52300Mohamed Ali Pacha — Bab 7Gouw Peng Liang

VII.

BINTANG JANG MOELAIN BERSINAR.

Ali pacha, minister van buitenlandsche zaken di Toerki, ada kira-kira lima poeloe taon oemoernja, badannja tinggi besar, roepanja tjakep. aer moekanja terang serta manis, tjambangnja item dan ramboetnja tjampoer sedikit oeban. Pakeannja sebagi bangsa Toerki kaoem moeda, menoeroet toeladannja almarhoem Sul­tan Mahmoed: djas item, tjelana aboe-aboe, sepatoe koelit dan satoe fez atawa kopia mera, jang orang Toerki biasa pake dari djeoman Sultan Mahmoed.

Poen ia poenja adjudant, Reouf bei, jang toenggang koeda sama-sama, ada pake pakean sematjem itoe.

Ali pacha jang tinggal di satoe gedong besar di tepi soengi Bosporus dan kesohor kaja serta dermawan, di itoe sore soeda kaloear pesiar aken dapet hawa jang njaman sambil pikir segala per­kara jang ada diniat di dalem hatinja. Di roemanja ia tiada dapet pikir itoe perkara lantaran dapet sangkoetan dari istrinja jang lagi menangis dengen sedi, kerna ia poenja soedara lelaki baroe meninggal doenia.

Lantaran mendenger swara riboet, ini mantri besar bersama adjudantnja brenti di roema djaga. Ali pacha panggil sergeant djaga, seraja menanja:

Bintang jang moelain bersinar

39

 „Sergeant, apakah hadjatnja itoe orang kapal? Akoe harep kau atawa soldadoe-soldadoe tiada bikin ia soesa."

 „Allah akbar! kita orang tiada sala satoe apa, Sri padoeka," menjaoet itoe sergeant sambil membri salam, „Ini orang kafir minta disraken itoe anak boedak jang dengen klaparan, ketakoetan dan sambil menangis soeda masoek di roema djaga aken minta toeloengan pada saja. Dan sebab Nabi ada prenta aken membri pertoeloengan pada siapa jang dapet soesa dan saja pikir brangkali itoe anak boleh diboedjoek aken toeroet agama kita orang, saja soeda kasi ia tinggal di sini."

 „Tjoba bawa itoe anak kemari," prenta itoe minister.

 Itoe sergeant masoek ka dalem dan pimpin tangannja Julius jang gemeter Seantero toeboenja, lantaran takoet disraken pada Franz Kreiler. Sesampenja di hadepan Ali pacha, moekanja Julius bertamba poetjat, sorot matanja djadi goerem. Dengen aer moeka sedi ia memandang pada itoe mantri besar, seraja berkata dengen swara gemeter:

 „Ampoen, toean besar! Saja minta djangan disraken pada itoe djoeroemoedi. Saja nanti toeroet pada toean sebagi boedak saoemoer idoep."

 O, adjiab, soenggoe adjaib sekali! Hatinja itoe pacha mendjadi piloe, setelah meliat parasnja Julius, dan ia tersenjoem dengen merasa kesian. Matanja Julius jang biroe, ramboetnja jang koe
40

Bintang jang moelain bersinar

soet, moekanja dan badannja jang koeroes, ini semoea ada mirip sekali dengen Mohamed, iparnja Ali pacha, jang baroe liwat bebrapa hari meninggal doenia, hingga istrinja ini pacha mendjadi sanget sedi. Ali pacha jang djoega toeroet doeka hati dari hal iparnja meninggal doenia, telah meliat Julius Werner ada sama oemoer dengen Mohamed, roepanja, swaranja semoea tiada sedikit berbeda. Njata djoega Allah soeda kirim Julius di dalem doenia sebagi pegantinja Mohamed, boeat hiboerken hatinja hanoem *) Emineh, istrinja Ali pacha.

 „Bikin taba hati kau, anakkoe!" kata Ali pacha pada Julius jang djadi tertjengang mendengerini minister bitjara dalem bahasa Duits begitoe tegas. „Sedari ini hari akoe nanti toeloeng dan lindoengken pada kau."

 ,,Tapi itoe anak ada kita orang jang poenja," treak Franz Kreiier dengen sarget mara. ,,Tiada saorang Toerki, kendati siapa djoega. ada hak atas ini anak. Saja nanti adoeken ini hal pada consul Duits."

 „Kau ada saorang doerhaka," menjaoet itoe minister dengen moerka. „Di kapal kau tiada ada atoeran aken piara boedak dan semoea orang kapal jang tiada soeka diseksa !ebi lama boleh dateng di ini negri, sebab semoea ada orang merdika. Kau haroes maloe soeda seksa satoe anak, hingga pantes djoega Kau dapet hoekoeman.

[1]

Bintang jang moelain bersinar

41

— Sergeant, prenta soldadoe-soidadoe oesir ini tiga bangsat!"

 Baroe sadja Ali pacha prenta begitoe, soldadoe Toerki sigra dateng membawa snapan dan poekoel pada itoe djoeroemoedi dan doea magroos, jang sigra lari, lantaran takoet ditembak mati.

 Dengen berlinang aer mata dari girang, Julius awasin itoe pacha jang soeda menoeloeng dan soeda kaloearken perkata'an-perkata'an manis padanja. Juiius sigra berloetoet di samping koedanja Ali pacha, dengen merangkep kadoea tangannja dan mengoetjap trima kasi.

 „Sabar, anakkoe," kata ini mantri besar dengen swara aloes. „Selamanja orang moesti tahan napsoe hati, baek di waktoe beroentoeng, baek di waktoe kasoesahan. Allah soeda meliat kasengsara'an kau, maka jang maha kwasa soeda prenta akoe menjampeken ia poenja tita. Bersoekoerlah pada Allah jang sabenernja soeda menoeloeng angkau. Tjoba sekarang bilang, siapa nama kau dan di mana kau poenja negri."

 „Nama saja Julius Werner dan dilahir di Maagdenburg, di mana saja poenja ajah mendjalanken pekerdja'aa goeroe muziek," menjaoet itoe anak.

 „Sebab ingin blajar ka laen negri, saja soeda bekerdja dikapal, tapi di sitoe saja soeda dianiaja serta diseksa, hingga saja djadi sanget sengsara."

 „Baek," kata poela Ali pacha. „Njata kau ada hati brani dan soeka meliat banjak hal di ==42  Bintang jang moelain bersinar==

dalem doenia. Begimanakah pikiran kau sekarang Apa kau maoe balik ka Duitschland?"
 Julius tinggal berdiri sambil garoek blakang koeping; ia tiada sekali ada ingetan aken balik ka negrinja.
 „Djika kau bekerdja lagi di laen kapal, brangkali kau nanti djato kombali di tangannja moesoe moesoe kau," begitoelah itoe minister bitjara teroes. „Denger sekarang bitjarakoe, anak moeda. Akoe niat piara kau dan kasi laen nama, kaloe kau soeka toeroet agama Islam, blon lama iparkoe meninggal doenia. Ini ipar, jang sanget ditiinta oleh istrikoe, ada satoe anak moeda jang saroepa betoel dengen kau. Djika kau soeka pake ia poenja nama, pakean dan agama, akoe pandang kau sebagi anakkoe sendiri. Begimana pikiran kau?"
 „Soenggoe toean ada baek sekali," menjaoet Julius dengen bertjoetjoer aer mata. „Toean soed a koerniaken saja keoentoengan besar, maka dengen sagenep hati saja nanti trima boedi toean, jang senantiasa saja nanti djoengdjoeng di atas kapala saja. Nama saja toean boleh ganti sebagimana toean soeka dan saja nanti menoeroet djoega, kaloe toean soeroe ganti agama."
 Ali pacha mendenger dengen senang hati bitjaranja Julius, kamoedian ia berkata;

 Allah dan Nabi membri berkah pada kau, anakkoe. Kau soeda pili djalan jang bener. Kau nanti dianter ka roemakoe, di mana kau aken ditrima dengen manis. Di sana kau boleh menjenangken

Bintang jang moelain bersinar

43


hati dan dapet memandang segala iiekaja'an kota Stamboel, iboe kota dari kau poenja negri baroe. Toeroetlah akoe, Mohamed! Begitoeiah moelain sekarang diganti kau poenja nama."

 Sebagi mengimpi Julius rasaken, begimana Reouf bei, adjudantnja minister buitenlandsche zaken, angkat ia dari tana dan dikasi doedoek di koeda di depan itoe adjudant. Seperti mengimpi Julius dibawa pergi liwat di djalan besar, tana lapang, gedong-gedong jang inda dan di segala djalanan jang ditrangken lentera.

 Tiada sebrapa lama Julius dengen adjudantnja Ali pacha soeda sampe di depan gedongnja ini minister pada tepi soengi Bosporus, di mana Julius ditrima oleh bebrapa boedjang.

 Ali pacha oesap lagi kapalanja Julius, kamoedian ia berdjalan pergi.

 Bermoela boedjang-boedjang boeka pakeannja Julius jang kotor, laloe ia dikasi mandi dengen aer jang ditjampoer aer wangi, badannja digosok dengen saboen dan segala bebaoean jang haroem. Sasoedanja begitoe, ia ditaro di satoe divan, badannja ditoetoep dengen selimoet poeti dari wol dan disoegoeken kopi dengen koewe, seabisnja dahar, ia dikasi pake pakean, jang bekas dipake oleh Mohamed, soedara hanoem Emineh. Sekarang parasnja Julius beroba sebagi orang Albanie; ia dikasi pake fez mera disertaken kwast dari soetra biroe, satoe badjoe poeti pandjang, ditoetoep dengen badjoe soetra mera jang pendek, disaloet 44 Bintang jang moelain bersinar.


dengen benang mas dan pake kantjing mas, satoe rok linnen pendek (fustanelle), satoe iketan ping­gang berwarna mera, di mana a d a tergantoeng satoe pedang bengkok (yatagan), gagangnja dari gading dan saroengnja dari perak, satoe tjelana aboe-aboe, kous mera dan sepatoe koening. Blon perna Julius mengimpi pake pakeanjang begitoe bagoes. Boedjang-boedjang samoea menjeboet; TAIB! TAIB! (bagoes! bagoes!) laorang bawa satoe katja besar, hingga Julius meliat dengen teges ia poenja bajangan di dalem Katja, la sendiri mendjadi kagoem meliat badannja begitoe tjakep seperti anak moeda bangsa Albanie. Siapa njana, ia ada bekas matroos dari kapal ADLER, kapal jang amat mesoem, di mana ia soeda pikoel banjak sengsara dan soesa hati?

 Sasoedanja Julius slese berdandan, ia disoegoeken satoe mangkok kopi. Ia memandang kasoengi Bosporus, di mana ada bebrapa kapal dan ada banjak gedong dan astana-astana, jang satoe lebi bagoes dari jang laen.

 Tetapi Julius jang hatinja blon tetep betoel dari segala perkarajang soeda djadi, tiada begitoe perdoeli itoe segala pemandangan inda, ia tjoema pikir segala hal jang nanti boleh dateng lagi.

 Sedeng ia doedoek berpikir, datenglah saorang kebiri bangsa Toerki, badannja besar dan pakeannja berwarna item. Ini orang kebiri pegang tangannja Julius dan sambil kaloearken bebrapa perkata'an jang Julius tiada mengarti sama sekali,

Bintang jang moelain bersinar

45



ia anter kaloear ini anak moeda dari ifoe tempat dan di adjak masoek di satoe kamar, di mana ia berdoea moesti doedoek bernanti.





TJAN THIAN HAY

  1. *) Hanoem ada gelarannja prempoean Toerki bangsawan.