Surat-Surat Raja Ali Haji Kepada Von de Wall

Surat-Surat Raja Ali Haji Kepada Von de Wall
oleh Raja Ali Haji

1. Dated Rabiulakhir 1275 (i.e., 8 November to 6 December 1858)

Qaula l-haqq

Alhamdulillah wa al syukur Allah.

Kemudian kita menerima kasihlah yang amat banyak kepada sahabat kita yang sebenarnya tolan kita yang boleh menerangkan kebenaran kita seperti lepaslah keaiban kita dan kemaluan kita.

Syahdan yang kita pegang selama2 ini, biarlah kita jadi orang miskin atau jadi orang kecil, asalkan jangan kita cacat kepada agama atau nama. Karena apabila orang2 tiada memeliharakan yang dua perkara itu, tiada guna panjang umur di dalam dunia karena sama juga dengan binatang.

Itulah siang malam kita pinta kepada Allah Taala kita hidup dengan kesempurnaan yang kita sudah selama2nya mengetahui yang orang2 yang dialahkan dengan sebab bughat itu haram badannya diperhamba atau hartanya diambil jikalau satu jarum sekalipun, melainkan barang yang binasa di dalam peperangan itu, tiadalah harus diganti.

Inilah tersebut di dalam kitab2. Nanti kita tunjukkan kepada sahabat kita tentang hukuman bughat di dalam kitab yang sahabat kita suruh pakai kepada kita itu. Apalagi kitab Arab, maka yaitu terlalu banyak serta dengan keras larangannya tentang perkara itu.

Syahdan dari sebab inilah kita takut akan orang yang fasik2 yang tiada takut akan Allah Taala barangkali ada kepada tangannya anak bini orang yang belum lepas idahnya atau dengan tiada rida dirinya dicabulinya, diperbuatnya tidak ketahuan. Maklumlah sahabat kita orang yang jahil2. Jadi pekerjaan itu zalim, memberi cedera kepada ugama dan kepada negeri. Maka sebab itulah kita beri ingatan kepada orang2 itu dengan surat yang sedikit itu, karena pekerjaan mengingatkan orang wajib kepada kita. Hendakpun kita aturkan bini2 orang begini2 dan anak yang kecil2 begini2, itu tiada sekali2 kita berani karena pekerjaan itu tuan residen dengan Yang Dipertuan. Tiadalah kita boleh campur di situ. Inilah yang kita pegang adanya.

Maktub Rabiulakhir sanah 1275

(The letter is addressed on side four as follows: 'alamat surat kepada sahabat kita tuan van de Wal asisten residen'.)

2. Dated 17 Safar 1287 H (19 May 1870)

Qaula l-haqq

Salam yang dipesertakan beberapa hormat kepada paduka sahabat kita tuan van de Wal.

Syahdan adalah kita memaklumkan daripada kitab Syarh al-K'fia ada yang sudah diterjemahkan dengan bahasa Melayu, akan tetapi pada pikiran kita, jika benar kepada paduka sahabat kita, biar habis Syajarah Melayu disurat oleh Raja Ismail itu. Nanti boleh dipindahkan daripada menyurat syajarah itu kepada Syarh al-K'fia pula, sebab syajarah sudah separuh, tiada berapa lagi habislah. Sebab dia menyurat pun bukannya satu sahaja, disambilkan pula menyurat salinan kamus yang kita perbuat itu, ia juga menyurat. Syahdan empat lima hari ini terhenti menyurat bab al-Kaf, sebab kita lagi menambah2 pada yang tertinggal2 itu, disusup mana2 yang tinggal itu pada kotak2 nya. Pagi ini dapat satu pula bahasa tertinggal pada bab al-Pa, yaitu bahasa panndun, yakni 'satu kelamin daripada hewan sama ada manusia atau hewan adanya'. Inilah kita kirimkan boleh paduka sahabat kita lihat sebentar syajarah, kemudian kirimkan kembali supaya segera disudahkan.

Dan lagi bila2 paduka sahabat kita senang kita hendak datang menentukan kitab2 yang akan dipesankan di Mesir itu adanya. Intih'.

Tersurat pada 17 bulan Safar sanat 1287

Raja Ali Haji

(N.B. At the top of the letter the word 'panndun' is written in Jawi, and in the right-hand margin, near the underlined word 'keiurnin', the words 'iuki bini'.)

3. Dated 4 Jumadilakhir 1287 H (1 September 1870)

Qaula l-haqq

Salam yang dipesertakan dengan hormat kepada paduka sahabat kita tuan van de Wal.

Syahdan adalah kita menyatakan kepada paduka sahabat kita pasal daripada perkara kamus tentang daripada bahasa 'galur', adakah sudah terbuat atau belum. Coba periksa pada bab al-Kaf awalnya, akhirnya Ra, kita lupa. Jikalau belum ada kita kirimkan, boleh dibuat karena bahasa 'galur' lagi tengah mufassarnya yang am manfaatnya. Sebab itu kita panjang dua hari lagi habislah. Apabila habis kita bawa kepada paduka sahabat kita.

Syahdan yang kita pun tahu juga yang maksud paduka bukannya perkara mufassar, hanyalah dikehendaki paduka sahabat itu hanyalah bahasa maknacmufrad jua. Maka sudah jugalah ia makna mufrad. Adapun makna mufassar pada kamus yang dicadangkan khas pada orang2 Melayu jua adanya.

Dan lagi ini ada kita kirimkan syair karangan saudara kita Raja Daud, yaitu syair Siarah Said Qasim tatkala ia mengerjakan gubernemen. Adalah ia minta buatkan kepada saudara kita itu akan kisah dia tatkala ia mengerjakan gubernemen, serta dikirimkannya segala perjalanan kelakuannya pada masa ia bekerja pekerjaan gubernemen, minta syairkan. Maka disyairkan oleh saudara kita itu Daud, sudah dua. Yang satu dikirimkanlah kepadanya, yang satu inilah kita hadiahkan kepada paduka sahabat kita adanya. Boleh dibaca2 permainan.

Syahdan lagi yang kita pada bulan ini adalah di dalam hal sedikit susah hendak melepaskan khitan anak kita itu Husin. Jadi kita di dalam sehari dua ini bimbanglah dengan pekerjaan membuat2 bangsal2 buruk dan lainnya daripada tempat makan2 lebai2. Buruk tiadalah dengan sepertinya, sekedarkan melepaskan yang fardu jua adanya. Sebab kita terlalu picik daripada rezeki, bukannya seperti yang telah lalu. Daripada tahun yang lepas2 ada juga yang lebih-lebih sedikit daripada hajat yang diambil daripada pulau2 Karimun dan Kundur. Sekarang yang dua2 pulau itu sudah kurang semuanya, tiada jadi lagi timahnya dan lainnya adanya. Intih'.

Tersurat pada 4 bulan Jumadilakhir sanah 1287

Raja Ali Haji

4. Dated 18 Muharam 1288 H (9 April 187 1)

Qaula l-haqq

Salam kepada paduka sahabat kita tuan van de Wal.

Syahdan kita dapat khabar kepada Datuk semalam, yang paduka sahabat kita akan berangkat ke Betawi kepada mil ini, lamanya dua tahun karena berobat. Jadi jika kita tiada uzur, petang2 sekarang atau esok kita berjumpa paduka sahabat kita jua. Pagi ini kita hendak pergi mengambil anak2 kita di Pengujan dibawa di Penyengat sebab demam. Dan air terlalu kering, jadi terhenti kita sebentar menantikan pukul sepuluh menurunkan sekoci, baharu dapat air adanya.

Syahdan suatupun tiada burhan al-hayat hanyalah doa bil'ajihi 'alaina ji Ead al-laila wa n-nahar amin.

Tersurat 18 bulan al-Muharam sanah 1288

Raja Ali Haji

http://www.rajaalihaji.com/en/article.php?a=Ni9v=