Pidato Susilo Bambang Yudhoyono 30 Januari 2006

Pidato Susilo Bambang Yudhoyono 30 Januari 2006  (2006) 
oleh Susilo Bambang Yudhoyono

Sambutan
Presiden Republik Indonesia
Pada
Peringatan 1 Muharam 1427 H/1 Suro 1939 Jawa
Di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta
Tanggal 30 Januari 2006


Bismillahirahmannirrahim
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Yang saya hormati para pimpinan Lembaga-Lembaga Negara, Saudara Menteri Agama dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Yang mulia para Duta Besar Negara-negara sahabat, Saudara Gubernur DKI Jakarta, Saudara Pimpinan Taman Mini Indonesia Indah, Yang saya cintai dan saya muliakan para Ulama, para Kyai, para Da’i,

Saudara-saudara,

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

Marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada kita sekalian, semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan bimbingan petunjuk dan perlindunganNya. Shalawat dan Salam kita marilah kita sama-sama haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau sampai akhir zaman.

Pada kesempatan yang membahagiakan ini, saya ingin mengajak saudara-saudara sekalian untuk memahami dan memaknai hijrah sebagai teladan bagi kita dalam membangun kehidupan bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik, peringatan tahun baru 1427 hijriah pada malam ini saya anggap memiliki dan arti makna yang sangat dalam, tidak saja bagi kehidupan umat Islam melainkan juga bagi rakyat Indonesia.

Peringatan tahun baru hijriah ini diselenggarakan di saat-saat kita sedang menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan di bidang kesejahteraan rakyat, di bidang pembangunan ekonomi, di bidang penegakkan hukum dan lain-lain, yang memerlukan pemikiran dan kerja keras kita semua, termasuk umat Islam di seluruh tanah air.


Hadirin yang saya muliakan,

Sebagaimana kita ketahui bersama hijrah Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam dari Mekah ke Madinah telah membawa perubahan besar terhadap peradaban umat manusia, perubahan dari zaman jahiliah menuju peradaban madaniah di bawah naungan cahaya Illahi dengan kata lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan perubahan yang paling fundamental dalam kehidupan, dari kehidupan yang tidak memiliki peradaban ke arah kehidupan yang penuh rahmat ampunan dan kasih sayang. Teladan yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita semua, memberikan inspirasi penting untuk membangun sebuah peradaban baru di masa yang akan datang, kita dapat mengambil pelajaran bagaimana beliau mulai membangun peradaban Islam dari tataran induvidual menuju tataran sosial yang lebih baik. Pada tataran individual Rosullalah menegakkan hakidah nafsiah yaitu menegakkan hakidah dalam diri setiap insan. Hal ini mengandung makna bahwa segala sesuatu yang kita rencanakan untuk berubah justru harus dimulai dengan melakukan perubahan dari diri sendiri. Perubahan yang kemudian lebih meluas membangun komitmen bersama kearah pembentukkan sebuah tatanan kehidupan yang diterapkan pada masyarakat Madinah. Rosullalah shallalahu ‘alaihi wasallam membangun sebuah konsep sya’riah istima’yah yaitu konsep hukum kemasyarakatan yang meliputi penegakkan hukum, sosial, politik dan ketatanegaraan.

Dari Madinah lah kita menyaksikan apa yang dikenal dengan persamaan di depan hukum dan pemerintahan, dipraktekkan secara bermartabat dan beradab, dari Madinah pula kita menyaksikan bagaimana hukum ditegakkan secara hugas, demikian juga dengan kerjasama antar kelompok yang berbeda keyakinan agamanya, tentu masih banyak pelajaran berharga yang kita petik dari Rosullalah, karena itulah tidak berlebihan kalau saya menggunakan kesempatan yang sangat membahagiakan ini, untuk menyeruhkan kepada seluruh umat Islam di tanah air agar senantiasa mempelajari, menggali dan mengaktualisasikan semuanya itu dalam kehidupan sehari-hari.


Hadirin yang saya hormati,

Dalam momentum tahun baru hijriah kali ini, marilah kita senantiasa mendalami nilai-nilai perjuangan Nabi Muhammmad shallallahu ‘alaihi wasallam nilai-nilai perjuangan yang luhur itu antara lain komitmen dalam membangun sebuah negara yang berkeadilan dan beradab, yang menjamin kemerdekaan beragama dan beribadah, bebas dari perbudakan serta menjamin keamanan dan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Pada kesempatan yang baik ini, saya juga mengajak saudara-saudara semuanya untuk bersama-sama membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik. Tahun baru 1427 hijriah, hendaknya kita jadikan momentum untuk kembali kepada kebenaran Illahi, bertekad untuk bangkit, bangkit kembali membangun diri masyarakat bangsa dan negara dengan nilai-nilai moral yang lebih baik. Saya menyadari kita semua menyadari bahwa perubahan itu tidak mudah, namun kita terus berupaya melakukan perubahan-perubahan dalam berbagai aspek, dalam proses penyelenggaraan pemerintahan kita terus berusaha melakukan perubahan sungguh-sunggguh untuk membangun pemerintahan yang baik. Pemerintah negara yang bebas dari segala bentuk korupsi dan penyalahgunaan jabatan serta memberikan pelayanan publik yang sebaik-baiknya memenuhi, rasa keadilan masyarakat meningkatkan kesejahteraan, dan mendahulukan kepentingan rakyat, serta upaya penegakan hukum untuk memberantas korupsi-korupsi dan nepotisme merupakan prioritas utama, rasa keadilan tidak akan terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara jika hukum tidak ditegakkan dengan adil.

Hal ini harus kita awali dengan ketulusan dan komitmen pribadi yang dinyatakan dalam bentuk etikat yang baik. Disamping itu peradaban bangsa Indonesia yang terus kita bangun adalah peradaban yang benar-benar menjungjung tinggi kebenaran, keadilan, dan kebertangggungjawaban. Semua pihak, apa lagi para pemimpin dan tokoh harus dapat mempertanggungjawabkan semua yang diucapan dihadapan rakyat dan lebih-lebih dihadapan Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Berita, tuduhan, dan prasangka negatif yang tidak didukung oleh fakta dan bukti sudah merusak rasa keadilan mengancurkan sendi-sendi kebenaran dan menyesatkan rakyat yang sama-sama kita cintai. Ingin populer dan mendapatkan simpati dan dukungan dengan cara-cara yang tidak terpuji seperti itu, mencerminkan ahklak dan perilaku yang jauh dari nilai-nilai ke Islaman yang sejati.


Hadirin yang saya muliakan,

Untuk mencapai kesatuan politik yang kokoh, kita harus mampu menanamkan rasa ke bangsaan dan ke Indonesiaan serta mampu menjunjung tinggi hak-hak dan perbedaan kultural, menghargai dengan sepenuh hati identitas kultural dan identitas agama, warganya, tanpa melemahkan indentitas bersama yang dijunjung tinggi oleh kita semua. Sebagai umat beragama kita tidak memiliki pilihan lain kecuali berserah diri dan bertaqwakal oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala sambil terus berupaya sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan itu dengan niat yang ihklas. Mengihklaskan hati dalam setiap kali kita beramal semata-mata hanya karena Allah subhaanahu wa Ta’aala, menjauhkan diri kita dari penyakit riyah yaitu keinginan untuk mendapat sanjungan dan pujian dari sesama manusia.


Hadirin yang saya muliakan,

Semoga dengan kedatangan tahun baru Islam 1427 hijriah kita dapat menemukan solusi untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa, untuk itu marilah kita tingkatkan ketaqwaan kepada Alllah subhaanahu wa Ta’ala bersama-sama memelihara kearipan dan meningkatkan kesungguhan kita membangun bangsa dan negara sehingga tercipta satu kehidupan yang adil dan makmur, dan yang adil dan makmur Baldatun Thoyyibatun wa Rubbun Ghafur. Sebuah negeri yang adil makmur dirhidoi serta diampuni Allah subhaanahu wa Ta’ala.

Hadirin sekalian,

Demikian lah sambutan saya, selamat tahun baru, 1 muharam 1427 hijriah

Wabilahitaufikwalhidayah,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Biro Naskah Dan Penerjemahan
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan
Sekretariat Negara