Revolusi dan Masalah Kebudajaan

Revolusi dan Masalah Kebudajaan  (1963) 
oleh Fidel Castro, diterjemahkan oleh Saini KM dan Toto S. Bachtiar
Revolusi dan Masalah Kebudajaan (page 1 crop)
Revolusi dan Masalah Kebudajaan (page 1 crop)

fidel castro


REVOLUSI


dan


MASALAH KEBUDAJAAN







PENERBIT PERTIWI BANDUNG

1963

Diterdjemahkan dari

"The Revolution and Cultural Problems in Cuba”.
Terbitan „Ministry of Foreign Relations - Republic of Cuba” — 1962.


oleh:
SAINI K.M. dan TOTO S. BACHTIAR.




Redaksi:
RAMADHAN




Gambar kulit:
NANA BANNA



HAK TJIPTA DILINDUNGI
OLEH UNDANG-UNDANG.

KATA PENGANTAR.

Dengan bangga kami hidangkan buku ini, berisikan pidato P.M. Fidel Castro jang diutjapkannja di depan seniman² dan tjerdik-tjendekiawan Kuba ditahun 1961, jang kami anggap patut dipakai sebagai bahan perbandingan bagi perdjuangan kita dalam membina kebudajaan nasional kita.

Dari pidato P.M. Fidel Castro jang berharga ini tertjermin persoalan² pokok jang menjangkut Revolusi dan masalah² kebudajaan di Kuba, jang kiranja berlaku pula bagi negara² dan bangsa² lainnja jang sedang mendjalankan revolusinja. Datam pada itu P.M. Fidel Castro memberikan petundjuk djalan² jang harus ditempuh dan mendjelaskan semangat Revoluşi, dalam memetjahkan persoalan² dibidang kebudajaan.

Semoga penerbitan ini diterima sebagai tanda bukti kami ikut memberikan sumbangan jang njata kepada aspirasi² revolusioner, menudju kesatu masjarakat jang berkebudajaan luhur, berdjiwa besar dan berachlak tinggi, masjarakat sosialis jang adil dan makmur.


Penerbit.

Kawan-kawan :

Setelah tiga kali sidang dimana bermatjam-matjam persoalan jang berhubungan dengan kebudajaan dan tjipta-mentjipta mendapat pembahasan, dimana masalah-masalah jang menarik perhatian bermuntjulan dan pandangan-pandangan jang berbeda-beda diutjapkan, maka sekarang tibalah giliran kami untuk mengemukakan pendapat kami. Kami akan berbitjara tidak sebagai orang jang paling berwewenang dalam menghadapi persoalan ini, melainkan karena kami merasa perlu untuk mengemukakan beberapa pandangan tertentu.

Kami sangat tertarik akan diskusi-diskusi disini, dan saja pertjaja bahwa kami telah menundjukkan suatu sikap jang dapat dianggap sebagai „sikap jang sangat sabar”. Akan tetapi sesungguhnja, tidak ada usaha heroik jang diperlukan dari pihak kami, karena bagi kami segalanja telah merupakan suatu diskusi jang memberikan banjak pendjelasan, dan kami katakan dengan setulus hati bahwa diskusi ini merupakan suatu pengalaman jang menjenangkan, Tentu sadja dalam diskusi sematjam ini, kami sebagai orang-orang dari pemerintahan, bukanlah orang-orang jang paling berwewenang untuk mengemukakan suatu pendapat mengenai persoalan-persoalan dalam mana kawan-kawan sekalian biasa mengchususkan diri. Setidak-tidaknja ...... demikianlah halnja dengan saja.

Kenjataan bahwa kami orang-orang pemerintahan dan pemimpin-pemimpin revolusioner tidaklah mengandung arti bahwa kami harus ahli dalam segala hal, walaupun sebaiknja mungkin kami harus ahii dalam segala-galanja. Mungkin sekali kalau kami mengadjak sedjumlah dari kawan-kawan disini untuk menghadiri sidang Dewan Menteri guna memetjahkan masalah-masalah jang sudah sangat kami kenal, boleh djadi kawan-kawan tersebut akan merasakan apa jang kami rasakan sekarang.

Kami memang telah merupakan kekuatan jang aktip dalam Revolusi ini, dalam Revolusi sosio-ekonomis jang sedang terdjadi di Kuba, Revolusi sosio-ekonomis ini mau tidak mau akan melahirkan suatu Revolusi kebudajaan.

Dipihak kami. kami telah mentjoba melakukan sesuatu dalam bidang ini (walaupun Revolusi ini pada tingkat permulaannja telah menghadapkan kami kepada persoalan-persoalan jang lebih mendesak). Kami sebenarnja dapat mengetjam diri kami sendiri dengan menjatakan bahwa kami telah mengabaikan persoalan jang sepenting ini. Akan tetapi hal itu djanganlah dianggap bahwa kami melupakannja sama sekali: penjelenggaraan diskusi sematjam ini pernah dipikirkan oleh Pemerintah. Berbulan-bulan jang lalu kami telah bermaksud mengundang kawan-kawan untuk menghadiri pertemuan sematjam ini guna membahas masalah kebudajaan, akan tetapi peristiwa-peristiwa penting telah terdjadi setjara berturut-turut dengan tjepatnja. sehingga menghalangi diselenggarakannja pertemuan sematjam ini setjara lebih pagi. Bagaimanapun djuga Pemerintah Revolusioner telah melakukan usaha-usaha jang menundjukkan perhatian kami terhadap persoalan ini. Kami telah melakukan sesuatu, dan beberapa anggota pemerintahan telah menjodorkan persoalan ini lebih dari satu kali. Sampai saat ini dapat dikatakan bahwa Revolusi sendiri sudah mentjiptakan beberapa perubahan dalam bidang kebudajaan, bahwa sjarat-sjarat jang memberikan kemungkinan bekerdja kepada para seniman telah berubah.

Saja kira bahwa beberapa aspek jang menimbulkan rasa ketjil hati telah agak terlalu ditondjolkan: saja kira bahwa ketjemasan-ketjemasan jang tidak berdasar telah dinjatakan dalam pertemuan ini. Perubahan-perubahan njata jang telah terdjadi dalam bidang ini dan keadaan para seniman dan sastrawan sekarang hampir dilupakan dalam diskusi ini. Dibandingkan dengan masa silam, tidaklah dapat disangkal bahwa para seniman dan sastrawan Kuba sekarang bekerdja dalam keadaan jang lebih baik dari pada dalam masa lampau, jang sungguh-sungguh menekan kegiatan kesenian. Kalau Revolusi telah mendatangkan perubahan jang mendalam dalam suasana dan kemungkinan-kemungkinan bekerdja jang lebih baik kepada para seniman dan sastrawan, mengapa orang harus merasa takut bahwa Revolusi akan merusak perubahan-perubahan jang telah ditjiptakannja?

Sudah barang tentu persoalan ini bukanlah persoalan jang sederhana. Sudah barang tentu tugas kita semuanjalah untuk membahasnja dengan seteliti mungkin. Hal itu merupakan kewadjiban kawan-kawan sekalian dan djuga merupakan kewadjiban kami. Persoalan ini adalah persoalan jang sering kali timbul dalam berbagai revolusi. Persoalan ini adalah persoalan jang sangat rumit, jang tidak mudah dipetjahkan.

Berbagai kawan jang berbitjara disini telah menjatakan banjak sekali pandangan-pandangan, dan mereka memberikan alasan-alasan untuk pandangan mereka masing masing. Pada hari pertama diantara kawan-kawan sekalian terdapat sedikit keraguan untuk memulai diskusi tentang masalah ini; achirnja kami merasa perlu meminta kepada kawan-kawan agar supaja menghadapi persoalan ini dengan terus-terang, agar supaja setiap orang mengatakan setjara terbuka apa jang mendjadi ketjemasan mereka.

Kalau tidak salah, persoalan pokok jang menguasai suasana disini ialah persoalan sekitar kemerdekaan dalam mentjipta. Ketika pengarang-pengarang dari luarnegeri datang kenegeri kita, terutama pengarang-pengarang politik, pertanjaan-pertanjaan sekitar persoalan ini telah mereka kemukakan lebih dari sekali. Tidak sjak lagi, persoalan ini telah mendjadi pokok pembitjaraan disemua negeri dimana sedang terdjadi revolusi jang mendalam seperti revolusi kita ini.

Kebetulan sekali, tidak lama sebelum kami kembali kedalamn ruangan ini, seorang kawan telah memperlihatkan sebuah brosur jang memuat pertjakapan singkat kami dengan Sartre mengenai persoalan ini. Pertjakapan itu dikutip dari buku Lisandro Otero jang berdjudul „Pertjakapan di Danau" ('Revolucion'. Rabu tanggal 8 Maret 1960).

Pertanjaan jang serupa telah dikemukakan pula kepada kami oleh Wright Mills. seorang pengarang dari Amerika Utara. Saja mesti mengakui bahwa dilihat dari suatu segi tertentu, kami belum lagi siap untuk mendjawab pertanjaan-pertanjaan sematjam itu. Kami belum pernah mengadakan Konperensi Yenan kita dengan para seniman dan sastrawan Kuba selama Revolusi kita, Pada hakikatnja, Revolusi kita adalah suatu revolusi jang dalam masa perkembangannja dan masa kekuasaannja dapat kita katakan sebagai suatu revolusi jang tertjepat kalau kita menindjaunja dari sudut waktu. Berbeda dengan revolusi-revolusi lain Revolusi kita tidak sempat memetjahkan semua persoalan-persoalannja jang paling penting selagi dia berlangsung.

Oleh karena itu salah satu tjirinja ialah bahwa kita serupa Revolusi itu sendiri, jakni kita harus banjak sekali melakukan improvisasi, Karena itu Revolusi kita tidak dapat dikatakan mempunjai masa perkembangan serupa jang dimiliki revolusi-revolusi lain ataupun mempunjai pemimpin-pemimpin dengan kematangan intelektual seperti jang dimiliki oleh pemimpin-pemimpin revolusi jang lain, Kami kira kami telah menjumbangkan sebanjak jang kami bisa kepada peristiwa peristiwa jang terdjadi dinegeri kita sekarang. Kami pertjaja bahwa dengan usaha kita bersama kita akan melakukan suatu revolusi jang sesungguhnja, dan memang Revolusi kita sedang berkembang dan tampaknja seperti akan merupakan salah satu peristiwa jang terpenting dalam abad ini. Walaupun demikian, kami jang telah mendjalankan peranan penting dalam kedjadian-kedjadian tersebut tidaklah menganggap diri kami sendiri sebagai teoretikus-teoretikus ataupun tjerdik-tjendekiawan revolusioner. Kalau sescorang biasanja dinilai karena perbuatan-perbuatannja maka kami barangkali mempunjai hak untuk menganggap diasa kami sebagai Revolusi itu sendiri. Namun kami tidak berpendapat begitu dan kami pertjaja bahwa kita semua harus mempunjai pendirian seperti itu, tidak perduli kerdja apa jang sudah kita lakukan. Walaupun nampaknja kerdja kami penuh dengan djasa, kami mesti mulai menempatkan diri kami pada kedudukan jang sebenarnja dengan tidak menganggap diri kani sebagai orang-orang jang lebih banjak tahu dari orang-orang lain, dengan tidak menganggap bahwa pendapat-pendapat kami selalu benar, dan bahwa semua orang jang tidak sama pendapatnja dengan kami selalu salah. Artinja, kami harus menempatkan diri kami pada suatu kedudukan jang sewadjarnja, bukan karena didorong oleh kerendahan hati jang palsu, melainkan karena penilaian jang benar terhadap apa jang kami ketahui. Djika kami menempatkan diri kami pada kedudukan seperti itu, saja pertjaja bahwa kami akan bisa madju setjara lebih mudah dengan penuh kejakinan. Kalau kita semua mempunjai sikap seperti itu, baik kawan-kawan sekalian maupun kami, maka sikap-sikap subjektip akan mendjadi lenjap, dan unsur-unsur subjektip tertentu dalam membahas masalah-masalahpun akan mendjadi lenjap pula, Sesungguhnja, apakah sebenarnja jang kita ketahui? Kita semua sedang beladjar. Kita semua harus banjak beladjar, dan kami datang kesini bukannja untuk mengadjar; kamipun datang kesini untuk beladjar.

Dalam pertemuan ini terdapat ketjemasan-ketjemasan tertentu, dan beberapa kawan telah menjatakan ketjemasan-ketjemasan mereka itu.

Pada waktu mendengarkan uraian mereka, kadang-kadang kami mengira bahwa kami sedang bermimpi. Kami mendapat kesan bahwa kami tidak kokoh berpidjak diatas bumi, Karena kalau kami merasa takut atau tjemas sekarang, naka rasa takut dan rasa tjemas itu bersangkut-paut dengan Revolusi itu sendiri. Jang mendjadi pusat perhatian kita semua haruslah Revolusi itu sendiri. Atau adakah kita pertjaja bahwa Revolusi telah memenangkan setiap perdjuangannja? Apakah kita pertjaja bahwa Revolusi sudah bebas dari bahaja? Apakah jang harus mendjadi perhatian utama dari setiap warganegara sekarang ini? Apakah orang harus mendjadi tjemas bahwa Revolusi akan melakukan apa-apa jang tidak perlu, bahwa Revolusi akan menindas kesenian, bahwa Revolusi akan menindas dajatjipta warganegara kita? Apakah jang mendjadi perhatian utama itu bahaja-bahaja sebenarnja atau bahaja-bahaja chajal, jang mungkin mengantjam semangat mentjipta, atau bahaja-bahaja jang mungkin mengantjam Revolusi itu sendiri?......... Kami tidak semata-mata mengingatkan bahaja ini sebagai suatu alasan: kami tjuma ingin mengemukakan bahwa apa jang harus mendjadi perhatian semua sastrawan dan seniman revolusioner, semua sastrawan dan seniman jang mengerti Revolusi dan menganggap Revolusi_itu sebagai seuatu jang adil. ialah Bahaja-bahaja apakah jang mengantjam Revolusi dan apakah jang dapat kita perbuat untuk menjelamatkan Revolusi? Kami jakin bahwa Revolusi masih banjak menghadapi perdjuangan jang harus diselesaikannja, dan kami jakin bahwa pemikiran dan perhatian kita jang utama haruslah : Apakah jang dapat kita lakukan untuk mendjamın kemenangan Revolusi? Itulah jang pertama, Revolusi itu sendiri, dan sesudah itu, barulah kita dapat memikirkan persoalan-persoalan lainnja. Ini tidak berarti bahwa kita tidak usah memikirkan masalah-masalah lainnja, akan tetapi bahwa perhatian pokok dalam pemikiran kita mestilah Revolusi itu sendiri.

Masalah jang sedang diperbintjangkan disini dan jang akan dipetjahkan disini ialah masalah kemerdekaan para sastrawan dan seniman untuk menjatakan diri mereka.

Kawan kawan merasa tjemas mengenai persoalan, apakah Revolusi akan menindas kemerdekaan ini, apakah Revolusi akan menindas semangat mentjipta para sastrawan dan seniman.

Disini telah disinggung-singgung mengenai kemerdekaan dalam memilih bentuk, Setiap orang setudju bahwa kemerdekaan dalam memilih bentuk harus dihormati. Saja jakîn, mengenai soal ini tidak terdapat keragu raguan lagi.

Ketika orang mulai memperbintjangkan kemerdekaan dalam memilih isi, soalnya mendjadi bertambah sukar, dan memang masalah tersebut mendjadi bahan pembitjaraan jang hakiki. Ini adalah masalah jang sulit, karena masalah ini mendjadi sumber dari tafsiran-tafsiran jang sangat berlainan. Segi jang paling banjak diperdebatkan dalam masalah ini ialah: Apakah dalam pernjataan seni kita akan mempunjai kemerdekaan sepenuhnja dalam memilih isi atau tidak? Rupanja beberapa kawan membela kemerdekaan sepenuhnja dalam memilih isu itu. Barangkali karena merasa takut bahwa apa jang mereka namakan larangan, peraturan, penetapan dan wewenang akan memutuskan masalah ini.

Pertama-tama idjinkanlah saja berkata kepada kawan-kawan, bahwa Revolusi membela kemerdekaan: bahwa Revolusi telah mengantarkan kepada negeri ini kemerdekaan dalam deradjatnja jang sangat tinggi: bahwa Revolusi karena kodratnja tidak mungkin mendjadi musuh kemerdekaan; bahwa apabila ada orang-orang jang merasa tjemas bahwa Revolusi akan menindas semangat mentjipta mereka, maka ketjemasan itu tidak perlu, ketjemasan sematjam itu tidak punja alasan untuk ada.

Apakah aiasanja untuk merasa tjemas seperti itu? Hanja mereka jang tidak merasa pasti akan kejakinan-kejakinan revolusionernja akan benar-benar merasa tjemas tentang persoalan ini. Orang jang tidak memiliki kejakinan akan kemampnanja untuk mentjipta, akan bisa merasa tjemas dalam hal ini. Dan kita harus bertanja, apakah seorang revolusioner jang sedjati, baik dia seorang seniman ataupun seorang tjendekiawan jang merasakan Revolusi dan jakin bahwa dirinja dapat mengabdi kepada Revolusi. harus menghadapi persoalan seperti ini, jakni apakah nuungkin timbul keragu-raguan dikalangan sastrawan-sastrawan dan seniman-seniman revolusioner jang sedjati. Saja kira bahwa djawabnja adalah tidak, bahwa keraguan itu hanja akan_dirasakan oleh sastrawan-sastrawan dan seniman-seniman, jang kalanpun bukan orang-orang kontra-revolusioner, bukanlah orang-orang revolusioner. Dan memang tepat kalau seorang sastrawan atau seniman jang tidak betul-betul revolusioner akan mengemukakan persoalan itu; bahwa seorang sastrawan atau seorang seniman jang djudjur, jang dapat mengerti akan tjita-tjita dan keadilan Revolusi tanpa turut-serta didalamnja akan menghadapi soal ini dengan terang-terangan, Karena seorang revolusioner menempatkan sesuatu diatas segala soal lainnja: seorang jang revolusioner menempatkan sesuatu bahkan diatas semangat mentjiptanja sendiri; dia menempatkan Revolusi diatas segala-galanja. Dan seorang seniman jang sangat revolusioner alah seseorang jang bersedia mengorbankan panggilan seninja untuk Revolusi.

Tiada seorangpun pernah berpendapat bahwa setiap orang. setiap sastrawan, atau setiap seniman harus mendjadi seorang jang revolusioner. seperti djuga tidak ada orang jang akan mengira bahwa setiap orang atau setiap orang jang revolusioner harus mendjadi seorang seniman, atau bahwa setiap orang jang djudjur, karena alasan kedjudjurannja, harus mendjadi seorang jang revolusioner. Mendjadi seorang jang revolusioner djuga berarti mempunjai suatu sikap terhadap kenjataan jang hidup; ada orang-orang jang menjerah atau menjesuaikan diri kepada kenjataan, dan ada orang-orang jang tidak dapat menjerah ataupun menjesuaikan diri kepada kenjataan itu dan mereka mengubah kenjataan itu; karena itulah mereka disebut orang-orang revolusioner. Akan tetapi mungkin djuga ada orang-orang jang menjesuaikan diri kepada kenjataan dan sementara itu mereka adalah orang-orang djudjur: ketjuali bahwa djiwa mereka bukanlah djiwa revolusioner, ketjuali bahwa sikap mereka terhadap kenjataan bukanlah satu sikap jang revolusioner. Dan tentu sadja mungkin ada seniman-seniman, dan seniman-seniman jang baik pula, jang tidak memiliki sikap revolusioner terhadap kehidupan dan djustru untuk kelompok seniman dan tjendekiawan sematjam itulah Revolusi akan menimbulkan persoalan.

Untuk seorang seniman atau seorang tjendekiawan jang mata duitan, untuk seorang seniman atau seorang tjendekiawan jang tidak djudjur, hal itu tidak akan pernah mendjadi persoalan; dia tahu apa jang harus dilakukannja, dia tahu apa jang mendjadi kepentingannja, dia tahu kemana dia harus pergi.

Persoalan jang sesungguhnja akan timbul bagi seniman atau tjendekiawan jang tidak memiliki satu sikap revolusioner terhadap kehidupan akan tetapi sekalipun begitu dia adalah seorang jang djudjur. Djelas bahwa orang jang mempunjai sikap terhadap kehidupan, apakah dia seorang revolusioner atau bukan, apakah dia seorang seniman atau bukan, mempunjai tjita-tjitanja sendiri, mempunjai tudjuan-tudjuannja sendiri, dan kita semua harus bertanja kepada diri kita sendiri mengenai tjita-tjita dan tudjuan-tudjuan itu. Bagi seorang jang revolusioner. tjita-tjita dan tudjuan-tudjuan itu dipusatkan untuk mengubah kenjataan; tjita-tjita dan tudjuan-tudjuan itu dipusatkan kepada penjelamatan manusia. Adalah manusia itu sendiri, manusia sesamanja, penjelamatan manusia sesamanja jang mendjadi tudjuan seorang jang revolusioner. Kalau mereka bertanja kepada kami kaum revolusioner. apakah jang paling penting bagi kami, kami akan berkata: rakjat, kami akan selalu berkata rakjat, Rakjat dalam arti jang sebenarnja, jaitu bagian terbesar dari rakjat, mereka jang harus hidup dalam penghisapan dan jang dilalaikan setjara sangat kedjam, Perhatian pokok kami adalah selalu bagian terbesar dari rakjat, jakni klas-klas jang ditindas dan dihisap. Sudut pandangan jang kami pergunakan untuk memandang segala hal adalah seperti berikut: apa sadja jang baik bagi mereka akan baik bagi kami; apa sadja jang bersifat mulia, berguna dan indah bagi mereka, akan bersifat mulia, berguna dan indah bagi kami. Kalau seseorang tidak berpikir tentang rakjat dan untuk rakjat, jakni kalau seseorang tidak berpikir dan bertindak untuk segolongan besar massa rakjat jang dihisap, untuk massa besar rakjat jang hendak kita selamatkan, maka orang seperti itu tidak mempunjai sikap jang revolusioner.

Dari sudut pandangan inilah kami menilai kebaikan, kegunaan dan keindahan dari setiap tindakan.

Kauni mengerti bahwa adalah suatu hal jang menjedihkan sekali apabila seseorang mengerti akan hal ini akan tetapi sekalipun begitu dia harus mengakui bahwadja tidak sanggup berdjuang untuk itu. Kami adalah orang-orang revolusioner. atau demikianlah anggapan kami tentang diri kami. Siapa sadja jang lebih herdj wa seniman dari pada berdjiwa revolusioner tidak akan dapat berpikir sama seperti kami. Kami berdjuang untuk rakjat tanpa pertentangan batin dalam dir, kami tahu bahwa kami dapat mentjapai apa jang telah kami mulai untuk melakukannja. Tudjuan kami jang paling pokok adalah rakjat. Kami harus memikirkan rakjat lebih dulu sebelum kami memikirkan diri sendiri, dan hanja itulah sikap satu-satunja jang bisa dianggap sebagai satu sikap revolusioner jang sedjati. Dan bagi orang-orang jang tidak dapat atau tidak memiliki sikap sematjam itu, akan tetapi djudjur. maka Umbullah persoalan ini dan djustru karena Revolusi menimbulkan persoalan bagi mereka, maka mereka menimbulkan persoalan jang harus diperhatikan oleh Revolusi.

Segalanja telah djelas bahwa ada banjak sastrawan-sastrawan dan seniman-seniman jang bukan orang-orang revolusioner, akan tetapi sekal.pun begitu mereka adalah sastrawan-sastrawan dan seniman-seniman jang djudjur: bahwa mereka ingin membantu Revolusi, dan bahwa Revolusi menaruh perhatian kepada bantuan mereka; dan bahwa mereka ingin bekerdja untuk Revolusi dan bahwa Revolusi merasa sangat tertarik terhadap sumbangan pengetahuan dan kegiatan-kegiatan mereka untuk kepentingannja.

Kawan-kawan akan hisa lebih mudah menilai pendapat saja apabila kita membahas scal-soal jang chusus dan diantara soal-soal jang chusus itu banjak terdapat soal soal jang tidak bisa dibahas dengan mudah. Dalam pertemuan ini telah berbitjara seorang sastrawan Katolik. Dia telah mengemukakan masalah-masalah jang mentjenaskan hatinja dan dia telah bitjara dengan djelas sekali, Dia bertanja apakah dia diperbolehkan membuat suatu tafsiran mengenai suatu masalah tertentu dari sudut pandangannja jang idealistis atau apakah dia diperbolehkan menulis suatu karja jang membela sudut pandangannja itu. Dia bertanja dengan djudjur sekali, apakah dalam suatu rezim revolusioner dia diperbolehkan menjatakan dirinja sesuai dengan perasaan-perasaannja. Dia mengemukakan persoalan itu dalam suatu bentuk jang dapat dianggap simbolis.

Dia ingin sekali mengetahui apakah dia diperbolehkan menulis sesuai dengan perasaan-perasaannja atau sesuai dengan suatu ideologi jang tidak sama dengan ideologi Revolusi, Dia setudju dengan Revolusi dalam bidang masalah-masalah ekonomi dan sosial, akan tetapi pendirian falsafahnja berbeda dengan pendirian falsafah Revolusi. Dan hal ini berharga untuk ditjamkan dengan baik dalam pikiran kita, karena merupakan suatu persoalan jang representatip dari sekelompok sastrawan dan seniman jang memperlihatkan suatu sikap jang baik terhadap Revolusi dan jang ingin mengetahui berapa besarnja kemerdekaan jang dapat mereka miliki dalam keadaan revolusioner untuk menjatakan diri mereka sesuai dengan perasaan-perasaan mereka. Mereka adalah kelompok jang menimbulkan persoalan kepada Revolusi, seperti halnja Revolusi telah menimbulkan persoalan kepada mereka, dan adalah tugas Revolusi untuk memperhatikan keadaan para seniman dan sastrawan tersebut, oleh karena Revolusi wadjib menundjukkan usaha-usahanja untuk mengadjak serta didalamnja bukan sadja kaum revolusioner, bukan sadja seniman-seniman dan tjendekiawan-tjendekiawan revolusioner, akan tetapi lebih banjak orang lagi. Mungkin sekali bahwa lelaki-lelaki dan perempuan-perempuan jang memiliki sikap revolusioner jang sedjati terhadap kenjataan tidak merupakan bagian terbesar dari penduduk orang-orang revolusioner adalah pelopor rakjat, tetapi orang-orang revolusioner harus menudjukan usahausaha mereka untuk mengadjak serta seluruh rakjat bersama mereka. Revolusi tidak dapat meninggalkan tugasnja untuk mengadjak-serta semua lelaki dan perempuan jang djudjur, baik mereka itu sastrawan-sastrawan dan seniman-seniman ataupun bukan; Revolusi harus menudjukan usaha-usahanja untuk mengubah setiap orang jang masih ragu-ragu mendjadi seorang revolusioner. Revolusi harus berusaha merebut bagian terbesar dari rakjat untuk menganut pikiran-pikirannja: Revolusi tidak boleh berhenti menjandarkan dirinja kepada bagian terbesar dari rakjat, tidak boleh berhenti menjandarkan dirinja bukan sadja kepada orang-orang revolusioner. tetapi djuga kepada semua warganegara jang djudjur. jang walaupun mereka ini mungkin bukan orang-orang revolusioner, artinja, walaupun mereka ini mungkin tidak memiliki satu sikap jang revolusioner terhadap kehidupan, berpihak kepada Revolusi.

Revolusi hanja boleh melepaskan kaum reaksioner jang tidak dapat diperbaiki lagi, dan kaum kontra-revolusioner jang tidak dapat diperbaiki lagi. Terhadap semua jang lainnja Revolusi harus mempunjai kebidjaksanaan: Revolusi harus mempunjai satu sikap terhadap tjendekiawan-tjendekiawan dan sastrawan-sastrawan tersebut, Revolusi harus mengerti situasinja jang sebenarnja dan olch karenanja Revolusi harus bertindak sedemikian rupa sehingga seluruh kelompok seniman dan tjendekiawan jang tidak betul-betul revolusioner bisa mendapat tempat untuk bekerdja dan mentjipta dalam Revolusi, suatu tempat dimana semangat mentjipta mereka beroleh kesempatan dan kemerdekaan untuk didjelmakan, sekalipun mereka bukan sastrawan-sastrawan dan seniman-seniman revolusioner. Ini berarti turut-serta didalam Revolusi, segala-galanja; menentang Revolusi nol. Menentang Revolusi: nol, karena Revolusi mempunjai hak untuk hidup, dan tak seorangpun akan dibiarkan menentang hak hidup Revolusi. Selama Revolusi menghormati kepentingan-kepentingan seluruh bangsa. tiada seorangpun dapat dibenarkan mempunjai hak untuk menentang Revolusi.

Saja jakin bahwa ini sudah djelas sekali. Apakah jang mendjadi hak para sastrawan dan para seniman jang revolusioner ataupun jang tidak revolusioner? Djika turut didalam Revolusi. segala-galanja; djika menentang Revolusi nol.

Dan bagi para seniman dan para sastrawan tidak ada perketjualian. Ini adalah patokan umum bagi semua warganegara. Ini adalah patokan azasi dari Revolusi. Kaum kontra revolusioner. jakni musuh-musuh Revolusi, tidak mempunjai hak untuk menentang Revolusi, karena Revolusi mempunjai hak hidup, mempunjai hak untuk berkembang, dan mempunjai hak untuk mentjapai tudjuan-tudjuannja, Dan siapakah jang dapat menjangsikan hak tersebut, hak dari rakjat jang pernah berkata, Negeri Kami atau Mati, jang berarti, Revolusi atau Mati?

Kelangsungan hidup Revolusi atau nol kelangsungan hidup suatu Revolusi jang pernah berkata, „KITA AKAN MENANG". jang pernah membuat suatu pernjataan jang sungguh-sungguh tentang tudjuan-tudjuannja. Dan betapapun terhormatnja alasan-alasan perseorangan dari seorang musuh Revolusi, hak-hak dan alasan-alasan dari suatu Revolusi adalah lebih kuat daripadanja, terlebih lagi karena suatu Revolusi adalah suatu proses sedjarah. karena suatu Revolusi bukanlah dan tidak mungkin merupakan suatu akibat dari keisengan, dari keinginan orang seorang, karena suatu Revolusi tidak bisa lain ketjuali merupakan kebutuhan dan keinginan dari seluruh rakjat. Dan dihadapan hak-hak seluruh rakjat, hak-hak musuh rakjat tidaklah berarti apa-apa.

Kami mengambil tjontoh-tjontoh jang ekstrim semata-mata agar supaja kami bisa menjatakan pikiran-pikiran kami dengan lebih djelas. Saja telah mengatakan bahwa diantara tjontoh-tjontoh jang ekstrim itu terdapat aneka ragam sikap kedjiwaan dan djuga terdapat aneka ragam keljemasan, Merasa tjemas terhadap salah satu segi Revolusi tidak perlu berarti bahwa seseorang bukanlah seorang jang revolusioner. Kami telah mentjoba merumuskan sikap-sikap pokok.

Revolusį tidak mungkin berusaha menindas kesenian atau kebudajaan apabila salah satu dari tjita-tjitanja dan salah satu dari tudjuan-tudjuan pokok Revolusi ialah memperkembangkan kesenian dan kebudajaan. sehingga harta-harta kesenian dan harta-harta kebudajaan kita betul-betul bisa mendjadi milik rakjat. Dan seperti djuga kami menginginkan kehidupan jang lebih baik bagi rakiat dalam arti djasmaniah, demikian pula kami menginginkan kehidupan jang lebih baik bagi rakjat dalam arti spirituil dan kulturil. Dan seperti djuga Revolusi menaruh perhatian terhadap diperkembangkannja keadaan-keadaan dan kekuatan-kekuatan jang akan memungkinkan rakjat untuk memenuhi segala kebutuhan materiil mereka, demikian pula kami ingin mentjiptakan keadaan-keadaan jang akan memungkinkan rakjat kita memenuhi segala kebutuhan kulturil mereka.

Apakah tingkat kebudajaan rakjat kita rendah? Sampai pada tahun ini sebagian besar rakjat kita tidak bisa membatja dan menulis. Sebagian besar rakjat kita sudah mengenal lapar, atau sedikitnja hidup atau sudah biasa hidup dalam keadaan jang menjedihkan, dalam keadaan sengsara. Sebagian dari rakjat kita sangat kekurangan barang-barang jang mereka butuhkan, dan kami sedang berusaha mentjiptakan keadaan jang akan memungkinkan segala barang-barang ini sampai kepada rakjat.

Dengan tjara jang sama pula kami akan mentjiptakan keadaan jang diperlukan agar supaja semua manifestasi kulturil sampai kepada rakjat. Hal ini djanganlah diartikan bahwa seniman harus mengorbankan nilai seni dari tjiptaan-tjiptaannja. Hal ini hendaknja diartikan bahwa kita harus berdjuang dengan segala tjara agar supaja seniman mentjipta untuk rakjat dan agar supaja pada gilirannja rakjat mengangkat tingkat kebudajaan mereka dan djadi lebih mendekati seniman.

Kami tidak bisa memberikan satu patokan umum: tidak semua pernjataan seni benar-benar sama sifatnja, dan kadang-kadang disini orang berkata seolah-olah semua pernjataan seni bersifat sama. Ada pernjataan-pernjataan djiwa keatip jang karena kodratnja djauh lebih mudah diterima oleh rakjat dari pada pernjataan-pernjataan djiwa kreatip lainnja. Oleh karena itu tidaklah mungkin untuk memberikan satu patokan umum, sebab kita harus mengadjukan pertanjaan-pertanjaan berikut: Prinsip-prinsip pengutjapan apakah jang harus dianut seniman dalam usahanja untuk mentjapai rakjat? Apakah jang harus diminta rakjat dari seniman? Dapatkah kita memberikan suatu pernjataan umum tentang hal ini? Tidak, Kalau demikian soalnja akan djadi terlalu sederhana, Adalah perlu untuk mengusahakan agar supaja semua pernjataan kreatip mentjapai rakjat, akan tetapi sebaliknja adalah perlu untuk melakukan segala jang kita bisa agar supaja rakjat bisa mengerti lebih banjak, bisa mengerti lebih baik. Saja pertjaja prinsip ini tidak bertentangan dengan aspirasi seorang seniman, lebih-lebih lagi djika kita ingat bahwa orang harus mentjipta bagi orang-orang sedjamannja.

Kami berpendapat bahwa tidak ada seniman jang mentjipta hanja untuk masa jang akan datang. sebab, dengan tidak menganggap pendapat kami ini mutlak, saja pertjaja bahwa barang siapa bekerdja atas dasar ini, dia adalah korban pembiusan oleh diri sendiri.

Dan hal ini tidak berarti bahwa seniman jang bekerdia untuk orang-orang sedjamannja harus melepaskan kemungkinan bahwa karjanja mendjadi terkenal dimasa depan, sebab djustru karena ditjiptakan untuk orang-orang sedjaman dari si seniman, tidak perduli apakah orang-orang sedjamannja telah mengerti dia atau tidak, maka banjak karja-karja jang mempunjai nilai sedjarah dan nilai universil. Kita tidak mengobarkan Revolusi untuk generasi-generasi jang akan datang, kita mengobarkan suatu Revolusi dengan generasi sekarang dan untuk generasi sekarang, terlepas dari keuntungan-keuntungannja bagi generasi-generasi jang akan datang dan terlepas dari kemungkinannja bahwa Revolusi ini akan mendjadi suatu peristiwa jang bersedjarah. Kita bukan mengobarkan suatu Revolusi untuk masa jang akan datang; Revolusi ini akan mempunjai arti penting bagi masa jang akan datang oleh karena dia adalah suatu Revolusi untuk masa kini dan untuk lelaki-lelaki dan perempuan-perempuan masa kini.

Siapakah jang akan mengikuti kami kalau kami mengobarkan suatu Revolusi untuk generasi-generasi jang akan datang?

Kita bekerdja dan mentjipta untuk orang-orang sedjaman kita, tanpa menghilangkan kemampuan tjiptaan-tjptaan seni untuk mendapat kemashuran jang abadi. Semua ini adalah kebenaran-kebenaran jang harus kita bahas dengan djudjur. Dan saja pertjaja bahwa kita perlu bertolak dari kebenaran-kebenaran pokok tertentu agar supaja kita tidak menarik kesimpulan-kesimpulan jang palsu. Kami tidak dapat membajangkan mengapa seorang seniman atau sastrawan jang djudjur mesti merasa tjemas. Kami bukanlah musuh-musuh kemerdekaan. Tidak ada seorangpun disini jang memusuhi kemerdekaan. Siapakah jang kita takuti? Penguasa manakah jang akan menindas semangat mentjipta kita? Adakah kita takut terhadap kawan-kawan jang duduk dalam Dewan Kebudajaan Nasional? Dalam pertjakapan-pertjakapan jang kami lakukan dengan anggota-anggota Dewan Kebudajaan Nasional, kami menangkap perasaan-perasaan dan pandangan-pandangan jang djauh dari kemungkinan mendjadi sebab bagi ketjemasan-ketjemasan jang dinjatakan disini mengenai pembatasan-pembatasan terhadap gaja, pengutjapan dan sebagainja, jang mungkin dipaksakan kepada semangat mentjipta.

Kesimpulan kami ialah bahwa kawan-kawan kita dalam Dewan Kebudajaan Nasional seperti djuga kawan-kawan sekalian mempunjai keinginan dan perhatian untuk mentjiptakan keadaan jang paling baik bagi kegiatan-kegiatan kreatip para seniman dan para tjendekiawan. Adalah mendjadi tugas Revolusi dan Pemerintah Revolusioner untuk mengatur agar supaja ada suatu organisasi jang baik, jang dapat dipertjaja dalam merangsang, memberikan dorongan, mengembangkan, dan membimbing. ja, membimbing semangat mentjiptą itu; kami menganggapnja sebagai satu tugas. Dan adakah ini mungkin dapat merupakan pelanggaran terhadap hak-hak para sastrawan dan seniman? Mungkinkah ini akan menimbulkan suatu antjaman terhadap hak-hak para sastrawan dan seniman, dengan kemungkinan akan adanja tindakan-tindakan sewenang-wenang atau penggunaan kekuasaan setjara berlebih-lebihan didalamnja? Rasanja ini sama sadja dengan merasa takut bahwa polisi akan menjerang kita pada waktu kita melintasi lampu lalu-lintas. Rasanja ini sama sadja dengan merasa takut kalau-kalau seorang hakim akan mempersalahkan kita. Ini sama sadja dengan merasa takut kalau-kalau kekuatan jang ada pada Kekuasaan Revolusioner mungkin akan melakukan suatu tindakan kekerasan terhadap kita.

Kalau begitu kita akan tjemas terhadap banjak hal. Walaupun demikian umumnja warganegara tidaklah berpendapat bahwa tentara milisia akan menembaknja, bahwa hakim akan menghukumnja, atau bahwa Kekuasaan Negara akan mempergunakan kekerasan terhadap dirinja.

Adanja penguasa dibidang kebudajaan tidaklah berarti bahwa kita punja alasan untuk merasa takut terhadap penjalahgunaan kekuasaan. Siapakah jang berpendapat bahwa penguasa dibidang kebudajaan tidak boleh ada? Sedjalan dengan itu, dia akan berpendapat bahwa Polisi tidak boleh ada, bahwa kekuasaan Negara tidak boleh ada, dan djuga bahwa Negara tidak boleh ada dan andaikata ada orang jang sangat menginginkan hilangnja tanda-tanda kekuasaan Negara jang paling ketjil sekalipun, maka suruhlah dia berhenti merasa tjemas, suruhlah dia bersabar, karena waktunja akan tiba dimana Negarapun akan lenjap!

Kita harus mendirikan sebuah Dewan jang akan membimbing, merangsang, mengembangkan dan bekerdja untuk mentjiptakan keadaan jang paling baik bagi pekerdjaan para seniman dan para tjendekiawan. Dan organisasi apakah jang akan bertindak lebih baik sebagai pelindung kepentingan-kepentingan para seniman dan para tjendekiawan djika bukan Dewan sematjam itu? Organisasi apakah jang sudah mengusulkan undang-undang dan berbagai peraturan untuk mentjiptakan keadaan sematjam itu, ketjuali Dewan Kebudajaan Nasional? Organisasi apakah jang telah mengusulkan supaja dibentuk undang-undang bagi pendirian Badan Penerbitan Nasional untuk memperbaiki kematjetan-kematjetan jang telah disebutkan tadi? Organisasi apakah jang telah mengusulkan pembentukan Lembaga Etnologi dan Adat-Kebiasaan Rakjat, selain Dewan Kebudajaan Nasional? Organisasi apakah jang telah memperdjuangkan supaja disediakan anggaran belandja dan mata uang asing jang diperlukan untuk pemasukan buku-buku jang telah berbulan-bulan tidak datang kenegeri kita, dan pembelian bahan-bahan agar supaja para pelukis dan seniman senirupa pada umumnja dapat bekerdja? Organisasi apakah jang telah sungguh-sungguh memikirkan persoalan-persoalan ekonomis, kebutuhan-kebutuhan materiil pada seniman? Organisasi apakah jang telah memikirkan segala keperluan para sastrawan dan seniman sekarang? Organisasi apakah jang telah mempertahankan, dalam pemerintahan, anggaran belandja, gedung-gedung, dan projek-projek jang ditudjukan untuk memperbaiki sjarat-sjarat kerdja kawan-kawan semua? Organisasi itu tidak lain ketjuali Dewan Kebudajaan Nasional.

Mengapa kita harus memandang Dewan itu dengan rasa tjuriga? Mengapa kita harus merasa takut bahwa Dewan itu akan bertindak berlawanan dengan apa jang telah dikatakan diatas, misalnja dengan membatasi kemungkinan bekerdja dan menindas semangat mentjipta kita?

Mungkin sadja ada orang jang tidak merasa berkepentingan sama sekali dengan adanja penguasa sematjam itu : akan tetapi pada kenjataannja, orang-orang jang menghargai pentingnja segala tindakan jang harus diambil oleh Dewan itu dan semua pekerdjaan jang harus dilakukannja, tidak dapat memandang Dewan tersebut dengan rasa tjuriga, karena Dewan tersebut djuga mempunjai kewadjibannja sendiri terhadap rakjat. terhadap Revolusi dan terhadap Pemerintah Revolusioner. Dan kewadjibannja ialah mentjapai tudjuan-tudjuan jang merupakan pedoman mengapa Dewan tersebut didirikan, dan Dewan tersebut sangat memikirkan buah dari pekerdjaannja seperti djuga setiap seniman sangat memikirkan buah dari pekerdjaannja.

Saja tidak tahu apakah saja telah gagal dalam membahas beberapa dari masalah-masalah pokok jang timbul disini. Persoalan-persoalan jang berhubungan dengan sebuah film tertentu telah banjak dibahas disini. Saja belum menonton film tersebut, walaupun saja ingin; saja merasa penasaran. Apakah film ini telah diperlakukan dengan tidak adil ? Melihat kenjataannja saja berpendapat bahwa tidak pernah ada film jang mendapat penghargaan seperti itu dan tidak pernah ada film jang diperbintjangkan seperti itu.

Walaupun kami belum melihat film tersebut, kami memperhatikan penilaian dari beberapa kawan jang telah melihatnja, termasuk Presiden dan beberapa anggota dari Dewan Kebudajaan Nasional. Dan pendapat mereka patut mendapat penghargaan dari kita semua: akan tetapi saja jakin ada sesuatu jang tidak dapat diganggu-gugat disini, jakni hak jang telah ditetapkan dengan undang-undang untuk melakukan tugas jang dalam hal ini dilaksanakan oleh Dewan Sensor. Mungkinkah hak Pemerintah itu masih diperbantahkn disini? Apakah Pemerintah mempunjai hak untuk melakukan tugasnja atau tidak? Bagi kami, apa jang paling pokok dalam hal ini ialah menentukan apakah Pemerintah mempunjai hak untuk itu atau tidak; sebagaimana sudah dilakukan disini, soal prosedurnja bisa diperbintjangkan. Demikian pula disini bisa ditentukan apakah tindakannja adil atau tidak, apakah tidak mungkin ditempuh prosedur lain jang lebih baik, atau apakah keputusannja tepat atau tidak. Tetapi ada sesuatu jang menurut pendapat saja tidak dapat diganggu-gugat oleh siapapun, jaitu bahwa Pemerintah berhak untuk melakukan tindakannja itu. Sebab kalau kita menentang hak tersebut maka hal itu akan berarti bahwa Pemerintah tidak punja hak untuk mengawasi film-film jang akan dipertundjukkan kepada rakjat.

Saja berkejakinan bahwa ini adalah hak jang tidak dapat diganggu-gugat. Selain dari pada itu ada hal lain jang tentu bisa dimengerti dengan baik oleh setiap orang, bahwa diantara pernjataan-pernjataan jang bersifat intelektuil dan seni, ada beberapa jang punja arti lebih penting dari pada jang lain-lainnja dalam hubungannja dengan pendidikan atau perkembangan ideologi rakjat. Dan saja pertjaja bahwa tidak seorangpun akan meragukan kenjataan bahwa salah satu alatnja jang pokok dan penting sekali ialah film dan televisi, Sekarang ditengah-tengah Revolusi ini, apakah orang akan meragukan hak Pemerintah untuk mengawasi dan menjensor film-film jang akan dipertundjukkan kepada rakjat? Apakah itu jang sedang diperbantahkan disini?

Dan dapatkah hak Pemerintah Revolusioner untuk mengawasi media massa jang sangat berpengaruh kepada rakjat itu dianggap sebagai suatu pembatasan atau larangan?

Kalau kita menentang hak Pemerintah Revolusioner itu, kita akan dihadapkan kepada persoalan prinsip-prinsip, karena menolak hak Pemerintah Revolusioner tersebut berarti menolak tugas dan tanggungdjawab Pemerintah (apapula ditengah-tengah situasi revolusioner) untuk membimbing rakjat dan Revolusi; pada waktu-waktu tertentu kelihatan seolah-olah hak ini ditentang, dan untuk menghindarkan salah paham, sekarang kami menjatakan bahwa pendapat kami ialah bahwa pemerintah mempunjai hak tersebut. Dan djika pemerintah mempunjai hak itu, maka Pemerintah dapat menggunakan haknja itu. Memang Pemerintah dapat berbuat salah, kami tidak ingin berpura-pura bahwa Pemerintah tidak mungkin berbuat salah, Pemerintah, dalam melakukan tugas atau hak jang ada padanja, tidak setjara mutlak selalu benar. Akan tetapi siapakah jang begitu sjak terhadap Pemerintah, jang begitu sangsi, begitu tjuriga, begitu tidak pertjaja terhadap Pemerintah. Revolusioner sehingga pada waktu ini dia berpendapat bahwa salah satu dari keputusan Pemerintah itu salah dia mendjadi sangat ketakutan dan mengira bahwa Pemerintah akan selalu berbuat salah? Saja tidak mengatakan bahwa Pemerintah telah keliru dalam keputusannja itu: apa jang saja maksudkan ialah bahwa Pemerintah bertindak dalam melaksanakan haknja. Saja mentjoba menempatkan diri saja sebagai orang-orang jang bekerdja dalam pembuatan film itu. Saja mentjoba menempatkan diri saja dalam alam pikiran mereka, dan saja mentjoba mengerti keketjewaan dan kepedihan mereka pada waktu film itu tidak dapat dipertundjukkan. Siapapun dapat merasakan hal itu dengan baik; akan tetapi merekapun harus mengerti bahwa Pemerintah telah bertindak dalam batas hak-haknja, dan bahwa tindakannja mendapat dukungan dari orang-orang jang berwenang, orang-orang jang bertanggungdjawab dalam pemerintahan, dan bahwa tidak ada alasan untuk tidak mempertjajai keadilan dan kedjudjuran dari orang-orang jang duduk dalam Pemerintah Revolusioner, oleh karena Pemerintah Revolusioner tidak pernah memberikan alasan kepada siapapun untuk menjangsikan djiwa keadilan dan kedjudjurannja.

Tentu sadja kami tidak boleh menganggap diri kami sebagai orang-orang jang sempurna. bahkan kamipun tidak boleh menganggap bahwa kami bebas dari perasaan pribadi. Siapa jang dapat menundjukkan bahwa beberapa kawan jang duduk dalam pemerintahan bersifat emosionil. atau kurang-lebih bersifat demikian; dan orang-orang jang berpendapat begitu, dapatkah mereka mejakinkan kami bahwa mereka bebas dari perasaan pribadinja ?

Dan dapatkah mereka mengenakan pendirian-pendirian jang bersifat pribadi itu kepada beberapa kawan tanpa menerima kenjataan bahwa pendapat-pendapat mereka sendiripun mungkin dipengaruhi oleh pendirian-pendirian jang bersifat pribadi ? Marilah kita njatakan disini bahwa barang siapa merasa dirinja sudah sempurna atau bebas dari perasaan pribadinja, dia boleh mendjadi orang pertama jang akan melemparkan batu.

Saja pertjaja bahwa dalam diskusi ini terdapat unsur perasaan jang bersifat pribadi. Apakah setiap orang jang datang kemari sudah sama sekali bebas dari prasangka-prasangka dan perasaan-perasaan pribadinja ? Tentu sadja tidak. Kalau seorang anak berumur enam tahun turut menghadiri pertemuan ini, tentu diapun akan melihat pendapat dan pandangan jang berbeda-beda, serta perasaan-perasaan jang bertentangan satu sama lainnja. Sahabat-sahabat kami telah mengutarakan banjak hal. Mereka telah mengatakan hal-hal jang menarik. Beberapa dari mereka telah menjampaikan hal-hal jang tjemerlang. Semuanja menundjukkan kepada kita bahwa mereka sangat „terpeladjar". Akan tetapi diatas segalanja itu, kita telah melihat kenjataan-kenjataan mengenai diskusi dan kebebasan jang telah memungkinkan setiap orang bisa menjatakan diri dan mempertahankan pandangan-pandangan mereka. Kebebasan jang telah memberi kesempatan kepada mereka semua untuk mengatakan dan menerangkan ukuran mereka ditengah-tengah pertemuan besar ini, jang kian lama kian bertambah besar, satu pertemuan jang kami anggap sebagai suatu pertemuan jang akan membuahkan sesuatu. satu pertemuan jang akan melenjapkan banjak kesangsian dan ketjemasan. Apakah sudah terdjadi pertengkaran-pertengkaran disini? Pasti sekali. Apakah disini telah terdjadi pertarungan dan perselisihan diantara para sastrawan dan seniman? Pasti sekali. Apakah orang telah melakukan kritik dan superkritik? Pasti sekali. Apakah beberapa kawan telah mentjoba sendjata mereka masing-masing sehingga melukai kawan-kawan lainnja? Pasti sekali.

Mereka jang terluka telah menjatakan penjesalan mereka terhadap serangan-serangan jang menurut mereka tidak adil. Untung sekali, kita tidak menemukan „majat-majat”, hanja orang-orang jang luka, termasuk kawan-kawan jang baru sadja sembuh dari luka-lukanja. Dan beberapa dari mereka telah mengadukan kenjataan jang tidak adil bahwa mereka telah diserang dengan meriam-meriam kaliber besar tanpa ampun, Adakah orang melontarkan ketjaman-ketjaman tadjam disini? Pasti sekali! Dan dalam satu pengertian disini telah timbul satu persoalan dimana kami tidak dapat berpura-pura dengan menjatakan bahwa kami akan dapat memetjahkannja dengan satu-dua patah kata sadja. Akan tetapi saja jakin akan satu hal, bahwa diantara ketjaman-ketjaman jang telah dikemukakan dalam pertemuan ini, jang paling tepat ialah ketjaman jang bersifat membangun. jang bersifat positip dan tidak bersifat merusak. Tetapi pada umumnja hal ini tidak diperhatikan. Untuk beberapa orang perkataan kritik sama artinja dengan serangan. padahal sebenarnya tidaklah demikian. Kalau ada orang jang mengatakan kepada seseorang, „Si Anu telah mengetjam kau", orang itu sudah mendjadi marah sebelum bertanja apa jang dikatakan orang lain itu tentang dirinja. Dia berpendapat bahwa dirinja telah dirusak. Sesungguhnja. kalau kita sendiri tidak langsung terlibat dalam persoalan-persoalan dan pertarungan-pertarungan ini — jakni kalau kita sendiri tidak langsung terlibat dalam perselisihan-perselisihan dan pertjobaan sendjata-sendjata ini kita di beri tahu bahwa beberapa kawan telah hampir mendjadi putus-asa karena kritik tadjam jang dilantjarkan terhadap mereka, kita mungkin akan menaruh simpati kepada para korban, sebab kita mempunjai ketjenderungan untuk menaruh simpati kepada para korban. Kami jang dengan sepenuh hati mengharapkan persatuan dan saling pengertian dari segala pihak, telah berusaha menghindarkan perkataan-perkataan jang mungkin akan melukai atau mengetjilkan hati seseorang; akan tetapi tidak dapat disangkal lagi bahwa pasti akan ada pertarungan-pertarungan dan pertentangan-pertentangan bilamana sjarat-sjaratnja tidak seimbang. Dari sudut pandangan Revolusi. hal itu tidak dapat dikatakan baik. Revolusi tidak dapat mempersendjatai seseorang untuk berkelahi dengan orang lain. dan kami berkejakinan bahwa para sastrawan dan para seniman harus mendapat segala kesempatan untuk menjatakan pendapat-pendapat mereka. Kami berkejakinan bahwa para sastrawan dan seniman, melalui perkumpulan mereka, harus memiliki sebuah madjalah kebudajaan jang terbuka untuk semuanja. Tidakkah hal ini merupakan suatu pemetjahan jang adil? Akan tetapi Revolusi tidak dapat memberikan kesempatan-kesempatan itu tjuma untuk satu golongan sadja. Revolusi dapat dan harus menjediakan kesempatan-kesempatan itu sedemikian rupa hingga dapat setjara luas dipergunakan oleh semua sastrawan dan seniman. Kawan-kawan hendaknja segera membentuk suatu persatuan sastrawan dan seniman, kawan-kawan hendaknja segera menghadiri suatu Kongres. Kongres harus betul-betul diadakan dengan semangat membangun, dan kami pertjaja bahwa kawan-kawan sekali akan dapat menjelenggarakannja dengan semangat itu, Dari Kongres itu akan lahir persatuan pengarang dan seniman jang kuat, dimana setiap orang jang betul-betul mempunjai semangat membangun dapat turut serta, sebab kalau orang menjangka bahwa kami akan memusnahkannja, kalau orang menjangka bahwa kami akan menindasnja, kami bisa memberikan djaminan kepadanja bahwa dia sama sekali keliru.

Dan sekarang tibalah saatnja bagi kawan-kawan sekalian untuk setjara teratur dan penuh gairah menunaikan kewadjiban-kewadjiban kawan-kawan didalam Revolusi, dan untuk membentuk suatu organisasi sastrawan dan seniman jaug luas. Saja tidak tahu apakah masalah-masalah jang timbul disini akan diperbintjangkan lagi didalam Kongres, akan tetapi kami tahu Kongres itu akan diadakan, dan bahwa pekerdjaannja. seperti djuga pekerdjaan jang akan dilakukan oleh persatuan sastrawan dan seniman itu, akan merupakan pokok-pokok pembitjaraan jang baik untuk dibitjarakan dalam pertemuan jang akan datang. Kami jakin bahwa kita akan bertemu lagi, sekurang-kurangnja kami tidak ingin melewatkan kegembiraan dan manfaat pertemuan-pertemuan seperti sekarang ini, jang telah memusatkan segala perhatian kami terhadap semua persoalan-persoalan ini. Kita harus bertemu lagi. Apakah artinja? Bahwa kita harus terus membahas persoalan-persoalan ini. Artinja bahwa setiap orang harus merasa tenang dan jakin bahwa Pemerintah merasa sangat tertarik oleh persoalan-persoalan ini, dan masa jang akan datang memberi kesempatan jang sebesar-besarnja untuk memperbintjangkan persoalan-persoalan ini, Saja kira hal ini akan memberi kepuasan kepada para sastrawan dan seniman, dan kamipun sangat berharap untuk mendapat pendjelasan dan pengetahuan jang lebih banjak lagi.

Dewan Kebudajaan Nasional djuga harus mempunjai bagian penerangannja. Saja kira hal ini akan mendudukkan persoalan-persoalannja ditempat jang sebenarnja. Dan ini tidak dapat dikatakan sebagai paksaan kulturil ataupun penindasan terhadap semangat mentjipta. Revolusi ingin agar supaja para seniman bekerdja sekeras-kerasnja untuk kepentingan rakjat. Revolusi ingin agar supaja dia mentjurahkan seluruh perhatian dan usahanja bagi karja revolusioner. Kami jakin bahwa Revolusi berhak atas keinginannja itu.

Apakah itu berarti bahwa kami mau mengatakan kepada orang-orang jang berada disini apa jang harus mereka tulis? Tidak. Biarkanlah setiap orang menulis apa jang dikehendakinja, dan kalau tulisannja itu buruk, itu urusannja sendiri. Kami tidak melarang siapapun untuk menulis tema-tema jang disenanginja. Sebaliknja, biarkanlah setiap orang menjatakan dirinja dalam bentuk jang dianggapnja paling baik, dan biarkanlah dia dengan bebas menjatakan pendapat jang ingin dinjatakannja. Kami akan selalu menilai tjiptaannja dari sudut pandangan revolusioner. Dan itu merupakan hak dari Pemerintah Revolusioner. jaug sama sadja mesti dihormati seperti djuga hak setiap orang untuk menjatakan apa jang ingin dinjatakannja. Beberapa tindakan sedang dilakukan, beberapa diantaranja sudah pula kami kemukakan. Kami ingin memberi keterangan kepada mereka jang merasa berkepentingan dengan Badan Penerbitan Nasional bahwa sebuah undang-undang sedang ada dalam pertimbangan, jaitu undang-undang untuk mengatur tjara bekerdjanja, untuk menjusun pembagian redaksi, untuk memperhatikan perbedaan-perbedaan jang diperlukan. dan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan jang ada sekarang. Badan Penerbitan Nasional adalah suatu organisasi jang baru didirikan jang kehadirannja dirong-rong oleh kesukaran, karena badan tersebut harus memulai kerdjanja pada suatu pertjetakan suratkabar jang ditutup dengan tiba-tiba (kami hadir ketika perusahaan suratkabar itu diubah mendjadi pertjetakan jang paling penting dinegeri kita. dengan seluruh pekerdia dan anggota-anggota redaksinja), dan pertjetakan ini harus melajani penerbitan tulisan-tulisan jang sangat diperlukan, termasuk banjak tulisan jang bersifat militer. Badan Penerbitan Nasional memang memiliki kekurangan-kekurangan, tetapi kekurangan-kekurangan ini akan dapat diperbaiki. Tidak ada alasan untuk keluhan keluhan seperti jang kami dengar disini tadi, dalam pertemuan ini, mengena; Badan Penerbitan Nasional itu, Djuga sedang dilakukan usaha-usaha untuk mendapatkan bahan-bahan jang diperlukan untuk bekerdja, artinja sekarang sedang dilakukan usaha-usaha untuk memetjahkan semua persoalan jang melibat para sastrawan dan seniman dan jang djuga mendjadi perhatian Dewan Kebudajaan Nasional. Karena sebagaimana kawan-kawan ketahui, Negara mempunjai bermatjam-matjam departemen dan bermatjam-matjam lembaga dan, didalam lingkungan Negara, setiap departemen dan lembaga itu ingin sekali mempunjai bahan-bahan diperlukan agar supaja masing-masing bisa melakukan pekerdjaannja dengan baik. Kami ingin menundjukkan beberapa lapangan dimana kami sudah mentjapai kemadjuan. lapangan-lapangan jang patut mendjadi sumber kebanggaan bagi kita semua. Lihatlah sukses jang telah ditjapai oleh Orkes Simponi, misalnja. jang sudah direorganisasi dengan sempurna, dan Orkes Simponi ini bukan sadja telah mentjapai taraf tinggi dalam arti seni, akan tetapi djuga dalam arti revolusioner, sebab sekarang ada 50 orang dari anggota-anggota Orkes Simponi itu jang mendjadi pradjurit-pradjurit milisia.

Ballet Kuba sudah dibangun lagi dan baru sadja melakukan perdjalanan keluarnegeri. dan Ballet Kuba mendapat pudjian dan pengakuan dari semua negeri jang dikundjunginja.

Djuga Rombongan Dansa Modern sangat berhasil, dan mendapat pudjian jang tinggi di Eropah.

Djuga Perpustakaan Nasional sedang bekerdja keras untuk kepentingan kebudajaan. Perpustakaan Nasional sedang berusaha membangkitkan perhatian rakjat terhadap musik dan senilukis, Dia sudah mendirikan satu bagian kesenian jang bermaksud memperkenalkan lukisan-lukisan jang bermutu kepada rakjat. Dia djuga mempunjai bagian musik. bagian untuk pemuda, dan ba- gian untuk anak-anak.

Sedjenak sebelum datang keruangan ini, kami telah mengundjungi Bagian Anak Anak dari Perpustakaan Nasional; kami melihat sedjumlah anak-anak jang sedang berada disitu, djuga pekerdjaan jang sedang dilakukan disitu, Kemadjuan jang diperlihatkan Perpustakaan Nasional sudah tjukup djadi alasan bagi Pemerintah untuk memberikan alat-alat jang diperlukan guna melandjutkan pekerdjaan itu, Badan Penerbitan Nasional sekarang sudah mendjadi kenjataan, dan dengan bentuk-bentuk organisasinja jang baru, Badan Penebitan Nasional djuga merupakan satu kemenangan Bagi Revolusi, jang akan memberikan sumbangan besar sekali bagi pendidikan rakjat.

Lembaga Industri Film Nasional djuga sudah mendjadi kenjataan. Tingkatan pertama dalam bidang ini terutama terdiri dari usaha menjediakan alat-alat serta bahan-bahan jang diperlukannja. Sekurang-kurangnja, Revolusi telah meletakkan dasar bagi suatu industri film, Revolusi telah membangunnja dengan pengorbanan tenaga jang besar, kalau sadja kita ingat bahwa negara kita bukan suatu negara industri dan bahwa mendapatkan semua alat-alat berarti suatu pengorbanan.

Kalau kita sekarang tidak memperoleh lebih banjak fasilitas dalam bidang industri film ini tidaklah disebabkan oleh politik Pemerintah jang sempit, tetapi semata-mata karena sekarang kita kekurangan sumber-sumber ekonomis untuk membentuk gerakan-gerakan amatir jang akan memungkinkan pengembangan semua bakat-bakat dalam bidang film. Hal ini akan dapat dilakukan kalau sumber-sumber itu sudah kita temukan.

Politik Lembaga Film dan tjara kerdja baru jang didasarkan pada persaingan diantara kelompok-kelompok crew dalam Lembaga itu djuga akan dibitjarakan. Lembaga itu masih kekurangan waktu untuk bekerdja setjukupnja agar bisa dinilai, akan tetapi Lembaga itu sudah bekerdja dan kami tahu bahwa beberapa dari film dokumenternja telah banjak memberikan sumbangan untuk memperkenalkan Revolusi kita diluar negeri. Akan tetapi apa jang harus kita tekankan ialah bahwa kita sudah meletakkan dasar bagi industri film.

Djuga telah banjak dilakukan kerdja kebudajaan melalu, publisitas, perundingan-perundingan, jang didukung oleh badan-badan tertentu: akan tetapi semuanja itu tidak berarti kalau dibandingkan dengan apa jang dapat dilakukan dan hendak dilakukan oleh Revolusi.

Masih ada lagi sedjumlah masalah jang harus dipetjahkan jang akan menarik perhatian para sastrawan dan seniman. Ada masalah-masalah jang bersifat materiil, jang bersifat ekonomis, Keadaan hari kemarin sudah tidak lagi sekarang. Sekarang sudah tidak ada lagi segolongan ketjil manusia jang berhak istimewa jang biasa membeli karja para seniman ― sekalipun dengan harga jang sangat murah sekali. Kami mengetahui hal itu. sebab bukan hanja seorang sadja seniman jang telah berachir dalam kemiskinan dan dilupakan.

Masalah-masalah ini masih harus dihadapi dan di petjahkan, dan Pemerintah Revolusioner harus memetjahkannja, dan Dewan Kebudajaan Nasional harus memperhatikanja, sama sadja halnja seperti djuga terhadap persoalan para seniman jang tidak lagi bisa mentjipta dan sama sekali tersia-sia. Mereka harus mendjamin para seniman bukan sadja dalam sjarat-sjatat materiil untuk masa sekarang, akan tetapi djuga untuk masa depan. Dalam satu pengertian tertentu, sekarang, setelah dilakukannja reorganisasi terhadap Lembaga Hak Tjipta, sjarat-sjarat hidup dari sedjumlah besar para sastrawan dan komponis, jang pernah dihisap dengan tjara menjedihkan sekali dan jang hak-haknja pernah disia-siakan, sudah banjak diperbaiki, Sekarang, para sastrawan jang biasa hidup dalam kemiskinan jang sangat mempunjai penghasilan jang memungkinkan mereka untuk hidup setjara lajak.

Inilah langkah-langkah jang sudah diambil oleh Revolusi, akan tetapi semuanja ini hanjalah langkah-langkah permulaan, langkah-langkah ini akan disusul oleh langkah-langkah lainnja jang akan mentjiptakan keadaan jang lebih baik lagi.

Sementara itu ada pula buah pikiran untuk membangun satu tempat dimana para seniman dan sastrawan dapat istirahat dan bekerdja. Pada suatu waktu. ketika kami sedang mendjeladjah seluruh pendjuru tanah air, disuatu tempat jang luarbiasa indahnja, Pulau Pohon Tjemara, tertjetus pikiran dalam diri kami untuk membangun sebuah tempat istirahat ditengah-tengah sebuah hutan tjemara, dimana kami bisa memuliakan para sastrawan dan seniman (pada ketika itu kami djuga memikirkan sematjam hadiah jang akan diberikan kepada para sastrawan dan seniman progresip jang paling baik diseluruh dunia). Rentjana itu belum terwudjud, akan tetapi bisa dihidupkan kembali dan untuk itu bisa dipilih satu tempat disebuah pelabuhan jang damai, jang akan bisa menggugah seseorang untuk beristirahat, untuk menulis. Saja pertjaja bahwa akan besar gunanja kalau sekarang para seniman, dan djuga para arsitek, mulai memikirkan dan merentjanakan tempat istirahat jang ideal bagi seorang sastrawan atau seniman, dan berunding untuk mentjapai persetudjuan. Pemerintah Revolusioner bersedia menjumbangkan bagiannja dalam bidang anggaran-belandja.

Dan apakah perentjanaan sehatjam itu akan merupakan satu pembatasan jang dipaksakan terhadap semangat mentjipta oleh kami, kaum revolusioner? Karena, dalam satu pengertian tertentu, djanganlah dilupakan bahwa kami, orang-orang revolusioner jang pernah bekerdja sendirian, kini dihadapkan kepada kenjataan perentjanaan, dan itu djuga menimbulkan satu persoalan kepada kami, sebab, sampai sekarang ini kami mempunjai semangat kreatip terhadap. inisiatip revolusioner dan investasi-investasi revolusioner, jang sekarang harus direntjanakan, Djadi djanganlah menjangka bahwa kami tidak turut terlibat dalam persoalan tersebut, sebab dilihat dari sudut pandangan kami, kamipun bisa mengadjukan protes. Jakni, kini, setelah diketahui apa jang akan dilakukan tahun jang akan datang, tahun sesudahnja, dan tahun sesudahnja lagi. Siapakah jang akan membantah kenjataan bahwa kita perlu membuat rentjana ekonomi? Akan tetapi pembangunan satu tempat istirahat bagi para sastrawan dan seniman tjotjok dengan rentjana itu. Sesungguhnja, Revolusi akan merasa puas apabila dia sanggup memasukkan projek itu diantara pekerdjaan-pekerdjaan jang diselesaikanaja.

Kita disini sedang memikirkan situasi para sastrawan dan seniman sekarang. Kita seolah-olah agak melupakan kemungkinan-kemungkinan dimasa jang akan datang. Dan kami, jang tidak punja alasan untuk menggerutu mengenai kawan-kawan, djuga telah menjerahkan sebagian dari waktu kami untuk memikirkan seniman-seniman dan sastrawan-sastrawan dimasa jang akan datang. Kami bertanja kepada diri sendiri akan serupa apakah djadinja nanti apabila orang-orang dari Pemerintah tidak perlu kami dan para seniman dan para sastrawan bertemu lagi, sebagaimana sudah seharusnja, dimasa depan, dalam djangka waktu lima atau sepuluh tahun, manakala kebudajaan telah mentjapai perkembangan luarbiasa sesuai dengan rentjana kami untuk hal itu, manakala buah-buah pertama dari program pendidikan sekarang mulai bergantungan.

Lama sebelum persoalan-persoalan ini timbul, Pemerintah Revolusioner sudah mempunjai pikiran untuk meluaskan kebudajaan kepada rakjat, Kami selalu sangat optimistis. Saja jakin bahwa tidaklah mungkin mendjadi seorang revolusioner tanpa mendjadi seorang optimis. Karena kesukaran-kesukaran jang harus diatasi oleh suatu Revolusi sangat berat, dan karenanja orang harus mendjadi seorang optimis. Seorang pesimis tidak mungkin mendjadi seorang revolusioner.

Revolusi mempunjai tingkatan-tingkatannja. Ada satu tingkatan dimana bermatjam-matjam badan mengambil inisiatip dalam lapangan kebudajaan. Bahkan INRA (Lembaga Nasional Untuk Perbaikan Pertanian) pernah melakukan kegiatan-kegiatan jang bersifat kulturil. Kami bahkan pernah bertabrakan dengan Teater Nasional, karena ketika satu pekerdjaan tertentu sedang dilakukan disana, tiba-tiba kami melakukan pekerdjaan lam setjara tersendiri. Sekarang segalanja itu sudah terhimpun dalam satu organisasi.

Sehubungan dengan rentjana-rentjana kami untuk daerah pedalaman, maka timbullah pikiran untuk menjebarkan kebudajaan kepada rakjat didaerah-daerah pertanian dan koperasi-koperasi, Bagaimana tjaranja? Jakni dengan mendidik guru-guru musik, tari dan drama. Hanja orang-orang optimis akan mengusulkan hal-hal seperti ini. Nah, bagaimanakah tjaranja kita harus membangkitkan rasa tjinta seorang petani terhadap teater, misalnja? Dimanakah guru-gurunja? Dari manakah kita akan mengambil guru-guru jang akan dikirimkan ke 3000 Daerah Pertanian Rakjat dan 600 Koperasi, misainja ? Semuanja ini menimbulkan kesukaran-kesukaran, akan tetapi saja jakin bahwa kawan sependapat bahwa apabila ini tertjapai, ini akan merupakan satu hasil jang positip, teristimewa dalam hal penemuan bakat bakat dikalangan rakjat dan dalam membentuk rakjat dari penonton-penonton mendjadi pentjipta-pentjipta, karena pada achirja, rakjatlah pentjipta-pentjipta yang paling besar, Kita tidak boleh melupakan hal ini, dan djuga tidak boleh melupakan beribu-ribu keperdesaan jang hilang didaerah pedalaman dan kota-kota kita karena tiadanja kesempatan untuk berkembang. Banjak bakal-bakat jang lenjap didusun-dusun kita dan kita jakin akan hal itu. asal sadja kita tidak menganggap diri kita sebagai orang jang paling pandai dinegeri ini dan saja ingin mengatakan bahwa saja tidak menganggap diri saja demikian.

Saja seringkali memberikan sebagai tjontoh suatu kenjataan bahwa diantara beribu-ribu anak ditempat kelahiran saja. sajalah tjuma satu-satunja jang dapat beladjar diuniversitas. Dan saja mula-mula harus memasuki sedjumlah sekolah jang diadakan oleh pendeta-pendeta, dan sebagainja, dan sebagainja ............ Saja tidak akan mengutuk siapapun, sekalipun saja ingin berkata bahwa saja punja hak jang sama seperti orang lainnja disini untuk mengatakan apa jang saja kehendaki, jakni untuk mengeluh. Saja punja hak untuk mengeluh. Ada orang berkata tentang kenjataan bahwa dia dibentuk oleh masjarakat bordjuis: namun saja dapat mengatakan bahwa saja dibentuk oleh sesuatu jang lebih buruk lagi, bahwa saja dibentuk oleh lingkungan reaksioner jang paling buruk, dan bahwa selama banjak tahun hidup saja tenggelam dalam kegelapan, tachjul dan dusta-dusta.

Hal itu terdjadi pada waktu mereka tidak mengadjar orang lain untuk berpikir, melainkan mereka memaksa orang untuk pertjaja. Saja berpendapat bahwa kalau kesanggupan manusia untuk berpikir dan mempergunakan akalnja dirusak, maka dia telah berubah dari manusia mendjadi ternak. Saja tidak berontak terhadap perasaan-perasaan keagamaan manusia; kami menghormati perasaan-perasaan itu, kami menghormati kemerdekaan manusia untuk menganut kepertjajaan dan agama. Akan tetapi mereka tidak menghormati hak saja atas kemerdekaan ini, Saja tidak punja kemerdekaan untuk menganut kepertjajaan ataupun agama; mereka telah memaksakan suatu agama kepada saja dan mendjadikan saja ternak selama duabelas tahun.

Tentu sadja saja terpaksa bitjara dengan nada mengadu tentang tahun-tahun itu, tahun-tahun dimana anak-anak muda mempunjai perhatian dan rasa ingin tahu jang paling besar terhadap sesuatu, tahun-tahun dimana saja dapat beladjar dengan teratur sehingga akan memungkinkan saja mendapat kebudajaan jang oleh anak-anak Kuba sekarang akan dimiliki segala kesempatan untuk mendapatkannja.

Sebelum Revolusi kita, seorang diantara seribu orang jang dapat memperoleh gelar universiter harus melalui batu udjian dimana dia hanja karena keadjaiban sadja dapat terhindar dari kehantjuran rohani untuk selamanja, Djadi jang seorang diantara seribu orang itu harus melalui segalanja itu.

Mengapa ? Ah, karena dia hanja satu-satunja dari seribu orang jang dapat membajar untuk beladjar disatu sekolah partikulir. Sekarang. apakah karena itu saja akan pertjaja bahwa saja adalah jang paling pandai dan paling tjerdas dari seribu orang itu ? Saja pertjaja bahwa kita adalah hasil dari penjaringan, tetapi bukan penjaringan setjara wadjar, melainkan lebih banjak penjaringan setjara sosial, Saja terpilih untuk beladjar diuniversitas setjara sosial, melalui proses penjaringan sosial, bukan penjaringan setjara wadjar, Siapa tahu berapa puluh ribu sudah anak-anak muda. jang lebih berbakat dari pada kita semua, hilang-lenjap dalam kebodohan karena penjaringan sosial itu. Ini adalah sesuatu kebenaran. Dan orang jang pertjaja bahwa dirinja seorang seniman harus ingat bahwa ada banjak orang, jang djauh lebih baik dari pada dia, jang tidak mendapat kesempatan untuk mendjadi seniman, Djika kita tidak mengakui hal ini, kita mengelakkan kenjataan.. Kita mendapat hak istimewa, antara lain, karena kita tidak dilahirkan sebagai anak sopir truk. Saja kira apa jang telah dikatakan menundjukkan betapa banjaknja djiwa-djiwa jang berbakat jang telali lenjap semata-mata karena tiadanja kesempatan.

Kita akan memberikan kesempatan kepada setiap orang; kita akan mentjiptakan keadaan jang memungkinkan semua bakat dalam bidang seni, sastra, ilmu pengetahuan ataupun bidang lainnja, untuk berkembang. Dan renungkanlah makna satu Revolusi jang memungkinkan hal sematjam itu, dan jang sudah mulai mengadjar seluruh rakjat untuk membatja dan menulis, jang akan menjelesaikan hal ini dalam tahun peladjaran jang akan datang, dan jang ― dengan melalui sekolah-sekolah dimana-mana diseluruh Kuba, melalui kampanje-kampanje dan dengan guru-guru jang baru dididik ― akan sanggup membawa bakat kedalam tjahaja, dan ini barulah permulaannja sadja. Semua guru dinegeri kita akan beladjar bagaimana mengenal anak jang punja bakat istimewa, dan akan mengandjurkan anak mana jang harus diberi beasiswa untuk Akademi Seni Nasional, dan bersamaan dengan itu mereka djuga akan membangkitkan tjitarasa seni dan rasatjinta terhadap kebudajaan dikalangan orang-orang dewasa. Beberapa matjam udjian jang telah diadakan memperlihatkan betapa besarnja kesanggupan seorang petani sederhana dan seorang rakjat biasa untuk menjerap persoalan-persoalan kesenian. untuk menjerap kebudajaan dan merekapun lantas mulai mentjiptakannja sendiri. Ada beberapa kawan jang pernah mengundjungi beberapa buah koperasi jang kini mempunjai rombongan-rombongan drama mereka sendiri, Pertundjukan-pertundjukan jang baru-baru ini diadakan diberbagai tempat dalam Republik kita dan tjiptaan-tjiptaan kesenian jang dihasilkan oleh lelaki-lelaki dan perempuan-perempuan dari kalangan rakjat memperlihatkan perhatian orang-orang didaerah pedalaman terhadap semuanja ini. Kemudian, bajangkanlah sekarang, apakah jang akan kita lihat nanti kalau kita telah memiliki guru-guru drama musik, dan tari diserap Koperasi dan disetiap Daerah Pertanian Rakjat.

Dalam masa dua tahun sadja kita sudah akan sanggup mengirimkan seribu guru untuk setiap bidang kesenian ini, bahkan lebih dari seribu.

Sekolah-sekolahnja sudah didirikan. Sekolah-sekolah tersebut sudah mulai berdjalan. Bajangkanlah kalau kita sudah dapat melihat seribu tarian, seribu njanjian dan seribu rombongan drama diseluruh pulan, diseluruh negeri kita-kita belum lagi bitjara tentang kota-kota, dan dikota segalanja bisa dilakukan dengan lebih mudah ― apakah artinja semuanja itu djika dilihat dari segi kemadjuan kebudajaan, sebab disini saja dengar ada orang jang bitjara tentang perlunja mengangkat tingkat kebudajaan rakjat ― tetapi bagaimana? Pemerintah Revolusioner sedang mentjiptakan keadaan agar supaja dalam djangka waktu beberapa tahun sadja kebudajaan kita. Tingkat latarbelakang kebudajaan rakjat kita, akan bisa ditinggikan dengan hebat.

Kami telah memilih ketiga bidang itu, akan tetapi kita bisa melandjutkan dengan memilih bidang-bidang apasaja dan kita bisa terus bekerdja untuk mengembangkan segala aspek kebudajaan.

Sekolah Guru Kesenian sudah mulai berdjalan dan kawan-kawan jang bekerdja disana merasa puas dengan kemajuan kelompok tjalon-tjalon guru itu. tetapi disamping itu kami sudah mulai membangun Akademi Seni Nasional jang terpisah dari Akademi Seni Keradjinan Tangan Nasional, Kuba akan mempunjai Akademi Seni jang paling indah didunia. Mengapa? Karena Akademi tersebut akan dibangun disuatu daerah kediaman jang paling indah didunia, dimana kaum bordjuis Kuba jang sangat senang akan kemewahan biasanja tinggal, didaerah kediaman terindah milik kaum bordjuis jang sangat pesolek. sangat senang akan kemewahan dan sangat tidak berkebudajaan jang sekarang sudah termasuk kedjaman lampau. Semua rumah disitu mempunjai bar; penghuni-penghuninja, dengan beberapa perketjualian, tidak pernah mengatjuhkan masalah-masalah kebudajaan.

Mereka hidup dalam kemewahan jang hampir-hampir tidak dapat dipertjaja, dan tidak akan sia-sia rasanja kalau kita pergi kesana untuk melihat-lihat bagaimana biasanja mereka hidup; akan tetapi mereka tidak tahu bahwa pada suatu ketika disana akan dibangun sebuah Akademi Seni jang luar biasa, dan bahwa mahasiswa-mahasiswa akan tinggal dalam rumah-rumah mereka, rumah-rumah para djutawan, Para mahasiswa ini tidak akan hidup terkongkong seperti dalam biara, mereka akan hidup seperti dirumah sendiri, dan mereka akan pergi kuliah ke Akademi itu; Akademi itu akan dididirikan ditengah-tengah tanah Gedung Pertemuan dipinggir kota, dan akan direntjanakan oleh sekelompok arsitek dan seniman. Mereka sudah mulai bekerdja, dan semua sudah harus selesai pada bulan Desember. Kita sudah punja kaju mahogani sebanjak 300.000 kaki. Sekolah-sekolah musik, tari, ballet. teater dan seni plastis akan dibangun ditengah-tengah lapangan golf, dengan bentuk dan susunan seolah-olah dalam impian, Ditempat inilah Akademi tersebut akan didirikan, dengan 60 buah rumah disekitarnja. dengan sebuah Balai Pertemuan Umum disatu sisinja, dengan ruangan-ruangan untuk makan, ruangan-ruangan untuk istirahat, kolam-kolam untuk berenang, dan djuga sebuah gedung untuk para tamu dimana guru-guru asing jang datang untuk membantu kita bisa tinggal, Akademi ini akan dapat menampung sebanjak tiga ribu mahasiswa jang mendapat beasiswa. Kami harap Akademi ini sudah akan berdjalan tahun depan.

Dan Akademi Seni Keradjinan Tangan Nasional, jang didirikan disebuah lapangan golf jang lain, dengan gedung-gedung jang serupa, dengan mahasiswa-mahasiswa jang tinggal dalam rumah-rumah jang serupa, djuga sudah segera akan mulai berdjalan. Akademi-akademi ini akan merupakan akademi-akademi jang chas bertjorak nasional. Ini tidak berarti bahwa hanja itulah sekolah-sekolah jang ada, sekali-kali tidak, akan tetapi sekolah-sekolah ini akan dikundjungi oleh peladjar-peladjar beasiswa, pemuda-pemuda jang memperlihatkan kesanggupan tertinggi, tanpa memerlukan biaja apapun dari orang tua mereka ― anak-anak remadja dan anak-anak jang akan mendapatkan keadaan jang ideal untuk berkembang. Semua orang akan ingin djadi anak-anak lagi sekarang agar bisa memasuki salah satu dari akademi-akademi itu. Bukankah begitu? Kita disini bitjara tentang pelukis-pelukis jang tjuma dapat minum kopi sadja. Tjobalah bajangkan, betapa akan berbedanja keadaan itu sekarang, dan kita akan selalu berusaha agar supaja semangat mentjipta memperoleh kesempatan-kesempatan jang ideal untuk berkembang. Pendidikan, perumahan, makanan, kebudajaan umum ....... Disana akan terdapat djuga anak-anak jang akan beladjar sedjak umur delapan tahun, dan selain pendidikan kesenian mereka djuga akan menerima pendidikan umum ......... Bukankah mereka akan dapat mengembangkan bakat dan kepribadian mereka sepenuhnja disana ...........?

Semuanja ini lebih dari hanja buah pikiran ataupun impian sematu; semuanja ini adalah kenjataan-kenjataan Revolusi, Guru-guru jang sedang dididik, Sekolah-Sekolah Nasional jang sedang disiapkan, sekolah-sekolah untuk para pentjinta seni jang djuga sedang didirikan, semuanja ini adalah kenjataan-kenjataan. Inilah makna Revolusi ........ inilah sebabnja maka Revolusi punja arti penting bagi kebudajaan, Bagaimana kita bisa berbuat semuanja ini tanpa satu Revolusi? Marilah kita chajalkan seolah-olah kita takut bahwa semangat mentjipta kita akan mendjadi laju, akan mendjadi hantjur oleh tangan angkara murka dari Revolusi Stalinis"......

Tuan-tuan, bukankah lebih baik kita memikirkan masa jang akan datang? Apakah kita akan memikirkan bunga-bunga jang djadi laju, selagi kita sedang menanam bunga-bunga dimuka bumi? Ketika kita sedang menempa semangat mentjipta jang akan datang? Siapakah jang tidak mau menukar masa sekarang, siapakah jang tidak mau menukar kehadirannja sekarang dengan masa depan itu? Siapakah jang tidak mau menukar apa jang dimilikinja sekarang, siapakah jang tidak mau mengorbankan apa jang dimilikinja sekarang untuk masa depan itu? Dan siapakah orangnja jang mempunjai kepekaan seni tidak djuga mempunjai semangat pedjuang jang gugur dalam pertempuran, sementara mengetahui bahwa dia sedang menemui adjalnja, bahwa dia sedang mengachiri hajatnja setjara djasmaniah, agar supaja dia bisa memperkaja kedjajaan sesamanja, kedjajaan bangsanja? Bajangkanlah seorang pradjurit jang gugur selagi bertempur: dia mengorbankan segala jang dipunjainja: dia mengorbankan djiwanja, keluarganja. Mengapa? Agar supaja kita dapat melakukan semuanja ini. Dan siapakah orangnja jang mempunjai kepekaan kemanusiaan, kepekaan seni, jang tidak berpendapat bahwa pengorbanan itu ada harganja? Akan tetapi Revolusi tidak akan menuntut pengorbanan dari djenius-djenius jang kreatip: sebaliknja malah, dia berkata: tudjukanlah semangat mentjiptamu itu untuk kepentingan Revolusi, tanpa rasa takut bahwa karjamu akan rusak, Akan tetapi kalau pada suatu ketika kawan berpendapat bahwa karja pribadi kawan mungkin mendjadi rusak, berkatalah saja kira tidaklah akan sia-sia rasanja kalau saja turut memberikan sumbangan kepada pekerdjaan besar jang ada dihadapan kita semua.

Kami minta kepada para seniman untuk mengembangkan dajatjipta mereka sepenuhnja, kami ingin mentjiptakan keadaan jang ideal bagi dajatjipta para seniman dan para tjendekiawan, sebab kalau kami mentjipta untuk masa jang akan datang, mengapakah kami tidak akan menghendaki sesuatu jang paling baik untuk para seniman dan tjendekiawan sekarang. Kami meminta kemadjuan maksimum demi kepentingan kebudajaan, dan untuk lebih tepat lagi, demi kepentingan Revolusi, sebab Revolusi tidak berarti lain ketjuali itu, lebih banjak kebudajaan dan lebih banjak kesenian.

Kami meminta kepada para tjendekiawan dan para seniman untuk turut serta dalam pekerdjaan jang pada achírnja merupakan pekerdjaan dari generasi ini. Generasi jang akan datang akan lebih baik lagi dari generasi kita, akan tetapi kitalah orangnja jang telah memungkinkan adanja generasi jang lebih baik itu. Kita akan membentuk generasi jang akan datang itu. Kita, orang-orang dari generasi sekarang ini, tidak perduli tua atau muda, berdjanggut atau kelimis. berambut gondrong ataupun gundul, atau berambut putih. Pekerdjaan ini adalah pekerdjaan kita semua. Kita akan berdjuang melawan kebodohan. Kita akan mengobarkan peperangan jang tidak mengenal belas terhadap kebodohan dan kita mengudji sendjata-sendjata kita. Adakah orang jang tidak mau bekerdja sama dalam hal ini ? Adakah hukuman jang lebih besar dari pada kehilangan kepuasan dalam apa jang dikerdjakan oleh orang-orang lain ? Kita telah bitjara tentang kenjataan bahwa kita telah diberkahi hak istimewa. Kita telah beladjar membatja dan menulis disekolah, pergi kesekolah landjutan, keuniversitas, sekurang-kurangnja untuk mendapatkan pendidikan dasar, jang tjukup memungkinkan kita berbuat sesuatu. Dan tidakkah kita dapat menjebur diri kita berhak istimewa dengan hidup ditengah-tengah satu Revolusi? Bukankah kita membatja tentang revolusi-revolusi dengan penuh perhatian? Siapakah jang tidak membatja kisah-kisah Revolusi Perantjis, Revolusi Rusia, dengan penuh gairah? Siapakah jang tidak pernah mimpi untuk menjaksikan sendiri revolusi-revolusi itu? Misalnja, saja merasakan sesuatu dalam diri saja pada waktu saja membatja Perang Kemerdekaan Kuba. Saja merasa menjesal bahwa saja tidak dilahirkan pada masa itu dan tidak mendjadi seorang pedjuang kemerdekaan dan hidup pada masa jang penuh dengan peristiwa kepahlawanan itu. Kita semua telah membatja berita-berita lama tentang Perang Kemerdekaan kita dengan rasa terharu, dan kita merasa iri terhadap para tjendekiawan dan para seniman dan para pedjuang dan para pemimpin pada masa itu. Meskipun demikian, kita telah diberkahi hak istimewa untuk hidup sekarang, untuk menjaksikan sendiri satu revolusi, satu revolusi jang kekuatannja sekarang telah melintasi batas-batas negeri kita, jang pengaruh politik dan moralnja telah membuat imperialisme dibenua ini gemetar dan sempojongan. Dan ini telah membuat Revolusi Kuba mendjadi satu peristiwa paling penting dalam abad ini untuk Amerika Latin, peristiwa paling penting semendjak perang kemerdekaan selama abad kesembilanbelas; sesungguhnja, penjelamatan manusia adalah barang baru, sebab apakah perang kemerdekaan-perang kemerdekaan itu selain penggantian dominasi kolonial oleh dominasi klas-klas penghisap disemua negeri?

Dan kita sudah ditakdirkan untuk hidup pada satu masa jang dihiasi oleh satu peristiwa bersedjarah jang besar. Dapat dikatakan bahwa ini adalah peristiwa bersedjarah kedua jang pernah terdjadi di Amerika Latin selama tiga abad belakangan ini. Dan kita orang-orang Kuba adalah pentjipta-pentjiptanja, jang mengetahui bahwa semakin giat kita bekerdja Revolusi kita semakin merupakan api jang tidak terpadamkan, dan semakin terpanggil untuk memainkan peranan jang tiada taranja dalam sedjarah. Dan kawan-kawan semua, sastrawan-sastrawan dan seniman-seniman telah diberkahi hak istimewa untuk menjaksikan sendiri Revolusi ini; dan satu Revolusi adalah satu peristiwa jang begitu penting dalam sedjarah manusia sehingga tiada sia-sialah bagi seseorang untuk hidup didalamnja sekalipun dia hanja tampil sebagai penonton belaka.

Hal itu djuga merupakan satu hak istimewa. Oleh karenanja mereka jang tidak bisa mengerti semuanja ini, mereka jang membiarkan diri mereka terperangkap, biarlah mereka kebingungan. Mereka jang membiarkan dirinja kebingungan oleh dusta-dusta, adalah orang-orang jang menolak Revolusi. Apakah jang dapat kita katakan mengenai orang-orang jang telah menolak Revolusi itu? Bagaimana kita dapat mengingat mereka tanpa perasaan sedih? Mereka telah meninggalkan negeri ini, jang penuh dengan gelora revolusi, untuk kemudian merangkak kedalam sarang momok imperialis, dimana pengutjapan djiwa tidak mungkin bisa hidup. Mereka telah meninggalkan Revolusi untuk pergi kesana. Mereka lebih senang djadi pelarian dan pengungsi dari tanah. airnja sendiri dari pada tinggal disini sekalipun hanja sebagai penonton sadja, misalnja.

Dan kawan-kawan mempunjai kesempatan untuk mendjalankan peranan jang lebih besar dari pada hanja sekedar mendjadi penonton sadja, untuk mendjadi pentjipta-pentjipta dalam Revolusi, untuk menulis tentangnja, untuk menjatakan pendapat kawan-kawan tentang Revolusi. Dan generasi-generasi jang akan datang, apakah jang akan mereka tanjakan kepada kawan-kawan? Mungkin kawan-kawan akan menghasilkan karja-karja seni jang indah dilihat dari segi teknik, tetapi apabila kawan-kawan bertjeritera kepada generasi jang akan datang, kepada orang jang hidup seratus tahun kemudian, misalnja, tentang seorang sastrawan, seorang tjendekiawan. jang hidup dalam masa Revolusi tapi tidak menggambarkan Revolusi dan tidak turut-serta didalam Revolusi, maka akan sukarlah bagi orang itu untuk dapat pertjaja, karena nanti pada tahun-tahun jang mendatang akan terdapat begitu banjak orang jang ingin melukiskan Revolusi, menulis tentang Revolusi, menjatakan pendapat mereka tentang Revolusi, mengumpulkan bahan dan keterangan untuk mengetahui bagaimana wadjah Revolusi itu, apa jang sudah terdjadi, bagaimana tjara hidup kita biasanja ......... Kami baru-baru ini bertemu dengan seorang perempuan tua jang berumur 108 tahun, jang baru sadja selesai beladjar membatja dan menulis, dan kami mengusulkan kepadanja agar dia menulis sebuah buku, Dia pernah mendiadi budak dan kami ingin tahu bagaimana wadjah dunia dalam pandangannja sebagai seorang budak, apakah kesan-kesannja jang pertama, tentang madjikan-madjikannja tentang budak-budak lainnja. Saja kira perempuan tua ini bisa menulis djauh lebih menarik dari pada setiap orang dari kita mengenai diamannja itu. Dalam waktu satu tahun orang bisa beladjar membatja dan menulis, dan djuga menulis sebuah buku, dan ini pada umur 108 tahun! Hal-hal sematjam ini adalah buah-buah dari Revolusi! Siapakah jang dapat menulis tentang penderitaan seorang budak setjara lebih baik dari pada budak itu, dan siapakah jang dapat menulis tentang masa sekarang setjara lebih baik dari pada kawan-kawan? Dan berapa banjak orang jang tidak mengalami masa sekarang akan mulai menulis dimasa depan, dari diarak djauh, dengan memilih bahan dari tulisan-tulisan jang lain? Dipihak lain, djanganlah kita tergesa-gesa untuk menilai pekerdjaan kita, karena kita akan mendapat penilai-penilai dalam djumlah jang lebih dari tjukup. Apa jang harus kita takuti bukanlah seorang penguasa chajalan ataupun seorang hakim jang kedjam dalam bidang kebudajaan. Takutilah hakim-hakim lain jang djauh lebih kedjam, takutilah hakim-hakim jang akan datang, takutilah generasi-generasi jang akan datang karena kalau segalanja telah dikatakan dan dilakukan, maka mereka itulah jang akan memberikan kata pengbabisan !

Karya ini berada pada domain publik di Indonesia karena penciptanya telah meninggal dunia lebih dari 70 tahun yang lalu atau dipublikasikan pertama kali lebih dari 50 tahun yang lalu. Masa berlaku hak cipta atas karya ini telah berakhir. (Bab IX UU No. 28 Tahun 2014)