Seni Patung Batak dan Nias/Bab 5
BAB V
Kesimpulan dan Saran-saran
- Dari sejumlah hasil pemotretan patung-patung yang diperoleh terdapat empat daerah yang masih lengkap, diantaranya, Batak Toba, Simalungun, Karo dan Nias, sedang daerah-daerah lain seperti Pakpak Dairi dan Batak Agnkola sudah banyak yang punah ditelan oleh zaman.
- Usaha masyarakat sampai saat ini untuk mempertahankan bentuk patung-patung tradisional, hampir sudah tidak ada lagi. Hal ini nyata terlihat dari hasil-hasil baik yang bersifat duplikat oleh pemahat-pemahatnya (menyerupai bentuk aslinya) sudah jarang kita ketemukan.
- Seni patung dan seni ukir yang terdapat di daerah Nias tidak banyak diperoleh, baik yang terdapat pada rumah adat tradisional maupun di alam terbuka, bal ini disebabkan hasil-hasil seni ukir dan seni patung yang diciptakan oleh senimannya menurut perundang-undangan raja adat tidak boleh ditiru oleh orang lain.
- Patung kayu sebagai hasil peninggalan pahatan nenek moyang sudah banyak yang mendekati kehancuran disebabkan kurangnya pemeliharaan. Gejala-gejala kepunahan ini dapat terlihat pada peninggalan-peninggalan yang masih ada yang pada saat ini dijadikan bahan souvenir.
Patung-patung batu (patung-patung peninggalan megalit yang terdapat di daerah Batak Toba dan Nias umumnya dibiarkan begitu saja tanpa pemeliharaan. - Ahli pahat khususnya (pematung) tidak berkembang karena minat untuk memproduksi patung-patung yang sifatnya tradisional tidak begitu menarik. Hal ini disebabkan penghasilan yang diperolehnya tidak seimbang dengan kebutuhannya.
- Dari sejumlah patung-patung yang terdokumenter dapat membuktikan bahwa di daerah Sumatera Utara masih terlibat potensi yang kuat dibidang kebudayaan sebagai unsur kepribadian nasional. Hal ini dapat dirasakan pada pengertian simbolis, dan pengertian magis yang terkandung di dalamnya serta nilai-nilai estetis dari hasil peninggalan patung tradisional yang masih ada.
- Melalui data yang diperoleh sebagian besar masih dalam penaksiran, oleh karenanya sangat sulit untuk menentukan persentase dan lokasi kebudayaan secara umum.
Dari data-data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian, maka perlu disampaikan beberapa saran sebagai berikut:
- Perlu diadakan pembinaan dan pengembangan kebudayaan yang tradisional, Justru hasil kebudayaan tradisional itu bersifat dapat dianggap sebagai unsur kepribadian nasional.
- Untuk melestarikan kebudayaan yang sifatnya tradisional sebagai unsur kepribadian nasional dapat dilakukan dengan cara:
2.1. Memberikan semangat dan rangsangan kepada masyarakat untuk memelihara benda-benda hasil peninggalan kebudayaan nenek moyang.
2.2. Menghidupkan kembali sejauh adanya kemungkinan-kemungkinan bagi daerah-daerah yang masih memungkinkan berkembangnya hasil-hasil kebudayaan tradisional.
2.3. Perlu diadakan pemugaran terhadap patung-patung peninggalan hasil karya nenek moyang yang dianggap bernilai seperti patung kuburan dan patung-patung megalit yang sampai sekarang masih ada ditemukan seperti di daerah Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Pakpak Dairi, Batak Angkola dan Nias.
2.4. Daerah-daerah yang masih mempunyai potensi kebudayaan tradisional perlu di inventarisasi, guna memudahkan kelancaran promosi pariwisata disamping sarana jalan perlu pula diperhatikan. - Guna membina dan mengembangkan kebudayaan tradisional terhadap senimannya perlu disarankan agar dapat memproduksi kembali hasil-hasil patung tradisional sebagai kebutuhan kepariwisataan.
- Adanya sebuah museum dipandang sangat penting; guna mengungkapkan secara visual kekayaan kebudayaan daerah. Di dalam museum itulah dihimpun kembali semua jenis dan nilai-nilai patung tradisional sebagai salah satu cara pengawetan kebudayaan yang artistik itu.
- Untuk merangsang minat para pemahat yang mempunyai keahlian di bidang seni patung tradisional perlu diberikan bimbingan disamping sarana penunjang antara lain modal, alat-alat dan media bahan lainnya.
DAFTAR BACAAN
- Sutjipto Wiryo Suparto. R.M., Prof. Dr. "Bunga Rampai Sejarahah Budaya Indonesia. Jakarta 1964"
- Wojowasito, S., Drs. "Sejarah Kebudayaan Indonesia I, II Jakarta - Yogyakarta 1957."
- Sangti Batara, "Sejarah Batak. Balige, 1977".
- Meuraxa Dada, "Sejarah Kebudayaan Sumatera. Medan, 1974".
- Laude Jean, "The Arts of Black Afrika, University of California Press Berkelay Los Angels London. translated by Jean Decock.
- Arifin Hasan Nul., "Ikhtisar Sejarah Kebudayaan Indonesia Pustaka Antara. Jakarta 1950".
- Tambun, M., "Adat Istiadat Karo, Medan 1966".
- Singarimbun M., "Seribu Perumpamaan Karo 1960".
- Van der Hoop. A. N. J. Tahun a' Tahun., Indonesisch Siermotiven., d/h, Nix & Co, Bandung 1949.
- Turnip. W. A, Drs. "Primitive Art, IKIP Medan 1976.
- Ginting Mordiyan. Drs., Situmorang Oloan, Drs., "Suatu Penelitian terhadap bentuk dan fungsi Seni Topeng tradisionil di daerah Karo. FKSS-IKIP Medanl980 - 1981".
- Koentjaraningrat., "Beberapa pokok Antropologi Sosial, P. T. Dian Rakyat, Pustaka Universitas No. 8, 1977".
- Sudarso SP. MA. ed., "Topeng-topeng Klasik Indonesia, Art Gallery Sini Sano", Yogyakarta 1970.
- Muhtar Bud. Drs., "Beberapa catatan tentang Patung Primitif" Seni Rupa ITB, 1981.
- Read Herbert. "The meaning of Art" Penguin Book Tahun 1959.
- Manurung. J. Drs. "Dektat Apresiasi Seni" IKIP Medan 1976.
Lampiran I
CURRICULUM VITAE
Na m a | : | Muhammad Saleh. |
Tanggal/tempat lahir | : | 12-10-1936, Serang Jawa Barat. |
Pendidikan | : | Sarjana Muda Jurusan Seni Rupa. |
Kegiatan:
A. Bidang Kesenian
1952 - 1959 | : | - Aktif di bidang drama, disamping sebagai aktor juga sebagai penulis naskah drama RRI di Medan. |
Prestasi yang dicapai | : | - Peran pembantu utama terbaik Festival Drama Pertama Tingkat Propinsi Sumatra Utara. - Pemenang deklamator pertama berturut-turuttahun 1955, 1956, 1957, 1958, tingkat Sumatra Utara. |
Pengalaman:
1955 sampai dengan 1957 | : | - Aktif dibidang musik kroncong dan hiburan. |
1956 sampai dengan sekarang | : | - Aktip dibidang Seni Rupa. - 1956 Pameran lukisan tunggal pada sekolah Guru B di Pancur Batu. |
- Pameran lukisan bersama Seniman Medan, pembukaan Jakarta Fair I di Jakarta. - 1973 Membuat tugu Perjuangan di Padang Sidempuan. - 1975 Membuat patung Dr. F.L. Tobing di Sibolga. - 1976 Pameran lukisan bersama di Jakarta, Penyelenggara Direktor Pembinaan Kesenian Jakarta. - Pameran lukisan 3 Kota. Medan, Padang, Palembang di Medan. - Pameran bersama delapan Propinsi di Palembang. - 1981 Juara II lomba lukis antar seniman se Sumatra Utara. |
B. Karya Tulis.
1. Mari berkarya (Diktat) | : | Bahan penataran guru-guru SLTP/ SLTA se Sumatra Utara. Bimbingan Teori dan Praktek bid. studi Kesenian sub. bid. studi Seni Rupa SLTP/ SLTA (2 jilid). |
2. Melola hasil alam sekitar (Diktat) | : | Bahan penataran guru SD se Sumatra Utara, Bimbingan Teory & Praktek Keterampilan kerajinan untuk SD. |
3. Seni Rupa (buku) | : | Bahan pelajaran Sub. Bidang studi Seni Rupa untuk SLTA (2 jilid). |
4. Kerajinan Bambu (buku) | : | Bahan pelajaran keterampilan untuk SLTP & SLTA. |
5. Peranan Seni Rupa didalam "Penghijauan Kota" (Kertas Kerja) | : | Bahan Seminar pada Fakultas Pertanian USU di Medan (mendapat piagam penghargaan). |
6. Perkembangan Seni Rupa anak di Sumatra Utara (kertas kerja) | : | Bahan ceramah di Jakarta. |
7. Seni Patung (Diktat) | : | Bahan penataran Kasi Kebudayaan se Sumatra Utara. |
8. Seni Keramik (Diktat) | : | Bahan penataran Penilik Kebudayaan se Sumatra Utara. |
9. Seni Kerajinan (Diktat) | : | i d e m. |
10. Seni Patung Nias (Kertas Kerja) | : | Bahan Ceramah Studi Perbandingan Seni Patung Kerakyatan (primitif) di Jakarta. |
11. "Seni Rupa Anak-Anak" | : | Bahan Ceramah Studi perbandingan. Perkembangan Seni Rupa anak-anak se daerah Sumatera Utara di Sumatra Utara. |
12. Ragam hias Karo ditengah-tengah ragam hias Indonesia (Paper) | : | Bahan Senimar Seniman Seni Rupa Sumatra Utara Penyelenggara Bid. Kesenian Kanwil Dep. P & K Sumatra Utara. |