Labyrinth
Wasangka yang mengintai di balik hatiku
Menggelengkan kepala karena dunia dera mendera
Gebalau yang riuh telah menelan seluruh lagu
Kalut kemelut tak tentu lagi arah
Berdukalah, karena kebenaran akan tinggal terpendam
Pada mereka yang bersunyi, menjauhi kesumat dendam
Walau malam kelam, walau senja suram
Namun ia lanjut bertahta di hati yang tenteram
Wasangka mendendam pada dunia karena curiga
Ketika kulalui lorong kota yang luka terbuka
Karena kutuk adalah induk dari segala bencana
Dalam diriku: timbul amarah serta hiba
Bersyukurlah, demi mereka yang berhati damai
Demi semua anak yang belum lagi bersalah
Yang dengan jamahan tangannya lembut membelai
Kapan berakhir tikai di tanah tumpah darah.
1963.