Persetubuhan Kunthi
– untuk tarian Sulistyo Tirtokusumo
Semakin ke tengah tubuhmu
yang telanjang
dan berenang
pada celah teratai merah
Ketika desau angin berpusar
ikan pun
ikut menggeletar
Dari pinggir yang rapat
membaur ganggang.
Antara lumut lebat
dan tubir batu
ada lempang kayu apu
yang timbul tenggelam
meraih
arus dan buih
Sampai badai dan gempa seperti menempuhmu
dan kau teriakkan
jerit yang merdu itu
sesaat sebelum kulit langit biru
kembali, jadi biru
Engkau dewa? kau bertanya
Engkau matahari?
Laki-laki itu diam sebelum menghilang
ke sebuah asal
yang tak pernah diacuhkan:
sebuah khayal
di ujung hutan
di ornamen embun
yang setengah tersembunyi.
Yang tak pernah kau miliki, Kunthi
tak akan kau miliki.