Langit Kelabu Di Atas Mekah/Bab 7
7. Dibalik cerahnya langit.
Sebelum kisah ini kita akhiri akan kita kisahkan lebih dahulu bebera peristiwa yang ada kaitannya dengan kejadian-kejadian yang sudah kita uraikan dalam buku ini.
Penganut Islam yang pertama.
Menurut tarikh Islam wanita pertama yang memeluk Islam ialah Siti Khadijah isteri Nabi Muhammad s.a.w. sendiri. Dan laki-laki pertama yang memeluk islam ialah Saidina Abu Bakar sahabat nabi sendiri. Ia seorang kaya dan bangsawan di kota Mekah. Sebelum Islam beliau bernama: Abdullah bin Abi Quhafah. Khadijah ialah isteri nabi Muhammad yang pertama. Beliau berumah tangga pada waktu usia nabi baru 25 tahun dan Siti Khadijah sudah ber usia 40 tahun. Waktu berumah tangga dengan Khadijah lah nabi menerima wahyu yang pertama di gua Hira'. Dan baru tiga tahun kemudian turun wahyu yang kedua ialah surat Al Muddatsir.
Dari pihak pemuda ialah Ali bin Abi Thalib anak paman beliau sendiri. Dan dari kalangan sahaya ialah Zaid bin Haritsah budak kepunyaan Khadijah yang sudah di merdekakan. Zaid tinggal tetap bersama dengan nabi dan kemudian dijadikan anak angkat oleh beliau. Dan dari budak perempuan ialah Ummu Airman ialah berkas pengasuh beliau.
DAn sebagai diketahui dari sejarah bahwa Saidina Abu Bakar kemudian menjadi Khalifah yang pertama dalam Islam. Dan Ali mnejadi Khalifah yang ke empat. Zaid bin Haritsha gugur sebgai sjahid dalam satu perang jihad.
Dan kemudian deretan nama-nama itu disusul dengan nama-nama yang beriman pada tahap pertama Islam baru berkembang. Dari beberapa nama itu kemudian banyak yang terkenal dalam dunia Islam.
Misalnya; Usman bin Affan yang menjadi ketua rombongan pertama pengungsi ke abesnia yang kemudian menjadi Khalifah Urrasyidin yang ketiga. Arqam bin Abil Arqam yang menyediakan rumahnya untuk tempat nabi berdakwah. Bilal bin Rabbah muazzin pertama dalam Islam. Sehingga sampai sekarang muazzin itu tetap dinamakan 'bilal'.
Rentetan nama-nama ini dapat menjadi panjang kalau dilanjutkan.
Saidina Abu Bakar ikut-ikutan mengungsi.
Setelah rombongan pengungsi kedua berangkat Abu Bakar merasa dirinya kurang aman di Mekah. Maka tanpa memberi tahukan siapa- siapa beliau ikut- ikutan ingin menuruti kaum pengungsi itu ke Abesinia.
Beliau tidak tahan melihat dan mendengar siksaan dan penganiayaan yang dilancarkan Abu Bakar dkk. Kepada kaum mulimin yang masih tinggal di Mekah dan dipencilkan ke bawah bukit Safa Dengan sendirian dan diam-diam berangkatlah beliau menuju negeri Habsyi. Setelah lima hari dalam perjalanan sampailah beliau di sebuah desa yang termasuk dalam wilayah Yaman. Nama desa itu Barkul Gimad. Dengan takdir Allah bertemulah beliau dengan kepala desa itu yang mengenali beliau dan terjadilah dialog:
Nama kepala desa itu Ibnud Dugunnah yang juga menjadi sahabat Saidina Abu Bakar.
Ibnud Dugunnah bertanya kepada Abu Bakar:
"Hendak kemanakah anda wahai Saidina Abu Bakar?"
"Bangsaku sudah memencilkan aku karena aku sudah beribadat kepada Tuhanku. Kini aku berniat hendak merantau kenegeri lain, supaya aku bebas membuat ibadat terhadap Tuhan."
"Apakah anda ikut diusir?"
"Tidak!"
"Apakah anda termasuk dalam daftar nama-nama pengungsi ke Abesinia?"
"Tidak!"
Ibnud Dugunnah berpikir sebentar dan berkata pula: "Ini tak mungkin terjadi sahabat! Engkau manusia termuka di Mekah. Engkau suka mengekalkan kasih sayang orang lain. Engkau penyantun kepada orang-orang yang melarat. Engkau selalu berdaya upaya mencarikan penganggur pekerjaan. Engkau satu-satunya manusa yang menyokong berdirinya agama Islam di Mekah. Engkau seibarat tiang tunggal bagi kaummu. Engkau adalah tangan kanan beliau Nabi Muhammad. Maka aku menasihatkan dan menyarankan engkau jangan ikut mengungsi bersama mereka. Tenaga dan pikiranmu dibutuhkan dalam kaummu. Kembalilah ke Mekah dan aku bersedia menjadi pelindungmu."
Maka kembalilah Saidina Abu Bakar ke Mekah. Ibnud Dugunnah menemui beberapa orang pembesar Quraisy dan menerangkan bahwa Saidina Abu Bakar berada dibawah perlindungannya. Para pembesar Quraisy menerima dengan satu syarat: Abu Bakar tak boleh berbuat ibadat di mesjid tetapi hanya boleh di rumahnya sendiri. Dan kalau ia ingin membaca apa-apa yang diterimanya dari Muhammad ia hanya boleh membacanya dalam ruangan rumahnya sendiri. Abu Bakar bersedia menerima perjanjian itu.
Tetapi celakanya ketika ia menjalankan ibadah ia selalu di intip-intip oleh tetangganya, pemuda-pemuda, dan anak-anak. Demikian pula ketia ia membaca ayat-ayat Quran sering orang menempelkan kuping di dinding rumah Abu Bakar. Akhirnya mereka menjadi tertarik dan diam-diam lalu memasuki Islam. Kaum Quraisy kaget melihat kenyataan ini. Ini tidak diharapkan mereka. Ibnud Dugunnah ikut campur tangan. Ia mencabut kembali perlindungannya terhadap Saidina Abu Bakar.
Apa jawab Saidina Abu Bakar?
" Kau tidak sudi melindungi aku lagi? Itu terserah kepadamu. Karena sejak mula aku memang tidak minta perlindunganmu. Hanya engkau yang menjanjikan demikian. Dan sekarang aku tetap berlindung kepada lindunganku pertama ialah kepada Tuhanku!" perang saudara di Abesinia.
Bagaimana suasana di kota Aksum kemudiannya? Sepuluh tahun sesudah berada dalam pengungsian rombongan Ja'far bin Abi Thalib kembali ke Mekah.
Sesudah rombongan Ja'far kembali Negus tetap memeluk agama Islam. Mula-mula dengan diam-diam tetapi kemudian dengan secara terang-terangan. Tetapi hal ini menjadikan tidak senang segolongan membesar keadaan dan penduduk kota Aksum sendiri. Berangsur-angsur terjadilah dua pihak yang saling bertentangan. Disana kian lama kian hangat. Perpisahan dan perpecahan antara golongan rakyat yang beragama Islam dan golongan yang menganut agama Nestoria tambah memuncak.
Akhirnya perang saudara tak dapat di elakkan lagi. Perang saudara karena segolongan pembesar dan rakyat yang tak suka melihat sikap Negus yang sudah memeluk agama Islam itu. Dari kota Aksum meluas sampai ke luar kota. Perang saudara meluas sampai ke Bigrat. Adua, Nassauwa, Harrar dan Haspan.
Pihak pemberontak atau yang menentang Negus termasuk Menteri Tihanos dan Pendeta Besar Gariham sendiri. Panglima pasukan pemberontak yang bertentangan dengan Negus Ularid namanya. Ia mengepalai satu pasukan yang berkekuatan: 961.782 orang, jadi hampir satu juta orang.
Negus menjadi repot dengan pemberontakan itu. Panglima Negus sendiri bernama Honiman namanya. Selama enam bulan berkecamuk perang saudara di Abesinia. Tetapi kemudian pasukan pemberontak dapat dikalahkan. Pendeta Gariham main sandiwara. Ia bersikap pura-pura netral dalam pemberontakan itu. Ia ampuni. Dan akhirnya Negus mengampuni semua rakyat yang ikut-ikutan menentangnya dalam kemelut itu. Panglima Honiman dan Utarid tidak sampai tewas dalam perang saudara itu.
Tetapi sesudah itu agama Islam jadi berkembang pesat di Abesinia, Negus kemudian mengirimkan beberapa orang utusannya untuk menemui Nabi Muhammad saw. di Mekah. Ini terjadi beberapa bulan sesudah maklumat konyol yang tergantung di Kaabah itu hancur dimakan rayap.
Rombongan Ja'far kembali.
Sepuluh tahun lamanya Ja 'far bin Abi Thalib mengungsi kenegeri Habsyi. Dan kemudian mereka kembali ke Mekah. Tetapi waktu itu Ja 'far mendapati kini nabi Muhammad yang mengungsi dari Mekah ke Medinah. Tetapi kaum Muslimin tidak sedikit dan lemah lagi. Penganut agama Islam sudah berkembang pesat. Kaum islam sudah punya angkatan perang yang sudah ber kali-kali memenangkan pertempuran melawan kaun Musyrikin dan kaum Yahudi.
Kebetulan waktu Ja 'far pulang Nabi Muhammad baru saja kembali dari peperangan di Khaibar dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang. Beberapa benteng musuh yang kuat di Khaibar satu demi satu di lumpuhkan oleh pasukan Islam sehingga menaikkan bendera putih.
Jafar timbun-timbun harta jarahan yang didapat oleh kaum Muslimin. Semuanya di bagi-bagi secara adil menurut yang sudah ditentukan Tuhan yang termaksud dalam ayat-ayat Surat Al An Anfal.
Sangatlah gembira beliau menyambut kedatangan Ja'far sehingga beliau berdiri dan memeluk Ja'far dan mencium kedua belah mata utusan itu. Beliau bersabda :
"Ma adrii bi ayyima ana assarru bifathi ara am biqudumi Ja'far?) (Aku tidak mengerti iantara keduanya yang lebih menggembirakan aku. Sebab takluknya Khaibar atau sebab datangnya Ja'far?).
Bersama dengan rombongan Ja'far ikut pula rombongan dari Yaman yang sudah lama pula menetap di Habsyi. Mereka masih terhasrat untuk menemui Nabi Muhammad. Rombongan itu diketuai oleh Abu Musa Al Asy'ary yang sudah sekian lama sangat rindu hendak bertemu dengan Rasullah itu. Akhirnya sampai juga cita-citanya. Kedatangan Abu Musa bersama-sama dengan saudara-saudaranya : Abu Rahmin dan Abu Bardah.
Tetapi kepulangan Ja'far tidak lengkap lagi. Beberapa orang kaum Muslimin sudah meninggal secara wajar di Aksum. Ada tujuh orang mereka yang meninggal disana. Antaranya ada yang meninggal dalam keaad daan sedang menyeleweng yaitu murtad memeluk agam Kristen yakni: Ubaidullah bin Jahan.
Maka rombongan yang baru kembali dari Habsyi itu mendapat pula bahagian dari jarahan benteng Khaibar yang ber limpah ruah itu. Ja 'far seterusnya terus tinggal berdampingan dengan bi Muhammad. Ia akhirnya menjadi salah seorang pahlawan Islam yang terkenal. Ja 'far menemui syahidnya dalam perang Mu'tah.
P e n u t u p
Semua apa yang sudah kita kisahkan diatas tadi sebahagiannya akan dapat kita temui dalam sejarah u buku-buku tarikh Islam. Sehingga dapat kita per-ai kebenarannya. Namun kita harus dapat membedakan mana yang mempunyai nilai bahan sejerah dan mana yang merupakan imajinasi pengarang.
Tetapi sebahagian yang berkenaan dengan suasana Abesinia tidak akan ditemui dalam sejarah manapun. Semua tokoh-tokoh yang di ceritakan memang ada dalam arah Abesinia. Tetapi selama ber abad-abad fakta terbenam dalam lumpur sejarah. Tidak seorangpun yang mengetahuinya.
Tetapi akhirnya waktu penggalian sekitar Aksum ng kemudian menjadi sebuah desa kecil dijumpailah ngan kota Aksum pada zaman purbakala itu. Yaitu ketika kaum Muslimin melakukan pengungsian kesana.
Para ahli sejarah sudah menemui reruntuh sebuah a tua yang menyingkapkan sejarah masa lampau itu. tu dalam masa abad ke tujuh tahun Masehi.
Mereka menemukan bukti-bukti sejarah yang amat berharga. Dan membuka tirai zaman purba yang sekian a terbenam dalam lumpur sejarah. Karena terbenam awah abu dan lahar dari letusan gunung Ras Deshan.
Inskripsi-inskripsi yang ditemui dalam puingan kota tua itu sudah membukakan rahasia sejarah zaman silam itu. Bagaimana susunan pemerintahan pada masa itu, kebudayaannya, agamanya, peperangannya, tokoh-tokohnya, keadaan kotanya dsb.nya.
Bekas istana yang bernama Fiashor itu ditemui yang dulu terbuat dari batu granit hitam. Juga ditemui beberapa bangunan lain yang dihiasi dengan relief-relief yang menggambarkan tata hidup orang pada masa itu. Ternyata pada zaman itu didaerah itu sudah terdapat sebuah Imperium yang berkuasa sampai keluar wilayahnya. Imperium ini tidak saja melindungi ummat Islam yang mengungsi ke negerinya. Tetapi juga melindungi ummat Kristen yang menyingkir ke negeri itu ketika terjadi perbenturan besar-besaran di Benua Eropah. Ia juga bertindak menjadi pelindung dan menerima suaka dari pelarian-pelarian kaum Kristen yang datang ke negeri itu. Jadi Negus melindungi setiap agama yang dipeluk oleh rakyatnya.
Antara sumber-sumber yang kita dapat untuk menyusun kisah ini antaranya kita dapat dari: Majalah Moscow News Saturday bertanggal 4 April tahun 1964.
Padang, 16 Pebruari 1985.