka poelanglah pada Adjali Abadhi (asal moelanja) inilah Toean Soelthan Agoeng.


Toean Pengoeloe Ahmad - Kategan berdalang [...] Benarlah sabda Toeankoe Sjahalam: adapoen itoe adalah pepatahnja, ja'ini:


Ilmoe kesampoernaän itoe tergantoeng pada kebidjaksanaannja. Maka pembatja jang membatja keterangan kitab itoe [...] tida mengerti kemaoeannja kitab. Djika tida diterangkan olih orang jang alim soenggoeh2 tentoelah tida bisa mengerti. Maka dalam djaman sekarang orang alim jang sedjati djarang sekali.

— Tamat —

Karya ini berada pada domain publik di Indonesia karena penciptanya telah meninggal dunia lebih dari 70 tahun yang lalu atau dipublikasikan pertama kali lebih dari 50 tahun yang lalu. Masa berlaku hak cipta atas karya ini telah berakhir. (Bab IX UU No. 28 Tahun 2014)