Menggali Hukum Tanah dan Hukum Waris

by Mochtar Naim

MENGGALI

HUKUM TANAH

DAN

HUKUM WARIS

MINANGKABAU

MOCHTAR NAIM (Ed.)

Thema dan makna dari hiasan kulit dan jacket:

Rangkiang dengan latar belakang gubahan jang berdjalin mendjadi sebuah kubah mesdjid, melambangkan: perpaduan antara adat dan agama di Minangkabau:

	Adat bersendi Sjarak,
	Sjarak bersendi Kitabullah?”.
Hiasan diatas:	"Padi masak, djagueng maupieh", sebagai lambang kemakmuran.
Hiasan ditengah:	“Kaluek paku, katjang balimbieng.
	Putjueknjo lenggang-lenggangkan,
	Dibao nak rang ka Saruaso.
	Anak dipangku kamanakan dibimbieng,
	Urang kampueng dipatenggangkan,
	Tenggang adat djan binaso”,
Hiasan bawah:	“Rabueng mambatjuik”:
	Ketek tapakai,
	Gadang baguno,
	Lah mati maninggakan djaso”.

Warna : Kuning, Merah dan Hitam adalah warna Marawa di Minangkabau.

(Ditjipta dan dilukis oleh pelukis Usman Kagami).

SEMINAR HUKUM ADAT MINANGKABAU

In Memoriam

Professor Mohammad

Nasroen S.H., alm.

Menggali

HUKUM TANAH

dan

HUKUM WARIS

MINANGKABAU

MOCHTAR NAIM (Ed.)

center for Minangkabau Studies Press

Padang, Indonesia

Diterbitkan dengan sumbangan biaja dari

Pemerintah Kota Madya Padang

Hak Tjipta (1968) oleh Center for Minangkabau Studies

HIASAN KULIT USMAN KAGANI dan SALIUS

DITJETAK DI INDONESIA PADA

PERTJETAKAN SRI DHARMA NV. PADANG

Pengantar

Pendahuluan

1

 Drs. Saafroedin Bahar

I. PRASARAN

1. Adat Minangkabau dan Harta Pusakanja

19

  Prof. Dr. HAMKA

2. Hukum Waris dan Tanah dalam rangka Bhinneka Tunggal Ika

49

  Prof. Mohammud Nasroen S.H.

3. Pembinaan Hukum Waris dan Hukum Tanah di Minangkabau

65

  Herman Sihombing S.H.

4. Hukum Waris dan Tanah dan Praktek² Peradilan

83

  Jahja S.H.

5. Masalah Hukum Waris menurut Hukum Adat Minangkabau

95

  Anas S.H.

6. Pandangan L.K.A.A.M. mengenai Soal Waris dan Tanah

109

  Baharuddin Dt. Rangkajo Basa

7. Kedudukan Agama dan Adat di Minangkabau

117

  H.A.K. Dt. Gunung Hidjau

8. Hukum Waris dan Tanah dan Peradilan Agama

129

  H. Mansur Dt. Nagari Basa

9. Penggadaian Tanah di Minangkabau

139

  Ir. Sjofjan Asnawi

10. Beberapa Aspek dari Hukum Kewarisan Matrilinial ke Bilateral di Minangkabau

151

  Dr. Iskandar Kemal S.H.

11. Perbenturan Adat, Agama dan Hukum Negara

163

  Boestanoel Arifin S.H.

12. Islam dan Adat Minangkabau

181

  Prof. Dr. Haszairin S.H.

13. Pentingnja Usaha² Penelitian Adat dan Kebudajaan Minangkabau

197

  Mochtar Naim

II. BANDINGAN

1. Prof. St. Harun Al Rasjid S.H.”

205

  (terhadap prasaran Prof. Dr. Hazamin S.H.)

2. Amilijoes Sa'danoer S.H., M.A.

209

  (terhadap prasaran Boestanol Arifin S.H., Mochtar Naim dan Herman Sihombing S.H.)

3. Drs. Mawardi Junus

212

  (terhadap prasarar: Prof. Dr. HAMKA, Dr. Iskandar Kemal S.H., Anas S.H. dan Prof. Dr. Hazaiim S.H)

4. Agus Taib S.H.

215

  (terhadap prasaran Anas S.H., H.A.K. Dt. Gunung Hidjau dan Ir. Sjofjan Asnawi).

5. Zein Djamil S.H.

220

  (terhadap prasaran B. Dt. Rangkajo Basa dan Jahja S.H)

6. Mohammad Noerman

222

  (terhadap prasaran Prof. Dr. Hazairin S.H., Mochtar Naim dan B. Dt. Rangkajo Basa)

7. Dameiwar S.H.

225

  (terhadap prasaran H.A,K. Di. Gurung Hidjau)

III. KESIMPULAN SEMINAR

Kesimpulan

238

IV. LAMPIRAN

Biografi kontributor

246

Panitia Seminar Hukum Adat 1968

256